November 25, 2010

#prayforanonymous

Pernahkah readers berdoa untuk orang lain ? jawab dalem hati aja
Nah kalo berdoa untuk orang yang nggak kita kenal, pernahkah ? mungkin pernah juga. Terserah itu jawaban readers masing-masing

Dan gue berdoa untuk orang lain…orang yang nggak gue tahu namanya…seseorang yang nggak gue tahu kepribadiannya. Gue hanya tahu kalau dia seorang cowok dan dengan instinct gue dia adalah adik kelas gue
Doa yang konyol dan sebenernya untuk kepentingan gue sendiri, yah begitulah salah satu ciri masyarakat modern dalam pelajaran sosio yang gue dapatkan.

Jadi gimana ceritanya ?

Selasa, 23 November yang bertepatan hari ultahnya Rizky Amalia (my chairmate) yang lagi GTC ke Jogja, Bandung, dan sekitarnya. Wait…kenapa gue nyeritain dia.

Intinya, hari selasa itu gue mau ke sekolah dan hari hujan, maka dari itu gue memilih untuk naik angkot daripada dianterin bokap naek motor.
Gue memilih duduk paling pojok sambil mendengarkan radio melalui ponsel gue.
Seperti yang pernah gue ceritakan dalam posting gue yang “Mengawal Februari dengan Rasa Syukur” tentang jalanan menuju ke sekolah tercinta gue, gue harus melewati perempatan yang macet. Yapp perempatan itu bernama ‘victor’

Angkot berhenti yang artinya nggak bergerak di pertengahan jalan sebelum sampe perempatan victor, si sumber macet.
Gue celingak celinguk, tambah resah saat mengetahui jam di ponsel gue udah jam 7 (sebenarnya jam gue kecepatan 15 menit dari jam rumah).

Gue melirik jam seorang wanita di sebelah gue. Memahami dalam-dalam, gue bingung jarum detiknya nggak nyala dan gue bingung antara jam 07.20 atau jam 06.40

‘Ahh nggak ngebantu’, pikir gue.

Lalu gerasak gerusuk terdengar di kursi bagian belakang supir. Seorang cowok berseragam SMA yang gue duga 1 sekolah sama gue mulai keliatan nggak tenang.
Dia merogoh uang di saku bajunya, memeriksa apakah uangnya cukup untuk naik ojek dan mempersiapkan uang yang akan digunakan untuk membayar angkot. Ya begitulah dugaan gue. Tuh cowok kayanya bersiap turun, mencari ojek yang bisa ditumpangi untuk menerobos kemacetan hingga sampai ke sekolah.
Gue terus memandangi cowok itu dari tempat gue duduk, mukanya penuh keraguan sementara muka gue penuh kecemasan

Gue berdoa dalam hati “Ya Allah, please gue mohon lo jangan turun. Please jangan turun, temenin gue dong!”, gue mengulang ulang doa yang intinya berharap tuh cowok nggak turun dari angkot.

Kenapa ?
Karena di angkot itu cuma ada gue dan dia yang sama-sama anak Monzher, kalau dia turun tandanya gue sendirian di angkot dan kalau terlambat nggak punya temen.

Gue nggak mau meniru niatnya untuk naek ojek karena tujuan gue naek angkot adalah terhindar dari cipratan air hujan di jalan. Masa iya gue ujung-ujungnya naek ojek, tau gitu mending gue minta anterin bokap yang gratis tis tis tisss

Gue terus memandanginya, terus berharap agar dia nggak turun
Cowok itupun juga penuh keraguan antara turun dan nggak.
Ranselnya yang nampak berat berkali kali mulai diangkat dan diletakkan kembali seolah menjadi pelampiasan dilemanya antara turun dan menacri ojek atau bertahan di angkot yang entah kapan jalannya.

Lalu saat cowok itu setengah mengangkat tubuhnya yang berarti dia memilih turun, angkot yang kami tumpangi perlahan berjalan…berjalan…berjalan…dan akhirnya melewati perempatan yang macet itu, dan cowok itu, yang gue doakan masih di sana, di belakang supir hingga sampai sekolah, begitu juga dengan gue, orang yang tak dikenalnya yang mendoakan dia, orang yang nggak gue kenal.

November 23, 2010

Just The Way We Are

Jumat pagi 19 November itu mungkin cuma gue, Anggi, dan Ieaa yang memakai seragam batik ke monzher, sementara gue yakin ada puluhan pasang mata yang menatap bingung, penasaran, hingga menerka nerka kalau kita ber-3 lupa hari, menyangka kalau hari itu adalah hari Kamis, hari dimana memang seharusnya kami siswa SMAN 2 Tangerang Selatan mengenakan seragam batik

But BIG NO readers, kita nggak saltum…kita ngak salah hari.
Kita mau mengikuti TAC 2010 (Tangerang Selatan Accounting Competition) yang diadakan oleh Universitas Pamulang (Unpam).
We are the team…dan hari itu ditemani Sensei Sabar menuju Unpam.

19 November adalah hari pertama lomba TAC dengan 17 team yang hadir . kami disuguhkan 60 soal pilihan ganda mengenai teori dasar-dasar akuntansi. Kami berunding ber-3 dalam pengerjaan soal itu, bahkan nggak jarang kita justru cekikikan sambil mengerjakan soal.

Yeahhh…just the way we are … ngerjain soal akuntansi sambil ketawa-ketiwi dan yang lebih canggihnya kita menemukan rumus baru…….hemmm ralat …..mungkin lebih tepat dengan menciptakan rumus baru.
Rumus Estimasi ….?
Kita aja bingung dengan kata estimasi. Dari 60 soal yang ada, sekitar 11 soal kita nggak bisa dan sebagian besar menyinggung sit ante estimasi itu. Gue lupa apakah Bu Cucu, Pak Arip atau bahkan Bu Ana sekalipun sudah menyinggung tentang estimasi.
Yang jelas kita ber-3 nggak tahu. Kita mencoba semua cara…tambah…kurang…bagi…
Tapi nihil… gue cuma memilih mengutak ngatik kalkulator dagang yang gue miliki itu hingga akhirnya tercetus sebuah rumus yang ternyata ada jawabannya.

Kita nggak sepenuhnya yakin aakah jawaban itu benar atau salah yang penting dari sjauh rumus ngasal ngasalan kita ada jawabannya. And you know what reader ? kita lolos ke hari selanjutnya, kita masuk 12 besar dan ada di urutan ke-8

Di hari ke-2 itu kita diminta menyusun siklus akuntansi perusahaan jasa.
Ternyata kekacauan hari pertama masih berlanjut di hari ke-2, kita tetap cekikian, ketawa ketiwi, si Anggi malah nyanyi yepppo yeppo nggak jelas sambil ngegaris buku besar .
Sementara gue berpikir sedalam mungkin yang sebenarnya gue nggak tahu apakah gue itu berpikir atau nggak yang jelas si Ieaa selalu bilang “Lo kebanyakan mikir pit, bukannya nulis” . ahahahaha
Menjelang terakhir kita tetep ngelawak dan bermain cekidot cekidot-an . mengoreksi kelengkapan semua yang diminta untuk dikerjakan. Mulai dari Jurnal Umum, Neraca Saldo, Kertas Kerja, Jurnal Penyesuaian, hingga Laporan Keuangan yang terdiri dari LAporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Neraca serta nggak lupa Jurnal Penutup dan Jurnal Pembalik.

Kita nggak yakin bisa masuk 9 besar tapi kenyataannya kita dapet kabar kalau lolos ke 9 besar di hari Senin, 22 November. Butuh banyak cara untuk meyakinkan gue kalau kabar itu telah teruji kebenarannya, tapi tetep aja gue nggak percaya.

Dan 22 November itu tiba, tapi nampaknya kita nggak ngerjain seperti sebelumnya. Yaiyalah apa juga yang mau dikerjain, kan hari terakhir itu adalah cerdas cermat.
Kita ber-3 udah mulai menekuk wajah sedari berangkat, kita takut, khawatir, kita nggak ketawa ketiwi seperti hari-hari sebelumnya dan kita nggak masuk 3 besar pada akhirnya
Piala bergilir yang baru pertama kalinya akan menetukan pemegangnya untuk pertama kali yang secara pribadi sangat gue harapkan, yang 3 hari gue pandangi pada akhirnya menjauh dan tidak mungkin kami gapai.

Kita pulang tanpa dendam….hahaha lagu banget
Tapi emang kita pulang ditemani lagu Sheila On 7 “Berhenti Berharap” yang mengalun dari radio di mobil sekolah.

Cerdas cermat itu rasanya de javu LCC UUD 1945
However sekali lagi 3 hari ini mengokohkan pertemanan gue, Ieaa dan Anggi serta Sensei Sabar.
Siapa yang sangka kita bisa akrab sama beliau padahal sebelumnya nggak pernah diajarin sama dia. Tapi 3 hari ini mengajarkan semuanya
Thank youuu sensei atas support dan kesediaan waktunya menemani kita padahal itu bukan kewajiban sensei
And special thank youu dari saya karena telah mengenalkan es kacang merah yang uenakkkk bangetttt


And just the way we are (Fitria Wardani, Ranggi Windy, Yulia Fatmawati) yang ngerjain akuntansi sambil cekikikan. hahhahaa

Paper Boat

Sebuah buku dengan cover hijau tosca bergambar perahu yang ditumpang 4 orang dimana salah satunya memegang teropong .
Buku dengan tebal 444 halaman
Yapp it was Perahu Kertas readers. Buat yang sudah baca pasti nggak asing lagi
Buku karangan Dee alias Dewi Lestari itu sungguh membuat gue tidur jam 11 malam di hari Minggu karena saking penasarannya dengan si Kugy dan Keenan.

Buku ini emang udah terbit dari 2009 lalu, tapi masih jadi buku yang direkomendasiin di traxonsky.com pada sekitaran 2010.
Awalnya gue nggak tertarik banget dengan nih buku, dari sinopis yang gue baca di berbagai majalah, gue sungguh bingung dengan Keenan dan Kugy, nama yang unik, jarang ditemukan dan aneh. Tapi tiba-tiba gue berniat membacanya, terlebih lagi temen gue, Maidah udah baca dan katanya seru.
Gue semakin dikompori rasa penasaran. Akhirnya Maidah bantu gue untuk meminjamkan Perahu Kertas dari Azmi.
Gue memulai membacanya dari Sabtu sore….gue terus membacanya sampai melewatkan acara favorit gue, “Catatan Seorang Jurnalis”. Banyak peristiwa yang bikin gue nggak sabar membalik halaman selanjutnya

Kugy dan Keenan, 2 orang yang sangat bertolak belakang tapi sama-sama punya zodiak Aquarius dan radar Neptunus yang canggih, sama sama punya mimpi dan sama sama aneh.
Yang paling bikin emosi adalah pertengkaran Ojos dan Kugy. Rasanya batin gue ikut berkecamuk. Gue benar-benar terpojok dengan penggalan kata Ojos

“Dari pertama kita jadian, gue selalu berusaha ngejar dunia lo. Tapi lo bukan cuma lari, lo tuh terbang. Dan lo suka lupa, gue masih di Bumi. Kaki gue masih di tanah. Gimana kita bisa terus jalan kalo tempat kita berpijak aja beda”

Rasanya kata-kata itu menggambarkan Ojos yang sakit banget gitu.

Udah gitu ada bagian dimana gue berkaca-kaca nyaris nangis tapi nggak pada akhirnya.
Semua itu karena kejadian yang menimpa Jendral Pilik . gue nggak pernah membayangkan kalau nasibnya akan berakhir tragis.

Sementara yang lainnya gue suka sama celetukan Kugy yang santai, mengena dan natural apalagi kalo udah beradu sama Keenan.
Gue juga jadi pengen jadi anak kos yang punya geng Midnight, dihadiahi atau menghadiahi medali persahabatan kaya yang dilakuin Noni ke Kugy, gue juga pengen secepatnya kerja dan asik juga kali ya kerja di advertising kaya Kugy, jadian sama atasannya sendiri.
Aduh gue nggak mungkin ngebuka semua ceritanya di blog gue ini, readers. Yang jelas nama Kugy terus terbayang dalam pikiran gue dan gue suka banget sama Perahu Kertas ini.
Gue juga jadi berniat pengen punya cowok Aquarius, yang sama kaya zodiak gue. Dan setahu gue orang yang berzodiak Aquarius itu setia, sama kaya gue . guekan setia. haha

November 20, 2010

Masih Tersimpan

Gue nggak tahu ini masuk ke albumnya Maliq yang keberapa, denger juga baru sekali...tapi lriknya dalem





Masih kuingat masa indah denganmu
Tak akan dapat aku melupakan
Jika kuingat apa yang kurasakan
Tak dapat dengan kata kujelaskan

Terlalu indah untuk aku lupakan
Masa-masa yang tlah terlewati
Terlalu indah sayang untuk aku lupakan
Oh kasih..aku rindu dirimu


Saat kupejamkan mataku
Engkau hadir dalam mimpiku
Dikala waktu kita masih bersama
Jelas tergambar senyumanmu
Jelas terlukiskan wajahmu
Dihatiku..masih tersimpan dirimu

Harus aku berlari
Harus kucari pengganti
Untuk menghindari dirimu
Agar kumelupakan
Agar dapat kulepas darimu..sayang
Aku sunggunh-sungguh


Oh..kasih
hingga kini tak terhapus kenanganmu
ingin..kusimpan didasar lubuk hatiku

November 19, 2010

Sepenggal Kata untuk 18 November 2010

Gue tahu dia nggak akan lagi visit my blog
Tapi gue Cuma mau menuangkan unek-unek gue di malam hari pada 18 November 2010


Beribu kata nggak akan pernah cukup
Nggak akan pernah memperbaiki semuanya seperti yang kau inginkan
Jika kau lelah mengerjar, berhentilah
Jangan berlari lebih jauh jika akan melukaimu
Cukup sampai di sini
Berbaliklah dan lihat hari esok
Songsong hari baru dengan segudang mempimu
Kelak kita akan bertemu untuk bercengkrama
Tertawa bercerita karena mimpi yang telah kita raih
Lalu bahagia hidup bersama jika Dia menghendakinya

18 November Kelabu

Doa gue terjawab, ya itulah pemikiran positif gue dari semua ini.

I have passed…

Gagal..

Gue nggak lolos PPA BCA , gue nggak lolos di interview 1 padahal gue dan orang tua gue sangat berharap bias melewati semua tahap memasuki PPA BCA, tapi Allah berkehendak lain
Setelah lolos psikotest 1 dan 2, langkah gue harus terhenti sampai pada interview 1.

Banyak orang berasumsi gue nggak lolos karena cita-cita gue yang nggak sesuai, yang bertolak belakang dari akuntansi itu sendiri.
Yapp readers, cita-cita gue masih sama…pengen jadi jurnalis. Meski gue juga mencintai akuntansi, tapi cinta gue nggak sedalem cinta gue ke jurnalis.
Ahh berat banget ya gue, ngomongin cita-cita aja pake bawa-bawa cinta.
Tapi beneran…suer demi apapun gue pengen banget jadi jurnalis, jadi kaya Najwa Shihab, Tina Talisa, Desi Anwar, Grace Natalie
Tapi gue juga menyukai akuntansi, gue suka ribet-ribet ngitung duit, psting ini posting itu
Gue suka melakukan itu

Tapi…….
Kamis 18 November 2010 itu menjadi hari kelabu buat gue saat gue menemukan sebuah pesan yang menjelaskan kalau gue nggak bisa melanjutkan proses lagi.
Sebelumnya emang udah diinformasikan sih kalau yang lolos untuk interview 2 bakalan ditelpon langsung sementara yang gagal cuma bakalan disms.

Rasanya bener-bener lemes
Tapi gue mencoba untuk berpikir positif, kalau semua ini adalah jawaban dari Allah SWT.
Karena selama ini gue berdoa “Jika memang, PPA BCA adalah yang terbaik untukku bagiMu, maka beri kemudahanku dalam menjalankan semua tahap-tahap untuk memasukinya”.

Jadi mungkin PPA BCA bukan yang terbaik untuk gue atau belum menjadi yang terbaik untuk gue saat ini.

Dan gue ingat petikan kata-kata yang menurut gue bagus dari buku Chicken Soup, yaitu

Tak ada masalah jika kau gagal pada suatu hal, asalkan tidak menyerah, dan asalkan kau masih mengatakan-baiklah , aku akan mencoba lagi!’ (Marilyn Bell Di Lascio)




Kelihatannya aja gue tegar, tapi gue rapuh….rapuh dan mudah patah saat nyokap gue menyesali kenapa gue nggak lolos, apalagi semua itu pasti berkenaan mengenai cita-cita gue. Air mata gue rasanya udah pengen meluncur kalau udah begitu

Dan itu yang gue sesali yang ada dalam diri gue…
Kenapa gue harus terlahir menjadi melankolis?
Kenapa gue mudah membiarkan air bening turun di pipi gue?
Kenapa gue nggak bisa sedikit aja lebih tegar?
Kenapa gue nggak bisa membuat bendungan untuk menahan air mata gue?

November 16, 2010

I Believe

Gue mau posting, tapi bingungg mau posting apa

Hemm… gue inget ada penggalan kata yang suka gue tulis kalo mood gue lagi dalem banget sama sesuatu

And one of them is…



Aku tidak ingin dan tidak pernah membayangkan persahabatan kita setelah ini
Karena aku tidak pernah membayangkan kita bias sampai pada titik ini
Tapi aku percaya dengan kekuatan doa
Doa di setiap bertambahnya umurku
Doa di setiap bertambahnya umur kalian
Doa di setiap 12 Juni
Aku percaya akan Dia yang menggariskan persahabatan kita yang begitu indah, bermakana, dan menyejukkan
Aku percaya



Kata-kata itu gue buat pada 3 Oktober 2010(sehari setelah ultah Marisa,sahabat gue)

November 9, 2010

My Name is Fitria Wardani

Oke mungkin ini sebuah teguran
Gue kena batunya.. karma or whatever lah yang jelas gue belajar dari semua ini

Hari ini sertifikat yang gue tunggu-tunggu akhirnya sampai ke tangan gue, yahh mungkin gue harus berterima kasih sama Rizky Amalia. Karena nganterin dia bayaran SPP, gue melihat seonggok amplop coklat yang bertuliskan nama gue (yang salah), yaitu Fitria Wardhani. Gue sempet ragu dan bingung sekaligus penasaran. Gue memberanikan diri untuk minta tuh amplop dari ibu TU.
FYI, sertifikat itu adalah sertifikat yang gue dapat karena berpartisipasi dalam Lomba Cipta Puisi yang diadain BHACA

Gue buka langsung di situ dan yap gue menemukan 2 lembar sertifikat dari team BHACA (Bung Hatta Anti Corruption Award) dengan nama yang tertera FITHRIA WARDHANI .

Gue bisa memaklumi untuk WARDHANI, orang-orang memang sering keliru
Tapi enek banget bacanya untuk kata FITHRIA,

Seketika gue ngerasa lemes banget,
‘aduh nggak akan guna deh nih sertifikat’, pikir gue. Tapi yaudalah mau diapain jugakan, readers.

Ohh kesalahan nama gue belum selesai di situ untuk hari ini

Saat menginjakkan kaki di rumah dan langsung bercerita ke nyokap kalo nama gue di sertfikat itu salah, nyokap melengkapinya… nama gue juga salah di daftar pemlih untuk Pilkada Tangsel Sabtu mendatang. ……tertulis FITRIA WARDANA
Oh God, Please . yang ada dalam pikiran gue saat itu adalah ‘Oh Lio aja yang nyoblos kalo gitu, gue ogah’

Lesson I Learned :
Mungkin ini semua akibat buat gue dari keseringan menamai diri sendiri “fith” .
Menamai diri gue Fitria Wardhani, bukan Fitria Wardani
© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis