Ini sungguh perjalanan yang mengantarkan saya pada sebuah ‘kehidupan’
Kalimat
di atas bagian dari #throwback2015 saya, dan di 2016 ini saya telah benar-benar
memasuki kehidupan. The real life.
Kehidupan sesungguhnya saat kamu tak lagi mengenakan seragam (sekolah) ataupun
status (mahasiswa/kuliah). Ya, 2016 ini saya sungguh menerjemahkan kalau apa
yang saya jalani adalah sungguh menjadi manusia dan memulainya.
After #throwback2015 via buku harian,
saya menemukan banyak luapan emosi yang lebih serius di awal tahun daripada
perasaan menye-menye yang hobi saya curhatin zaman SMA atau kuliah. Mostly tentang kerjaan. Bertemu dengan
teman baru dari dunia kerja juga menghadirkan kisah baru bagi saya, ajaibnya
saya menemukan kecocokan dan seakan telah mengenal sejak lama pada salah
satunya. Bahasa sederhananya adalah klik.
Soal
keputusan dan pembelajaran adalah hal besar yang terjadi dalam hidup saya di
2016 ini. Tentang bagaimana kita menggantungkan kepercayaan kepada diri sendiri
atas keputusan yang kita ambil, bukan pada keputusan orang lain agar dapat
menyalahkan pada nantinya. Dan apapun keputusan yang telah kamu putuskan, tak
pernah membuatnya baik untuk menghadirkan kata “kalau saja saya…”
2016 dan Perubahan
Perubahan
itu sudah pasti ada, bahkan rasanya terasa besar di tahun ini. Hal ini
dikarenakan sudah menasbihkan diri sepenuhnya jadi karyawan full time, maka jadwal bangun tidur
hingga pergi tidur di kala weekday
seakan menjadi ritme. Imbasnya ke weekend
yang sangat berharga digunakan untuk berisitirahat atau bertemu dengan orang
yang menjadi prioritas saya. Imbasnya terlihat dengan postingan blog yang sangat
menurun drastis. Mostly postingan
tahun ini tentang review, baik film,
lagu, buku atau juga tempat makan oke.
Perubahan
dalam diri saya yang paling saya rasakan adalah kemuakan dengan media.
Katakanlah apatis dengan politik dibanding dengan seorang saya di 2-3 tahun
lalu dihitung mundur. Dan mulai jenuhnya dengan sosial media. Ya, saya sendiri
tidak percaya akan sampai di titik ini. Titik jenuh dengan sosial media yang
dihadapi oleh seorang social media freak
hahaa. That’s a life, reader. Kamu
benar-benar menemukannya ketika telah meningalkan bangku bernama pendidikan dan
melebur sesungguhnya bersama masyarakat. Rasanya merindukan teman-temanmu dan
kehidupan di dalamnya pada hari-hari yang melelahkan dan sepi.
2016 dan Kehidupan
Makna
kehidupan dan semangat itu saya temukan justru dari orang-orang di sekitar,
khususnya teman dekat atau saudara. Saat bersilaturahim dan mendengarkan
ceritanya, saya selalu merasa bersyukur dengan hidup yang Tuhan hadiahkan saya
di saat ini. Tidak jarang juga merasa malu atas apa yang saya sikapi dengan
hidup ini. Banyak hal yang diajarkan oleh orang yang saya temui tentang
kehidupan, tanpa sepengetahuan mereka. Dan berkali lipat syukur adalah berkah
yang Tuhan berikan dalam bentuk orang tua saya saat ini.
Aah
2016 ini ternyata akan benar-benar berakhir. Rasanya begitu cepat, mungkin
karena tidak banyak menorehkan banyak postingan di rumah kedua ini. Yang pasti,
kehidupan itu akan memasuki rimbanya di 2017 nanti. Entah kenapa saya meyakini
hal itu.
Bye,
2016 !
0 comments:
Post a Comment