December 30, 2011

Mesin Waktu 2011

Sampai sekarang keberadaan mesin waktu memang masih diragukan, tetapi sejumlah peneliti sedang berusaha menciptakan alat tersebut.

Honestly, gue nggak mau ambil pusing, karena gue punya mesin waktu sendiri. Diary.

Menurut gue, diary atau buku harian adalah mesin waktu pribadi gue.

Mengapa?

Karena saat gue membuka kembali dan menyusuri kejdaian-kejadian di tiap halaman di diary gue di tahun 2011 ini, otak gue seakan secara otomatis menekan tombol rewind. Lalu seperti roll film, bayangan-bayangan kejadian itu perlahan muncul dalam ingatan gue. Seolah keluar dari folder draft yang ada di otak gue. Ya meskipun gak semua dan nggak secara detail.

Seminggu yang lalu, gue membuka kembali lembar demi lembar buku harian gue sambil tersenyum, berdecak tak percaya, sedih, rindu saat membaca isinya yang warna warni.

Di awal 2011 gue sangat bahagia karena bisa menyaksikan Musikal Laskar Pelangi Gratis di Teater Jakarta TIM #cintagretongan . honestly, ini adalah my first experience nonton musikal. Keren bangeeeet. Buat yang belum nonton dan pengen nonton, ke Dufan aja. Akhir tahun ini diputar di Dufan lho

Februari 2011 seperti hadiah ulang tahun bagi gue karena bisa jadi bagian dari Move Maker Project di halaman Move Media Indonesia.

Gue melakukan liputan dan akhir Oktober kemarin, tulisan gue dimuat di Koran Media Indonesia maupun di websitenya. Ini salah satu resolusi 2011 gue yang tercapai.

Dan pertengahan November kemarin, diselenggarakan graduation day.


(if you know me, you can find me)

2011 ini kenyataannya belum menjadi tahun penutup antara gue dan dia, meski tadinya hampir. Tetapi rasanya sulit untuk hanya mendeskripsikan satu kata, yaitu ‘kita’.

2011 ini, salah satu resolusi gue belum tercapai. Gue belum bisa ketemu Ibu Nura lagi. Sedihh *tarik ingus

Tetapi gue berharap akan…suatu saat nanti. I’m officially missing her

Di akhir 2011 ini, gue menemukan 13 12 11. yang rasanya masih terlalu awal, tetapi gue harap kita ada bukan hanya dalam suka, tetapi juga dalam duka, guys.

Honestly, gue senang karena ‘tong sampah’ gue alias blog ini mulai dibaca teman-teman, tanpa gue minta.

Orang yang harus gue ucapkan terima kasih mungkin adalah Chandra. Kalau dia nggak nemu blog gue secara tiba – tiba lalu cerita ke Bonita, lalu Bonita ngetag lewat Facebook. Pasti pembaca setianya hanya followers gue dan….mungkin dia.

*Thank youu for Chandra & Bonita

Tetapi dengan begini, gue harus lebih berhati-hati dalam menulis, dan menyampaikan yang bersifat informative supaya raeders yang visit merasa tidak kehilangan waktunya secara sia-sia.

Terima kasih juga untuk readers

2011 ini tahun yang ajaib buat gue. Seperti orang yang terkena skizofrenia mungkin. Gue seperti punya 2 kehidupan di 2011 ini. 6 bulan pertama di 2011 ini gue habiskan menjadi seoarang pelajar SMA yang kebelet pengen jadi mahasiswa. Masa-masa galau, labil, emosi seperti menjadi saat-saat terakhir dalam kehidupan gue.

Di tahun ini gue benar-benar lepas seragam, kalo di tahun lain mungkin lepas seragam untuk ganti seragam, tetapi tahun ini gue lepas seragam untuk sebuah kepribadian gue yang baru, bukan untuk seragam lain yang baru.

Bukan peraturan sekolah lagi yang mengatur gue ataupun guru-guru yang meneriaki ‘baju nggak boleh keluar-keluar’, ‘baju atau rok nggak boleh ketat’, ‘kerudungnya dipake’, ‘dasinya dipake’, ‘ikat pinggangnya dipake’.

Sekarang untuk sekedar penampilan, gue yang menjadi raja atas diri gue sendiri. Mau berpenampilan seperti apapun itu adalah otoritas gue. Asik kayanya, tapi ini challenge buat diri gue, ingin membawa gue ke arah yang mana dan seperti apa.


2011 ini tahun yang berat buat gue dan keluarga. Mungkin semua ini adalah proses pendewasaan diri dan mengajak gue untuk lebih struggle.



Yang jelas tahun ini, khususnya di akhir tahun mengajarkan gue kalau otak adalah sumber segalanya. Kemampuannya memang sangat luar biasa. Lebih hebat dari otak komputer sekalipun. Tetapi, perlu diingat kalau organ manusia yang bentuknya terlihat seperti orang bersujud ini kenyataannya adalah titipan dariNya. Dan sesuatu yang dititipkan itu sudah seharusnya dirawat dan dijaga dengan baik. Karena sesuatu yang dititipkan itu, nantinya akan diminta kembali oleh si pemilik.

Finally, mesin waktu 2011 ini harus gue tutup. Gue bersyukur bisa menuliskannya di sela-sela persiapan uas ini. Semoga sebelum berakhirnya 2011 ini, gue bisa bertemu dia.

Terima kasih Ya Allah untuk 2011 ini dan selamat datang tahun kabisat

December 22, 2011

Amazing You

Masih ingat dengan Ical? Temen gue yang menjadi peserta terbaik di Think Acct 2011.

Postingan kali ini bukan ingin menceritakan tentang dia, tetapi tentang hadiah buku yang dia dapat sebagai peserta terbaik. Gue nggak tahu Ical udah baca bukunya atau belum, yang jelas dalam seminggu, buku itu sudah berpindah ke-3 orang yang penasaran dengan isinya.

Salah satunya adalah gue. Ya, gue baru selesai membacanya kemarin dan Ical udah wanti-wanti buat nyeritain isi bukunya di blog gue. Oke ! sebagai ucapan terima kasih, gue akan share beberapa

Judul bukunya ‘Amazing You’. Ditulis oleh dr.Andhyka P.Sedyawan.

Saat membaca judulnya, bukankah buku itu sudah menghakimi kita kalau diri kita sungguh amazing ?

Buku ini layaknya buku motivasi lainnya, tetapi si penulis tidak mau kita sia-sia menginvestasikan uang kita saat membeli buku tersebut. Makanya, isinya benar-benar luar biasa. Seakan investasi kita mendapatkan gain.

Di bagian pertama buku, ada ungkapan yang mengajak kita untuk menjadi sebab, bukan akibat. Karena kita yang menentukan nasib, bukan nasib yang menentukan kita.

Pemikiran itu, melebarkan pikiran gue kalau kita jangan cuma jadi followers, tapi alangkah baiknya menjadi trendsetter.

Di bagian yang lain, buku ini menjelaskan kalau kita sudah salah terdidik sejak kecil dengan sering menyalahkan orang lain ataupun hal lain. Kita selalu mencari sesuatu untuk disalahkan. Mencari kambing hitam untuk memberikan dalih terhadap kegagalan.

Kenapa dari kecil ?

Ingatkah saat kita sedang belajar berjalan, lalu saat terjatuh kita menangis. Ibu kita membantu kita untuk bangun, lalu bertanya “siapa yang nakal?” . “lantainya ya yang nakal?” atau “mejanya yang nakal?”. “sini, ibu pukul lantainya”

Benarkah lantai atau meja itu penyebab kegagalan kita saat berjalan ?

Berhentilah menjadi orang yang selalu mencari kambing hitam.

Tengoklah pada diri kita sendiri atas kegagalan yang telah menimpa kita.

Buku ini juga menguak tentang kapasitas otak lebah, tkius, simpanse hingga manusia. Amazingnya otak manusia memiliki 100 miliar neuron lho. Lalu sudahkah kita menggunakan seluruhnya?

Yang tidak kalah amazing, adalah keberadaan bumi dibandingkan planet-planet lain dan matahari. Lalu dibandingkan kembali antara matahari dengan bintang yang besarnya jauh berkali-kali lipat. Mengetahui lebih dalam tentang penciptaan alam ini mengajak gue pribadi untuk lebih kembali bercermin pada diri sendiri, kalau pada dasarnya kita manusia adalah makhluk yang begitu kecil dibandingkan dengan ciptaan Allah di angkasa. Dengan kata lain, bukankah kita tidak ada apa-apanya, tetapi tidak sering kita langsung merasa besar kepala begitu pujian kecil datang dari orang lain.

Yang menjadi bagian favorit buku ini bagi gue adalah di chapter “Dahsyatnya Bersyukur”.

Dari halaman bertuliskan “dahsyatnya bersyukur”, gue langsung menemukan potongan quotes dari si penulis yang berbunyi :

“Bersyukur membuat rezeki tak tercukur”

Lalu gue semakin mencintai setiap isi halaman dalam chapter itu. Bahkan beberapa tulisan yang gue rasa begitu menarik dan penting, gue catat.

Berikut diantaranya :

“Terkadang, untuk hal-hal yang rutin dan “sudah dari sananya”, kita luput mensyukurinya. Sementara hal-hal yang ‘biasa’ kita nikmati terkadang baru kita sadari telah lupa kita syukuri saat nikmat itu dicabut.”

Kalimat terakhir itu bukankah sangat ngeJLEB, readers ?

Kita pandai meminta tapi kita begitu lupa untuk berterima kasih, bukan salahNya kalau tidak semua doa kita dikabulkan olehNya.

“Ada kalanya kita meminta dan terus meminta. Apa yang sudah diberikanNya lupa kita syukuri dan tidak kita gunakan sebagaimana mestinya. Karena itulah Tuhan menunda mengabulkan doa-doa kita berikutnya”

Quotesnya William A. Ward juga dikutip dalam buku itu :

“God gave you a gift of 86.400 seconds today. Have you used one to say ‘thank you’?”

Akhirnya si penulis berpesan yang sungguh amazing

“Bersykurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kamu tumbuh. Bersyukurlah untuk keterbatasanmu, karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang. Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru, karena itu sakan membangun kekuatan dan karaktermu. Bersukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan memberikan pelajaran yang berharga.”

Lalu seperti yang telah gue bilang kalau buku ini layaknya buku motivasi lain. Kenapa ?

Di dalamnya juga ada ‘bagaimana kita menggapai sebuah impian’.

Mulai dari visualisasi dan menguasai pkiran kita sendiri.

Di last chapter, kita diminta untuk melakukan action. Karena semua isi buku ini gak akan bermakna kalau dari kitanya nggak ada action nyata.

Seperti kata Brad Sugars yang dikutip di buku ini

“Pemikiran bisa menginspirasi. Kata-kata bisa memprovokasi. Namun hanya action yang akan menjadikan impian anda menjadi kenyataan”

Well sebenernya masih banyak hal seru dan begitu memotivasi dalam buku ini.

Tapi kayanya nggak mungkin gue ceritakan semuanya di sini.

Yang jelas, gue bersyukur bisa membaca buku ini karena menambah pengetahuan gue dan semoga mengubah gue kehidupan dan pribadi yang lebih baik.

December 19, 2011

THINK ACCT 2011





To be Happy in Comunitty of Accounting adalah acara ta’aruf mahasiswa akuntansi UIN Jakarta. Tahun ini acaranya diadakan pada 10-11 Desember 2011 di Buperta, setelah diundur dari tanggal 19-20 November 2011.

Pengunduran acara ini adalah sebuah kesempatan buat gue untuk ikutan, karena kalau acaranya emang seperti jadwal awal, gue pasti nggak ikutan karena benturan sama Graduation Move Maker Project. Allhamdulillah acaranya diundur, jadi gue bisa ikutan.

Oke gue mau ngeshare tentang Think Acct 2011, buat teman-teman akuntansi UIN yang nggak ikutan jangan envy ya sama cerita gue *pdmodeon

Gue ngebet banget pengen ikutan acara ini, alasannnya simple : Networking. Gue Cuma pengen kenal dengan kakak seniornya supaya bisa lebih dikenalkan dan bisa sharing ini itu tentang perkuliahan. Tapi sayang, di kelas gue nggak banyak yang ikut. Apalagi mengajak makhluk-makhluk ceweknya, duuh susah deh. Bahkan ngajak Ilfi dan Sella aja susah banget, tapi allhamdulillah kita AKU KECE (Akuntansi Kelas C) ada 8 orang yang ikutan.

Ada Wahyu Heldera, gue, Sella, Ilfi, dan F4 (Oji, Pandi, Hadi, dan Ical) .

Kita berangkat Sabtu, 10 Desember 2011 dengan 2 bus. Total pesertanya (maba) cuma ada 26 orang dari 3 kelas.

Kita dibagi menjadi 5 kelompok. Gue kelompok 3 bareng Wahyu. Setelah sampai di Buperta Cibubur, kita diberi waktu untuk istirahat sekitar 1 jam.

Kesempatan itu gue, sela dan ilfi pake untuk melihat danau yang emang menarik perhatian. Saat kita kesana, ternyata udah ada cowok-cowok maba dari berbagai kelas.

Kamera ponsel Sella yang dinilai paling berkualitas menjadi media untuk mengabadikan sejuknya danau itu beserta kita, ditambah juga kameranya Wahyu H




bahkan ada yang ngegalau di pinggir danau


yang ini gelap, tapi keren. asli gue suka



Setelah puas foto-foto kita berkeliling ke samping danau ber-3. menemukan kodok-kodokan dan bebek-bebekan. Mereka adalah perahu air yang berbentuk kodok dan bebek. Selain itu kita juga melihat tangga yang begitu tinggi yang dugaan sementara adalah arena flying fox. Sella langsung ketar ketir dan pasang jurus terjitu kalau dia nggak mau naik flying fox. Gue ? Pengen banget tapiii flying foxnya di atasa danau. Terus kalu tiba-tiba gue nyemplung ke danau, guekan nggak bisa berenang. Hiks

Gue galau.

Kita balik ke dekat wisma tapi nggak masuk wisma. Honestly gue penasaran dengan bagian dalam Buperta itu sendiri. Kita berjalan menyusuri jalan yang belum terlalu ke dalam dengan tujuan bisa ketemu sutradara untuk diajak shooting film-film Indosiar. #ngareeep

Karena film-film itukan bersetting di Buperta Cibubur biasanya. Gue penasaran dengan bagian yang lebih dalam di Buperta tapi gue juga nggak berani untuk menelusurinya. Sementara Sella, ngajak semakin ke dalam dan berfoto. Gue Cuma ngeliatain dan berdoa semoga difotonya Sella gak ada penampakan yang muncul, karena hari itu udah lumayan sore. Allhamdulillah nggak ada apapun. Nih hasilnya

Setelah shalat Ashar, kita dikumpulkan per kelompok dengan mentor masing masing. Mentor kelompok gue adalah kak Indah S. dan Kak Saefuddin.

Kita diminta mempersiapkan yel dan kreasi seni.

Kreasi seni yang kita tampilkan buat gue standar, yaitu nyanyi bareng-bareng. Tapi lagu ‘Inikah Cinta?’ sukses mengajak orang-orang bernyanyi bersama.

Kreasi seni yang nggak kalah unik datang dari kakak-kakak yang menamai dirinya Kadal Bintit. Mereka ber-7 atau 8 ya (maaf saya lupa). Intinya mereka seperti boyband datang dengan gaya andalan mereka, yaitu membawakan chicken dance.

Aksi chicken dance mereka sukses mengocok perut kami semua yang hadir.

Kreasi seni itu ditutup jam 10 malam. Kita diperbolehkan tidur dan dipaksa bangun jam 1 dinihari. Kita shalat tahajud berjemaah, lalu diberikan motivasi yang begitu menambah ilmu dan menginspirasi.

Yang paling berkesan itu adalah “Capek itu ada saat kita melakukan suatu aktivitas yang tidak kita sukai”, dan gue sungguh mengiyakan ungkapan ini.

Setelah motivasi dan muhasaabah yang tidak membuat gue menangis, kita bersiap jerit malam. Sebelumnya semua mata peserta ditutup dan berpegangan pada pundak teman kelompoknya yang berada di depannya. Lalu perkelompok digiring menuju pos-pos yang sudah ditentukan.

Pos pertama yang kelompok kami kunjungi adalah pos pengetahuan agama. Di sini, setiap kelompok dipecah kemabali. Gue bersama Rika.

Suara kakak senior perempuan yang sangat gue kenal menyambut kami “selamat datang di Pos Pengetahuan Agama”. Gue yang sungguh masih bingung dan kikuk, belum mengerti rule gamenya, bukannya memberi salam, gue justru mengikuti kalimat yang diucapkan kakak itu. Oke betapa bodohnya saya, seharusnyakan mengucapkan “Assalamualaikum”.

Di pos itu ada pelajaran berkesan, sebuah pesan buat gue.

“Di UIN ini, kamu nggak cuma belajar akademis dan non-akademis, tapi kamu juga belajar agama. Kalau akademis yang main otak, non-akademis yang main fisik, tapi kalau agama yang main adalah hati”.

Next, pos selanjutnya yang kelompok gue kunjungi adalah pos leadership. Nah sekarang gue bareng wahyu diinterogasi—seorang kakak yang sekali lagi gue sangat kenal suaranya—mengenai kepemimpinan.

Selanjutnya, pos pertahanan mental. Honestly, di pos ini rasanya gue pengen tidur aja. Kenapa?

Pertama, gue ditarik dengan sangat kencang lalu didiamkan begitu aja, nggak ada yang menanyai gue sampai sekitar 7 menit (mungkin). Lalu, datanglah kakak perempuan yang gue nggak tahu siapa dia. Menginterogasi kurang dari 5 menit. Terus gue ditinggal lagi. Lamaaaa banget, dan kemudian dikembalikan ke kelompok semula.

Pos selanjutnya, mengenal diri sendiri. Kita diminta mengungkapkan kelebihan dan kekurangan diri kita. Allhamdulillah di sini, rasanya kaya dikasih minum air zam-zam setelah lari-lari dikejar harimau ganas.

Pos terakhir yang kelompok gue kunjungi adalah pos wawasan dan pengetahuan. Di pos ini, gue santai aja ngejawabnya karena allhamdulillah gue bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Tapi endingnya nggak banget, gue disuruh balik ke kelompok gue sendiri…dengan mata tertutup….ditemani malam gelap gulita. JLEB !

Enggak deh, gue dianterin balik ke kelompok gue lagi. Hehe

Setelah shalat subuh, kita dibolehkan istirahat. Siapapun pasti berniat tidur, apalagi gue yang begitu mencintai aktivitas itu. Tetapi, Sweet Disposition milik Temper Trap justru membuat gue bernyanti dalam hati dan susah buat tidur. Tapi gue tidur kok, sebentar.

Sebelum outbound dimulai, Sella ngajak gue dan Ilfi buat rekam jejak.

Awalnya gue nggak ngerti, tapi akhirnya gue tahu maksudnya. Menelusuri jalanan dan menelaah untuk mengetahui kita dibawa kemana semalaman saat jerit malam. Seketika gue langsung sadar dan menyesal, harusnya saat jerit malam, gue bawa roti ya, terus gue sebar-sebar deh tuh roti untuk meninggalkan jejak. *Hansel&Gretel banget.

Give up ! kita nggak tahu dibawa kemana semalam. Kia memilih ikutan senam dan chicken dance ala boy band semalem itu.

Setelah itu, baru deh outbound dimulai.

Game Map kelompok gue adalah danau, flying fox, makan kerupuk, tiarap dan futsal.

Kalau kita berhasil menuntaskan game dengan baik sesuai perintah, kita berhak dapet bendera, yang nantinya dengan jumlah bendera terbanyak berhak menjadi kelompok terbaik.

Game pertama diawali dengan perjuangan yang cukup menguras tenaga. Maen bebek-bebek an air. Tapi menurut gue lebih cocok disebut kodok air. Naiknya berpasang-pasangan dengan lawan jenis yang berbeda dengan tujuan supaya yang cewek bisa dilindungi yang cowok.

Setelah main kodok-kodok an air, rasanya pengen ganti kaki. But its impossible, isn’it?

Next, flying fox. Butuh pengorbanan yang luar biasa untuk hasil yang luar biasa. Gue rasa ini analogi yang tepat buat game ini.

Kenapa ? karena kita harus memanjat tangga setinggi 25 m untuk kemudian meluncur di atas tali yang cukup panjang dimana di bawahnya terdapat danau.

Anyway, mau tahu komentar Sella setelah naik flying fox? (yap dia naik akhirnya). Dia bilang : “ternyata rasanya flat” (dengan gaya datar)

Setelah selsai di flying fox, kita menuju game makan kerupuk. Kerupuknya diikatkan pada ranting kayu yang dipegangi oleh teman di depannya. Yang disayangkan, gue nggak tahu rule game ini dari awal, coba kalau gue tahu pasti gue akan memilih untuk berdiri paling depan. Berperan memegang ranting kayu yang diikatkan kerupuk lalu mengarahkannya ke belakang, tanpa perlu ikutan makan kerupuk.

Nampaknya gue jadi peserta terakhir yang selesai makan kerupuk di kelompok gue. Dengan sangat tragis, gue hampir memakan tali rapiah yang mengikat si kerupuk itu.

Selanjutnya, game tiarap, yang seketika berubah nama menjadi game telentang. Jangan tanya gamenya gimana ? Karena gue mengalami accident yang seketika menghancurkan mood gue.

Last game. Gue nggak tahu apa nama game ini. Permainannya dengan bola, yaitu dengan menjepit bola (nggak boleh jatuh) dan mengantarkannnya ke lawan. Kalau kita menjatuhkan bola itu, kita dapet hadiah make up gratis air belewah dari kak Fadhil. Dan gue kena. Game ini lumayan sulit.

Kelompok gue nampaknya menjadi kelompok pertama yang menyelesaikan game map nya. Setelah membersihkan diri dari kotoran serta beristirahat dimulailah pemilihan Ketua Forkat.

Hamdan dari kelas A terpilih jadi ketuanya. Kelompok terbaik diraih kelompok 1, kelompoknya Sella. Sementara peserta terbaik adalah Ical. Cieee Ical congratss ya !!

Acara ditutup dengan foto bersama dan bergegas pulang. Semuanya berlomba mengemas barang dengan gluduk yang menyamba-nyambar. Buperta nampak sangat gelap meski baru pukul 15.00 tapi tetap aja sesi foto-foto tidak terlewatkan.

Sepanjang perjalanan pulang, hujan deras mengguyur ditemani kilat. Allhamdulillah kita sampai dengan selamat.

Setelah Think Acct 2011 emang bener kita jadi akrab. Buktinya kita ber-8 langsung jadian tanggal 13 bulan 12 tahun 2011. Jadian sebagai sahabat . Keep sepirit 13 12 11 !

Think Acct 2011 : Think, before you acct


Sumber Foto : Sella dan Wahyu Heldera

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis