July 30, 2015

Di Balik 'Masak-Masakan'


Ada 3 hal yang pernah saya khawatirkan apakah saya mampu melakukannya, yaitu naik motor, menelan obat dalam bentuk tablet atau kapsul dan yang terakhir adalah memasak. Honestly, saya nggak pernah punya inisiatif untuk masak yang datangnya dari diri saya sendiri.

Mungkin pernah sekali, saat itu ketika main ke rumah @parwatiradini, Saya disuguhkan donat yang dibentuk ala yakitori gitu. Dan Radini bilang itu buatannya. Radini ini memang jago masak.

Pulang dari rumahnya, saya excited pengen bikin donat. Setelah bahan-bahan siap, mulailah membuat donat dengan cara googling plus dibantu nyokap hampir 70%. Jadi kesannya nyokap yang masak, karena doi yang kebanyakan ambil alih. Yaah maklum, namanya juga pertama kali mau terjun ke dapur dengan inisiatif dan excited tingkat dewa, jadi mungkin nyokap khawatir kalau dapurnya kenapa napa atau saya nya yang kenapa-napa. Alhasil, donatnya nggak berhasil alias totally failed. Feel saya juga jadi kurang greget untuk masak.

Kejadian itu sekitar 1 atau 2 tahun lalu (lupa tepatnya). Pokoknya, sejak itu, saya kembali menjadi Fitria yang emang Wardani, yaitu nggak bisa masak. Nggak mau masak dan nggak ada niatan untuk bisa masak. Dan menambahkan criteria list of my future husband harus bisa masak. Hahha (*devil laugh*).

Tetapi setelah first lesson of cooking class macaroni cheese beberapa waktu lalu berhasil membuat saya excited untuk membuat macaroni cheese selanjutnya. Tapi, adik perempuan saya pernah berkelakar yang selalu membuat saya tertawa jika mengingatnya. Dia bilang, “Mbak udah bisa bikin macaroni keju. Tapi jangan setiap hari selama seminggu keluarga ini dimasakin macaroni keju. Nanti bisa muntah.”

Well, dan kelakar adik saya itulah yang membuat saya menjadi makin excited untuk ingin mencoba masak yang berbahan dasar gampang-gampang aja dulu. Seenggaknya niatan itu sudah ada dalam diri saya, hihiii. Semoga api excitednya dapat terus menyala. Kalau ditanya kenapa excited untuk masaknya baru saat saat ini, mungkin karena jenuh dan males banget buat ngerjain ya you knowlah –sesuatu yang tidak boleh disebutkan karena dapat membuat galau berkepanjangan dan mules tak berkesudahan serta sedih tak berujung.

Baiklah next postingan kalau sudah ada menu baru yang dapat saya buat, akan saya bagi di sini. Terima kasih sudah membaca.






Ps : kalau ada yang nanya, criteria list of my future husband nya berubah dong ? Jawabannya adalah nggak, tetapi dengan tanda bintang. Jadi, harus tetap bisa masak. Kalau nggak bisa masak, yaa boleh aja asal lidahnya mau menerima hasil karya masakan dari cewek yang pernah nggak punya niat untuk bisa masak.

July 29, 2015

Macaroni Cheese



“Ipiiit…besok maunya di rumah lo atau ke rumah gue ? Kalo ke rumah gue, main masak-masakan haha”

Sebaris pesan itu datang tepat seminggu yang lalu, dari @fiirafanii, teman SMA dan teman #IRFan bareng. Beberapa bulan sebelumnya, dia memang lagi hobi masak. Terbukti dari hobi ngupload foto-foto makanannya di akun instagramnya.

Sounds unique sih “main masak-masakan.” Pada zamannya (zaman saya maksudnya) main masak-masakan adalah memetik daun di pinggir jalan kemudian menumbuknya, dicampur air dan bunga-bunga lain. Tapi ‘main masak-masakan’ yang satu ini sudah tidak mungkin yang demikian karena bukan lagi zamannya.

Akhirnya saya dan @nectarps (teman SMA juga) ke rumah Safirah di suatu Jumat yang terik. Berbekal buku resep gratisan yang saya dapat dari #IIBF2014, kami memilih menu apa yang bisa kita gunakan untuk bermain ‘masak-masakan’. Pilihan jatuh pada Surabi Saus Cempedak. Alasannya karena tingkat kesulitan yang mudah.

Nah sebelum in action, kita belanja dulu. Eits, tapi belanjanya bukan metik-metik daun di pinggir jalan sambil bawa keranjang. Belanja kali ini tentu saja beneran belanja ke supermarket dekat rumah Safirah—yang lambangnya mirip Singa itu lho.

Saat sibuk berbelanja di supermarket, tiba-tiba mata kita tertumpuk pada pasta dan memutuskan untuk membuat macaroni cheese dengan resep dari mbah google. Resep dari mbah google itu Nectar yang browsing, jadi alamat pastinya saya kurang tau. Yang jelas, saya masih cukup mengingat dengan baik bahan-bahan dan cara membuat macaroni cheese ala google itu. Saking ingat dan excitednya, saya mencoba membuatnya sendiri di rumah pada Sabtu sorenya dan berhasil. Berikut  bahan dan cara buat macaroni cheese versi kami ya :
Bahan-bahan :
  • 250 gr macaroni
  • 50 gr keju parut
  • 250 ml susu segar
  • ½ bawang Bombay
  • 2 potong sosis
  • 1 sachet kornet
  • 2 sdm minyak goreng
  • 2 sdm mentega


Cara membuat :
  • 1.       Rebus macaroni di dalam air yang mendidih dan masukkan 2 sdm minyak goreng hingga macaroni matang (10-15 menit)
  • 2.       Sambil menunggu macaroni yang sedang direbus, kita dapat menyiapkan hal lain. Seperti potong sosis dan bawang Bombay sesuai selera.
  • 3.       Setelah macaroni sudah siap, angkat dan tiriskan.
  • 4.       Panaskan mentega dan bawang Bombay. Setelah bawang kecoklatan, masukan susu, keju, sosis dan kornet perlahan lahan sambil terus diaduk.
  • 5.       Tuangkan macaroni yang sudah direbus ke dalam campuran sebelumnya.
  • 6.       Aduk hingga macaroni menyatu dengan bumbu tersebut.
  • 7.       Setelah dirasa cukup, matikan kompor dan macaroni cheese dapat disajikan di atas piring.

Mcaroni Cheese made by us (Fitria, Safirah and Nectar)



Nah mudah bukan cara membuat ? karena kalau tidak mudah, mana mungkin saya langsung excited untuk mencoba membuatnya sendiri di rumah bersama adik saya. Oiya, resep macaroni cheese di atas bisa disajikan untuk 3-5 piring medium lho.

Faktor perut yang sudah berdemo, maka untuk macaroni cheese buatan saya sendiri bersama adik nggak ada fotonya. Sekali lagi saking excited ingin mengetahui rasa makanan buatan sendiri. Hehe. Jadi males untuk foto-foto gitu. Kalau kamu mau coba buat, tips tambahannya boleh ditambahkan lada atau garam dan langsung tuangkan macaroni ke adonan bumbu, jangan menunggu terlalu lama karena akan menjadikan lengket.

Selamat mencoba !


Ps : Ohiya, kalau ada yang nanya kita jadi buat surabi atau nggak ? Jawabannya jadi tapi setengah berhasil gitu. Story dan recipe nya akan dishare pada postingan lain ya


July 25, 2015

Surat untuk Ramadhan



Ramadhan, terima kasih telah datang kembali
Membiarkanku mengabdi dan memaknai
Ramadhan, terima kasih telah datang kembali
Menyiram cahaya dan keindahanmu padaku serta orang tersayang
Ramadhan yang kusayang, mengapa rasanya hanya sebentar kau datang
Benarkah kau harus bergegas pergi meninggalkan kami esok hari?
Ramadhan, aku akan menunggumu kembali dan memeperbaiki Ramadhanku kali ini
Ramadhan, terima kasih dan kutunggu kau kembali



16 Juli 2015

Ramadhan, Maaf







Hai, Ramadhan
Oh tidak ! kamu sudah berlalu sekitar 30 menit yang lalu
Maaf, tidak menyapamu selama kau hadir dan mengisi keceriaan semua orang
Maaf, tidak memaknaimu dan tidak memperkaya ibadahku
Aku belum menang bahkan hanya membiarkanmu lewat begitu ssaja
Aku lemah pada kehadiranmu kali ini. Aku kalah
Dan entah apakah engkau akan kembali lagi di tahun yang akan datang
Mengisi keceriaan dan kelengkapan bersama orang-orang yang kusayang
Ramadhan, maaf kali ini aku kalah
Maaf, kali ini aku lemah
Maaf, bisakah kau datang di tahun yang akan datang ?
Ramadhan, maaf…

28 Juli 2014

00.50

July 20, 2015

Pengingat





Pengingat
(Kunto Aji ft Barry Likumahua)



lepaskanlah beban pikiranmu
dengarkan hatimu

kita bukanlah buah
yang terjatuh dekat pohonnya
cita-cita adalah benih
yang terbawa angin samudera

realita membawamu jatuh ke bawah
tapi ingat-ingatlah, ingat-ingatlah

bila mimpi tak sejalan dengan apa yang kau tuju
tak sesuai dengan apa yang kau mau
lepaskanlah beban pikiranmu, dengarkan hatimu

dunia ini lebih luas dari ruang kelas

ingatlah mimpimu yang kau kejar dulu
jangan layu, jangan kau ragu-ragu sekarang
ingatlah mimpimu yang kau kejar dulu
jangan layu, jangan kau ragu-ragu sekarang

ingatlah mimpimu yang kau kejar dulu
jangan layu, jangan kau ragu-ragu sekarang
ingatlah mimpimu yang kau kejar dulu
jangan layu, jangan kau ragu-ragu (ragu-ragu)

bila mimpi tak sejalan dengan apa yang kau tuju
tak sesuai dengan apa yang kau mau
lepaskanlah beban pikiranmu, dengarkan hatimu

bila mimpi tak sejalan dengan apa yang kau tuju
tak sesuai dengan apa yang kau mau
lepaskanlah beban pikiranmu, dengarkan hatimu

bila mimpi tak sejalan dengan apa yang kau tuju
tak sesuai dengan apa yang kau mau ooh
lepaskanlah beban pikiranmu, dengarkan hatimu, dengarkan hatimu

July 14, 2015

Perubahan





How many special people change
How many lives are living strange ?
Cause everybody's changing
And I don't feel right

Kutipan lirik di atas sesungguhnya datang dari 2 lagu yang berbeda, dari 2 orang yang berbeda pula. Champagne Supernova by Oasis dan Everybody’s Changing dari Keane. Potongan lirik yang saya ambil memang sengaja tentang perubahan. Akhir-akhir ini seperti sedang tidak menerima sebuah perubahan dari orang lain.

Padahal, waktukan terus saja berputar (seperti postingan ini) Setiap orang pasti berubah. Kemudian saya menyadari sebuah kesalahan. Apa itu ? saya terlalu sibuk dengan pertanyaan ‘mengapa, apa dan bagaimana?’ atas perubahan setiap orang. Tetapi, saya lupa saya juga berubah.

Saat menemukan fakta kalau salah satu teman dekat saya di masa lalu telah berubah, saya sibuk merenunginya sendiri. Menghakimi dalam diri kalau dia berubah ke arah yang lebih buruk. Menatap sedih pada tiap kenangan yang pernah tercipta diantara kita. Overthinking dan rindu hingga terbawa mimpi. Saya terlalu naif atau bahkan sok suci.

Nyatanya. Dia berubah dan merasa bahagia, even dalam kacamata saya dia berubah ke arah yang nggak baik. Kacamata apa ? Kacamata norma dan prinsip kalau merokok itu nggak bagus untuk siapapun, baik wanita dan pria.

Iya, sepertinya saya terlau sibuk mengurusi hal itu meski hanya dalam pikiran saya sendiri. Saya lupa dan bertindak sok suci, sok paling benarlah. Padahal, saya sendiri seakan berada di ambang kehancuran. Saya berubah ke arah yang nggak baik juga nyatanya.

Saya menjadi pribadi yang jauh lebih buruk dari saya yang pernah ada di dalamnya. Saya menyadarinya dan pikiran saya terus mengajaknya untuk berubah. Tapi nyatanya tidak semudah itu, kadang pikiran saya terbelah dan tidak memberi kesembuhan untuk sebuah perubahan.

Kadang saya bertanya “hidup apa yang sedang saya jalani dan untuk siapa saya dedikasikan ini? Mengapa terasa hambar dan tak seberapi-api di 2 atau 3 tahun lalu.”


Saya yang paling tahu mengapa tapi saya juga yang paling sering mengkhianatinya. entah

July 13, 2015

Hadiah





Apakah kamu hantu masa lalu ?
Yang selalu datang di hari bertambahnya usiaku
Bercengkrama leluasa lalu pergi tanpa ragu
Apakah kamu paket hadiah valentine
Yang membuka valentine dengan obrolan
Ah sudahlah ! aku tak tahu pasti
Mungkin..
Kamu adalah hadiah yang selalu ada di ujung 13 Februari ku. Terima kasih

14 Februari 2015

*jika ini rindu, sampaikanlah tanpa ragu

Jika ini hanya sepi, biar saja dia terus bersembunyi

July 10, 2015

Lebaran

Lebaran ?

Dari mana asal katanya ? Pertanyaan itu bersarang di kepala saya sejak beberapa tahun lalu. Mengapa hari raya umat muslim yang bernama Idul Fitri ini memiliki sinonim lebaran di Indonesia. Rasanya aneh. Apa karena banyak kue dan makanan manis lainnya yang menjadi penyebab tubuh orang melebar di hari itu ? atau karena orang-orang mendapat THR seolah pintu rezekinya melebar ?

Tapi, yang pasti silaturahim adalah ritual yang tak terpisahkan dari sebuah lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Hari pertemuan keluarga besar yang kemudian menjadi sosok hari yang menakutkan dan penguatan mental baja atas beberapa pertanyaan. Ya, maybe hal ini hanya dirasakan oleh golongan –golongan tertentu saja. Misalnya mereka yang udah cukup umur untuk menikah atau sekedar punya pasangan, mereka yang belom dikaruniai momongan, mereka yang belum mendapatkan sekolah idaman dan mereka yang sedang mengejar gerbang kelulusan. Yang pasti hari itu adalah hari paling membahagiakan bagi anak kecil yang merindukan ‘salam tempel’. Dan saya berani bertaruh kalau kamu yang sedang membaca postingan ini pernah menjadi anak yang berbahagia itu. aamiin

Lalu, sudah siapkah kita dengan berbagai pertanyaan yang menyerang dari orang-orang terdekat atau orang jauh yang katanya keluarga tapi ketemunya hanya saat hari raya ?

“Mana pasangannya ?”, “Kapan nikah?” “Kapan punya anak ?”, “Sekolah dimana sekarang?”, “Kapan Lulus?” “Udah lulus belom ?” “Kerja dimana sekarang?” “Berapa IPnya kemarin?”

Ada lagi, pertanyaan menyebalkan yang mungkin kamu temui di hari raya ? Dari orang yang mungkin hanya kamu temui sesekali waktu. Atau dari orang yang memang benar peduli denganmu tapi hanya hobi bertanya tanpa memberi solusi. Silahkan tuliskan di comment

Akibat pertanyaan-pertanyaan itu, hari raya justru jadi hari yang di-malesin sama beberapa orang. Ya, meski kadar males dan sebelnya gak tinggi-tinggi amat tetap saja ada unsur tidak bersih di hari yang bersih itu. Tidak bisa dipungkiri, manusia akan selalu mendapatkan pertanyaan semasa hidupnya, bahkan ada media social yang kegunaannya untuk saling betanya (ask.fm). Terbukti, nggak semua orang risih jugakan dengan pertanyaan. Ada yang dengan senang hati bersedia untuk ditanya dengan memiliki akun ask.fm.

By the way, ini kok jadi salah fokus ngomongin ask fm. Maaf ya, writernya lagi hobi main ask.fm hehe (feel free to ask on here ). Jadi begini, saya juga masuk dalam golongan orang yang harus menguatkan mental baja bertemu keluarga. Bukan soal pertanyaan jodoh udah nyampe mana, tapi…ya you knowlah –sesuatu yang tidak boleh disebutkan karena dapat membuat galau berkepanjangan dan mules tak berkesudahan serta sedih tak berujung-. Ada beberapa cara yang pernah saya baca untuk menghadapi hal itu.

Salah satu yang paling berkesan bagi saya adalah ‘dibawa santai’. Iya dibawa santai dengan obrolan. Misalkan kalau tante kamu nanya “Kapan nih bawa calonnya? Udah ada belom”, kamu jawab aja “Ah tante nih, pura-pura lupa aja. Kan udah pernah aku kasih tahu waktu itu. lupa ya tante”. Jawab sambil ketawa kemudian ngeluyur ngambil es buah.

           Sudahlah, jangan menghindar dari berbagai pertanyaan yang muncul itu. karne hidup memang nggak pernah lepas dari pertanyaan. Bahkan sampai di dalam kubur nanti juga ditanya, bukan?

            “Siapa Tuhanmu?”

PS : completely tips, check in here



© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis