Saya rasa saya harus menulis setelah menemukan sebuah
jawaban. Kalau kata seorang teman, kita harus mengikat perkataan dengan
tulisan. Ya, saya setuju, karena ingatan tak bisa menjamin. Baiklah. Ini midnight yang akan disambut oleh Senin
yang menjadi momok keesokan harinya. Tetapi, saya justru memilih membuat
postingan. Mengapa? Ya, itu tadi jawabannya. Setelah mendapat jawabannya saya
harus menulis. Lagipula, mengisi kekosongan dalam menunggu install-an.
Seminggu yang lalu (kalau tidak salah), dosen saya berkata “Katanya saja kita (Indonesia) kaya raya. Tetapi
kaya nya di sana, kita hanya raya”. Berkali-kali beliau mengemukakan hal
itu. Beliau menuding bangsa lainlah yang mengeruk kekayaan negara kita dengan
mudahnya. Dan kita dengan bodoh menerima begitu saja.
Yang menjadi pertanyaan bagi saya adalah, apakah salah kalau
Indonesia hanya raya? Lalu, saya menjadi penasaran sendiri. Memang, apa arti
dari raya itu sendiri ?
Mengaku saja WNI, karena punya KTP juga. Tetapi tidak punya
KBBI di rumah. Alhasil untuk mencari kata yang cukup membuat saya penasaran
itu, saya memilih media internet untuk membantunya. Meski kata dosen bahasa
inggris saya, Om Google sudah terlalu tua, tetap saja dia yang menjadi andalan.
Nah sayangnya saya tidak berhasil menemukan jawabannya. Yang ada hanya ‘Indonesia Raya’, ‘Britania Raya’, dll.
Kamus Bahasa Indonesia di meja belajar saya yag ecek-ecek pun tidak memuat arti
kata raya. Adanya ‘rayah’, yaitu menjarah banyak- banyak; berkali-kali. Saya
semakin berkerut bingung.
Namun, bersyukurnya malam ini saya menemukan jawabannya
Raya memiliki arti besar (terbatas pemakaiannya); alam (jagat) --; badak
--; hari --; jalan --; purnama --; rimba --
Dari situ, saya mengerti mengapa dosen saya seolah berapi-api
marah, karena Indonesia hanya raya, tanpa kaya. Pertanyaan saya terjawab. Memang
apa salahnya dengan kata raya? Ya, tentu saja salah. Raya memiliki arti besar. Indonesia
raya berarti Inodnesia besar, tetapi terbatas pemakaiannya. Artinya, di dalam
kekayaan Indonesia yang melimpah ruah ini, kita hanya boleh raya? Hanya boleh
menggunakannya secara terbatas? Di lain hal, justru mengizinkan pihak asing
sebebas-bebasnya menikmati kekayaan Indonesia. Sungguh ironis. Seperti ayam
yang mati di tengah lumbung padi. Inonesiaku kaya, tapi hanya raya.
0 comments:
Post a Comment