December 17, 2016

Curhatan 2016


Ini sungguh perjalanan yang mengantarkan saya pada sebuah ‘kehidupan’

Kalimat di atas bagian dari #throwback2015 saya, dan di 2016 ini saya telah benar-benar memasuki kehidupan. The real life. Kehidupan sesungguhnya saat kamu tak lagi mengenakan seragam (sekolah) ataupun status (mahasiswa/kuliah). Ya, 2016 ini saya sungguh menerjemahkan kalau apa yang saya jalani adalah sungguh menjadi manusia dan memulainya.

After #throwback2015 via buku harian, saya menemukan banyak luapan emosi yang lebih serius di awal tahun daripada perasaan menye-menye yang hobi saya curhatin zaman SMA atau kuliah. Mostly tentang kerjaan. Bertemu dengan teman baru dari dunia kerja juga menghadirkan kisah baru bagi saya, ajaibnya saya menemukan kecocokan dan seakan telah mengenal sejak lama pada salah satunya. Bahasa sederhananya adalah klik.

Soal keputusan dan pembelajaran adalah hal besar yang terjadi dalam hidup saya di 2016 ini. Tentang bagaimana kita menggantungkan kepercayaan kepada diri sendiri atas keputusan yang kita ambil, bukan pada keputusan orang lain agar dapat menyalahkan pada nantinya. Dan apapun keputusan yang telah kamu putuskan, tak pernah membuatnya baik untuk menghadirkan kata “kalau saja saya…”

2016 dan Perubahan
Perubahan itu sudah pasti ada, bahkan rasanya terasa besar di tahun ini. Hal ini dikarenakan sudah menasbihkan diri sepenuhnya jadi karyawan full time, maka jadwal bangun tidur hingga pergi tidur di kala weekday seakan menjadi ritme. Imbasnya ke weekend yang sangat berharga digunakan untuk berisitirahat atau bertemu dengan orang yang menjadi prioritas saya. Imbasnya terlihat dengan postingan blog yang sangat menurun drastis. Mostly postingan tahun ini tentang review, baik film, lagu, buku atau juga tempat makan oke.

Perubahan dalam diri saya yang paling saya rasakan adalah kemuakan dengan media. Katakanlah apatis dengan politik dibanding dengan seorang saya di 2-3 tahun lalu dihitung mundur. Dan mulai jenuhnya dengan sosial media. Ya, saya sendiri tidak percaya akan sampai di titik ini. Titik jenuh dengan sosial media yang dihadapi oleh seorang social media freak hahaa. That’s a life, reader. Kamu benar-benar menemukannya ketika telah meningalkan bangku bernama pendidikan dan melebur sesungguhnya bersama masyarakat. Rasanya merindukan teman-temanmu dan kehidupan di dalamnya pada hari-hari yang melelahkan dan sepi.

2016 dan Kehidupan
Makna kehidupan dan semangat itu saya temukan justru dari orang-orang di sekitar, khususnya teman dekat atau saudara. Saat bersilaturahim dan mendengarkan ceritanya, saya selalu merasa bersyukur dengan hidup yang Tuhan hadiahkan saya di saat ini. Tidak jarang juga merasa malu atas apa yang saya sikapi dengan hidup ini. Banyak hal yang diajarkan oleh orang yang saya temui tentang kehidupan, tanpa sepengetahuan mereka. Dan berkali lipat syukur adalah berkah yang Tuhan berikan dalam bentuk orang tua saya saat ini.


Aah 2016 ini ternyata akan benar-benar berakhir. Rasanya begitu cepat, mungkin karena tidak banyak menorehkan banyak postingan di rumah kedua ini. Yang pasti, kehidupan itu akan memasuki rimbanya di 2017 nanti. Entah kenapa saya meyakini hal itu.

Bye, 2016 !


Kamu yang Sebatas Punggung




Hari itu tidak ada pelangi
Juga bukan baju warna warni yang aku atau kamu kenakan
Hanya hitam dan hijau
Hari itu tidak ada hujan yang genangannnya tak pernah gagal mengantarkan kenangan
Hari itu hanya ada kamu dengan punggung kokohmu yang membisu menatapku
Tak ada pertemuan bola mata, apalagi tegur sapa
Hari itu hanya aku yang berbicara dengan sepi saat melihatmu
Tapi kamu tak pernah gagal mengantarkan energi positif dalam sunyi
Menumbuhkan kebun bunga dalam hatiku
Membentuk lengkungan senyum di setiap waktu
Kamu yang hanya sebatas punggung kokoh yang membisu
Tak pernah gagal mengirimkan energi positif untukku
Kamu yang hanya sebatas punggung kokoh yang membisu

Bisakah kita bertemu dan bertegur sapa ?


© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis