September 28, 2012

Easy Saturday Morning



Baiklah, ini masih terlalu pagi di akhir pekan yang menjadi dambaan setiap mahasiswa seperti saya. Tetapi, ada sebuah peristiwa yang menjadikan pelajaran bagi saya. Mungkin ini sederhana atau terkesan biasa bagi readers, tapi buat saya ini bagian dari rencana Tuhan.

Saya baru ingin tidur sekitar pukul 05.30 setelah merasa cukup mencari bahan untuk project rahasia saya. 15 menit kemudian, saat saya perlahan diantar menuju alam  bawah sadar, telinga saya masih diberi kesempatan untuk menangkap sebuah pesan yang masuk ke ponsel.

Awalnya sudah curiga siapa pengirimnya dan berharap ekspesktasi saya salah, tetapi ternya harapan saya salah. Dan ekspektasi saya benar. Saya diminta segera untuk mengambil contoh proposal tugas salah satu mata kuliah oleh seorang dosen.

Jam 6 pagi (bahkan belum) di Sabtu pagi yang selalu saya lewatkan di atas kasur empuk. Tapi, baiklah. Saya segera bergegas untuk menuju ke alamat yang dikirimkan oleh dosen tersebut. Beruntungnya tidak terlalu jauh, tetapi saya harus mencari alamat seorang sendiri.

Ya, seorang diri bagi saya yang newbie dalam mencari alamat seorang diri menggunakan sepeda motor (masih juga newbie menggunakan motor).  Berbekal nekat dan amanah dari teman juga, saya mencoba mencari alamatnya. Karena dirasakan sudah mulai menyimpang dari alamat dan tidak mau membuang waktu untuk mencari alamat, maka saya mencoba bertanya kepada seorang wanita dengan lontong sayur di tangannya.
Saya sebutkan alamatnya, lalu dia bertanya rumah siapa yang dituju.

Ajaibnya, setelah saya menyebutkan nama yang ditertera di sms (bukan nama dosen saya), orang yang dimaksud adalah si ibu itu sendiri. Jadi, saya menemukan si pemilik rumah yang kemudian mengantarkan saya ke rumahnya. Lalu bertemu dengan dosen dan contoh makalah. Jadi, kesimpulannya si ibu itu adalah istri dari dosen saya. Sunggu di luar dugaan, bukan?

Semuanya singkat, tetapi terasa ajaib. Dan saya percaya kemudahan yang saya dapat pagi ini atas campur tangan Tuhan. Peristiwa ini membuat saya mengambil hikmah kalau pagi yang diciptakan Tuhan itu sangatlah indah. Di sananya banayak  burung yang berkicau, udara sejuk, langit cerah yang menyerupai senja dan kemudahan.

Mungkin ini sederhana dan klise, tetapi bagi saya—yang jarang bangun sepagi ini di akhir pekan—maka jawbannya adalah tidak. Mungkin ini ‘teguran Tuhan’ (ingat teman yang selalu ngasih istilah ini ke saya) buat saya agar rajin bangun pagi.
Semoga 


September 26, 2012

Sederhana, Dear




Hampir 6 bulan berlalu, setelah kamu tidak pernah bertanya ‘kenapa’. Satu kata tanya itu ternyata menyebalkan ya? Kalau kita menggunakannya di masa ini, maka kita akan mendapat jawaban yang cukup klise dan tak kalah menyebalkan, yaitu “Ih kepo banget sih”.
Tapi, tanya ‘kenapa’ itu tidak akan kubalas dengan “ih kepo banget sih” jika kamu yang bertanya di 6 bulan yang lalu.
6 bulan ya, dear. Hampir setengah tahun. Semuanya singkat, sesingkat pesan yang kukirim dan kamu balas. Sesingkat proses kita mengakhiri segalanya. Aku juga tidak mengerti mengapa menuliskan ini. Jujur, ini tanpa latar belakang ataupun perencanaan dalam kerangka pikirku. Ini berbeda dengan segala tulisan rinduku untukmu yang sengaja kusiapkan hanya untuk kamu.
Lalu, kenapa? Aku juga tidak tahu. Bukan berarti aku masih menginginkanmu dan mengharapkanmu. Tidak. Tidak sama sekali, dear. Kita saling lepas dan kuyakin telah sama-sama bahagia. Bahagia itu tidak mesti dengan orang baru, bukan?
Bahagia itu sederhana. Kamu bisa bahagia karena dirimu sendiri. Ya, karena kamu dan Dia. Lalu, terciptalah bahagia. Sederhana seandainya kita bisa lebih bersyukur dalam menjalani kehidupan.
Jadi, seperti ini, dear....aku belum tidur. Bukan terkena insomnia atau apa. Hanya belum mencoba tidur dan ingin menulis. Dan kamu selalu menjadi objek tulisanku. Bagaikan bercerita padamu dan kamu mendengarnya. Seperti 6 bulan yang lalu, saat kamu selalu mendengarkan ceritaku lewat sambungan telpon. Mungkin kita harus berterima kasih kepada Tuhan yang telah menciptakan seorang Alexander Graham Bell.
Baiklah, aku tidak ingin berlarut-larut. Cukup malam yag telah larut. Menuliskan kenangan itu sangat menyenangkan. Kalau dulu menuliskan kenangan tentangmu rasanya pilu. Maka, saat ini tidak lagi.
Yang masih kukenang dan kutertawakan sendiri adalah saat kamu mendongengkan jalan cerita SAW 3 lewat telpon padaku. Aku terlalu pengecut untuk menonton film itu. Berbagai tumpahan darah dan adegan yang hanya bikin ngilu membuatku tak menyelesaikan film itu. Maka itu, kamu menceritakannya padaku. Dari bibirmu, langsung ke telingaku. Anehnya, cerita yang mengalir dari bibirmu tak lagi membuatku takut, ngilu atau apapun itu. Yang ada hanya satu, aku bagaikan didongengkan oleh kamu. Aneh untuk segelintir atau bahkan banyak orang. Tetapi itulah kita. Hubungan kita nampak abnormal, jika orang awam tahu yang sebenarnya.
Nah, itu yang membuatku selalu tertawa sendirian setiap mengingatnya. Yang selanjutnya adalah saat aku merasa rindu kepada kamu. Jawabannya dalah main game sama kamu di tengah malam. Game yang hanya aku, kamu dan sepupuku yang tahu. Game tengah malam yang secara tidak sadar membuat aku lebih kenal kamu. Lebih tahu kamu.
Tapi, itu 6 bulan yang lalu. Sekali lagi ya, dear. Aku sama sekali nggak punya maksud apapun karena aku suka sekali menulis. Dan menuliskan tentang kamu ataupun kenangan kita adalah tulisan yang mengalir dari hati, tanpa perlu pemikiran yang keras.
Terima kasih, dear. Happy life for us  


00.44 am


September 19, 2012

How Could You


How Could You
by Triangle Band



For all the things that we said,
For all the lies that we pledged.
For all the very best days,
How could you do this to me?

The things we did to stay sane,
The walks we had in the rain,
The places we used to hate,
How could you do this to me?

Oh well, look at me now,
I’m falling to pieces.
I don’t know what to do now,
I’m lost within this fire.

For all the love that we shared,
For all the times that we bled,
For all the paths we walked down,
How could you do this to me?

Your laughter under the stars,
The times you slept in my car,
The people we made fun of,
How could you do this to me?

Oh, look at me now,
I’m falling to pieces.
I don’t know what to do now,
I’m lost within this fire.



Pilihan (Mimpi Kita)



Karena hidup ini pilihan, maka aku tahu setiap orang harus memilih. Karena kita masih terlalu muda, terlalu banyak masa depan yang kita rancang. Tidak salah dan memang sudah seharusnya begitu. Karena kita juga masih muda, haru biru cinta menyesapi hati kita satu sama lain. Tetapi, Tuhan terlambat mempertemukan kita. Aku dan kamu lebih awal dipertemukan oleh mimpi yang menggantung dalam asa untuk diraih.

September 16, 2012

Indonesia (hanya) Raya



Saya rasa saya harus menulis setelah menemukan sebuah jawaban. Kalau kata seorang teman, kita harus mengikat perkataan dengan tulisan. Ya, saya setuju, karena ingatan tak bisa menjamin. Baiklah. Ini midnight yang akan disambut oleh Senin yang menjadi momok keesokan harinya. Tetapi, saya justru memilih membuat postingan. Mengapa? Ya, itu tadi jawabannya. Setelah mendapat jawabannya saya harus menulis. Lagipula, mengisi kekosongan dalam menunggu install-an.
Seminggu yang lalu (kalau tidak salah), dosen saya berkata “Katanya saja kita (Indonesia) kaya raya. Tetapi kaya nya di sana, kita hanya raya”. Berkali-kali beliau mengemukakan hal itu. Beliau menuding bangsa lainlah yang mengeruk kekayaan negara kita dengan mudahnya. Dan kita dengan bodoh menerima begitu saja.
Yang menjadi pertanyaan bagi saya adalah, apakah salah kalau Indonesia hanya raya? Lalu, saya menjadi penasaran sendiri. Memang, apa arti dari raya itu sendiri ?
Mengaku saja WNI, karena punya KTP juga. Tetapi tidak punya KBBI di rumah. Alhasil untuk mencari kata yang cukup membuat saya penasaran itu, saya memilih media internet untuk membantunya. Meski kata dosen bahasa inggris saya, Om Google sudah terlalu tua, tetap saja dia yang menjadi andalan. Nah sayangnya saya tidak berhasil menemukan jawabannya. Yang ada hanya ‘Indonesia Raya’, ‘Britania Raya’, dll. Kamus Bahasa Indonesia di meja belajar saya yag ecek-ecek pun tidak memuat arti kata raya. Adanya ‘rayah’, yaitu menjarah banyak- banyak; berkali-kali. Saya semakin berkerut bingung.
Namun, bersyukurnya malam ini saya menemukan jawabannya

Raya memiliki arti besar (terbatas pemakaiannya); alam (jagat) --; badak --; hari --; jalan --; purnama --; rimba --
 

Dari situ, saya mengerti mengapa dosen saya seolah berapi-api marah, karena Indonesia hanya raya, tanpa kaya. Pertanyaan saya terjawab. Memang apa salahnya dengan kata raya? Ya, tentu saja salah. Raya memiliki arti besar. Indonesia raya berarti Inodnesia besar, tetapi terbatas pemakaiannya. Artinya, di dalam kekayaan Indonesia yang melimpah ruah ini, kita hanya boleh raya? Hanya boleh menggunakannya secara terbatas? Di lain hal, justru mengizinkan pihak asing sebebas-bebasnya menikmati kekayaan Indonesia. Sungguh ironis. Seperti ayam yang mati di tengah lumbung padi. Inonesiaku kaya, tapi hanya raya.  


September 13, 2012

Hanya Isyarat



Aku menghela nafas. Kisah ini terasa semakin berat membebani lidah, Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggung saja.
Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya.
Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar.
Seseorang yang bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan...


(Hanya Isyarat - RectoVerso/ Dee)

September 1, 2012

Time Limited



Waktu yang tak pernah cukup adalah menikmati kebersamaan
Waktu yang bergerak cepat adalah tertawa terpingkal, sekaligus menahan lapar
Waktu yang mengusir kita adalah menghadirkan beribu cerita lalu
Kita punya rekaman dalam kepala
Kita ungkap bersama, kemudian tertawa
Tangis air mata atau haru bahagia juga ada
Menyusup di ekor mata, mengabarkan kepada mereka
...kalau kita Sahabat






with Radini & Marisa



Cinta Tak Mungkin Berhenti


Cinta Tak Mungkin Berhenti
by Tangga



tak ada kisah tentang cinta
yang bisa terhindar dari air mata
namun ku coba menerima, hatiku membuka
siap untuk terluka
cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
jatuhkan hatiku kepadamu sehingga hidupku pun berarti
cinta tak mudah berganti, tak mudah berganti jadi benci
walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati
walau seharusnya bisa saja dulu aku menghindar
dari pahitnya cinta
namun ku pilih begini, biar ku terima
sakit demi jalani cinta (cinta)
cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
jatuhkan hatiku kepadamu sehingga (sehingga) hidupku (hidupku) pun berarti
cinta tak mudah berganti, tak mudah berganti jadi benci
walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati
hanya kamu yang bisa (…)
bisa membuatku rela (rela menjalani segalanya)
rela menangis karenamu (ku rela ku rela …)
cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
jatuhkan hatiku kepadamu sehingga hidupku pun berarti
cinta tak mudah berganti (cinta tak mungkin berhenti)
tak mudah berganti jadi benci (tak mudah untuk berganti)
walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati

biar ku pergi sembuhkan hati



© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis