Hello readers
Tahun 2014 sudah memasuki bulan kedua. Tanpa terasa, bulan Januari telah
pergi meninggalkan kita semua. Tetapi, akhir Januari yang sekaligus menjadi
Tahun Baru China kemarin menyisakan kejutan untuk kita semua. Bukan soal
banjir, Gunung Sinabung, tanah longsor di Jombang, mayat wanita di dalam Nissan
March atau berita terngehits lainnya
di Januari kemarin.
Ada peristiwa penting yang
benar-benar terjadi pada 31 Januari 2014 kemarin. Peristiwa yang saya temukan
pada TL twitter ketika nyawa masih
setengah terkumpul dari nyenyaknya tidur siang.
GITA WIRJAWAN MENGUNDURKAN DIRI
DARI JABATANNYA SEBAGAI MENTERI PERDAGANGAN. Bukan karena menyandang status
tersangka korupsi, seperti Andi Malarangeng. Bukan juga karena mau fokus pada
studinya, seperti Morgan yang keluar dari Sm*sh. Tetapi, ada kaitannya juga
sih. Menyoal fokus.
Kabarnya Pak Gita ini ingin
fokus untuk memenangkan konvensi Partai Demokrat. Seperti yang sudah sangat
gencar diperbincangkan, kalau Pak Gita ini masuk dalam peserta konvensi Partai
Demokrat.
Sungguh sangat nggak nyangka
kalau Pak Gita ini jatuh cinta beneran dengan dunia politik. Melihat sepak
terjangnya yang berawal dari Ketua BKPM (Badan Koordinasi Pasar Modal), lalu
Menteri Perdagangan pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, sama sekali tidak
ada jejak politik yang disentuhnya. (atau mungkin saya kurang info, bisa kasih
tambahan ya readers ke saya, mention aja)
Lalu, hanya karena sebuah
konvensi, Pak Gita benar-benar meletakkan baju Menteri Perdagangannya. Apa
namanya kalau bukan jatuh cinta ?
Honestly, saya sangat kecewa
dengan pengunduran diri ini. Jelas saja. Ada banyak PR yang seharusnya masih
diselesaikan Pak Gita sebagai Menteri. Belum lagi, pastinya ada prokernya yang
baru setengah jalan atau belum jalan sama sekali. Lalu, mau dititahkan kepada
siapa semua itu ? Wakil Menterinya ? Atau cari Menteri Baru di sisa 7 bulan
pemerintahan Indonesia Bersatu Jilid II ini ?
Memang, ada juga yang mengapresiasi mundurnya Pak Gita ini. Alasannya
tentu saja agar fokus, pikirannya tidak terbagi antara mengurusi rakyat dengan
mencari jurus jitu memenangkan konvensi. Bahkan, aksi pengunduran diri ini juga
diharapkan menjadi contoh bagi Menteri lain yang memiliki jabatan sebgai Ketua
Partai atau yang juga ikut konvensi Partai Demokrat.
Tetapi, bisa kita bayangkan kalau Suryadharma Ali, Muhaimin Iskandar,
Dahlan Iskan, Hatta Rajasa serentak ikut mengundurkan diri sebagai menteri.
Mereka semua fokus mencari siasat untuk memenangkan diri menjadi Presiden
negeri ini atau paling tidak membawa partainya menuju kursi Senayan. Apa yang
akan terjadi ?
Bukan saya tidak setuju mereka mengundurkan diri. Saya tidak setuju
mengapa yang mengisi posisi menteri adalah Ketua Partai. Mereka yang notabene
akan sangat riweuh mempersiapkan
Pemilu tahun ini. Padahal di sisi lain, menurut saya di sisa waktu kepemimpinan
mereka di Kementrian masing-masing
harusnya dipergunakan sebaik mungkin menyelesaikan apa yang telah
menjadi PR. Karena merupakan detik-detik terakhir, seharusnya mereka memberikan
yang terbaik untuk bangsa ini.
Bukankah, pada umumnya jika waktu yang kita miliki hanya tersisa sedikit,
kita akan melakukan hal terbaik untuk dikenang ? Saya juga tidak setuju mengapa
Konvensi Partai Demokrat harus mengundang salah satu Menteri, yaitu Pak Dahlan
Iskan.
Pada akhirnya, saya hanya bisa setuju atau tidak setuju. Karena toh
politik itu memang diperlukan. Meski sesungguhnya, menurut saya terkadang
politik merusak dan menghalangi keberlangsungan perekonomian. Sudahlah, kita
izinkan Pak Gita jatuh cinta pada politik dan mencari jurus jitu menang
konvensi.
Dari awal, saya seungguhnya tidak merestui dia jadi Menteri Perdagangan.
Saya kecewa saat Pak SBY menggantikan Ibu Mari Elka Pangestu dengan Pak
Gita—yang kata teman saya paling ganteng di kabinet.
Sekian. Terima kasih atas waktunya
0 comments:
Post a Comment