February 1, 2014

Memoar Krystel #1




Memoar Krystel
Oleh :
Fitria Wardani



Matahari bersinar kencang pada jarum arloji Krystel yang telah menunjukkan pukul 12.00. Waktunya istirahat dan para karyawan akan berhamburan keluar dari ruangan berAC untuk mengisi perut mereka. Waktu yang selalu  ditunggu Krystel setiap harinya, karena dari para karyawan yang berhamburan terdapat sosok lelaki yang dia tunggu, yaitu Boy.
 Krystel berdiri dengan semangat dari duduknya—yang hampir 2 jam. Pandangannya menyapu dengan teliti untuk dapat menemukan sosok yang dia cari. Tidak terlalu sulit menemukan sosok Boy di mata Krystel. Selain karena tinggi, Boy memiliki kulit kecoklatan. Berbeda dengan kebanyakan pria kantoran yang berkulit putih atau kuning langsat.
Setelah menangkap sosok Boy dari kejauhan, Krystelpun melangkahkan kakinya untuk lebih dekat dengan kerumunan. Doanya di setiap pasgi masih sama. Dia berharap hari ini Boy mengingatnya.
Jantung Krystel semakin berdebar saat sosok yang begitu ia cintai selama 5 tahun ini mulai mendekat. Bagaimana mungkin ia merasa berdebar hebat hanya karena bertemu dengan lelaki yang telah menemaninya selama 5 tahun ini ? Masih pantaskah rasa itu ?
“Boy,” panggil sebuah suara dari belakang yang menghentikan langkah wanita itu.
Boy tersenyum sambil mengizinkan si wanita itu menggamit mesra tangannya. Kini mereka berjalan beriringan layaknya sepasang kekasih. Adegan itu semakin membuat Krystel kaku di tempatnya. Dia tak bisa bergerak, bernafaspun terasa sesak. Tetapi Krystel terus mencoba kuat di tempat.
Boy dan wanita itu lewat di depan Krystel. Krystel hanya menunduk, tak sanggup melihat kenyataan yang sedang bermain peran. Tetapi, dia melihat sebuah langkah terhenti di depannya. Krystel langsung mengangkat kepala dan mendapati Boy berhenti tepat di depannya. Boy menatap Krystel dengan dahi berkerut. Bibirnya mulai membuka seolah ingin menyebutkan sebuah nama. Tapi beberapa detik kemudian, dia membatalkannya. Boy berlalu bersama wanita di sampingnya yag menggelayut mesra.
Krystel menghembuskan nafas panjang. Menerima kenyataan pahit kalau hari ini masih sama dengan seminggu terakhir. Boy belum mengingat Krystel. Kecelakaan mobil yang menimpanya sebulan lalu telah menghapus semua ingatan Boy, termasuk ingatannya tentang Krsytel. Kekasih yang telah ia pacari selama 5 tahun.
                Kini, sebulan setelah keadaan Boy membaik, Krystel bertekat untuk mengembalikan semuanya. Dia selalu datang pagi-pagi, berdiri di ujung jalan parkiran menanti  Boy. Saat matahari mulai berada di atas kepala, Krystel telah siap dengan sekotak makanan favorit Boy. Lalu, di sore hari, Krystel kembali menanti Boy di ujung jalan parkiran. Hanya untuk melihat Boy dan berharap membuat ingatan akan hubungan mereka selama 5 tahun ini kembali.

Di ujung jalan ini, aku menunggumu,aku menantimu
Di tengah terik matahari, aku menyanyikan kisah tentang kita

* * *
                “Krystel,” panggil sebuah suara yang sudah akrab di telinga Krystel selama 5 tahun ini. Krystel bangun dari duduknya dengan sumringah menyadari siapa yang memanggilnya barusan.
                “Boy, kamu…kamu mengingatku?,” tanya Krystel haru bercampur gugup.
                Boy tidak menjawab, matanya mengarah pada sesosok lelaki yang berada di ujung jalan. Lelaki itu menatap Boy dan Krystel begitu lekat. Krsytel mengikuti kemana pandangan Boy tertuju. Lelaki itu. Lelaki yang sejak hari pertama Krystel menunggu Boy di Kantornya. Lelaki yang setiap hari selau berada setidaknya 50 meter dari Krsytel. Siapa lelaki itu ? Krystel hanya bertanya melalui tatapannya.
                “Sudah malam, Krystel. Kenapa kamu masih di sini ?”
“Aku menunggumu, Boy,” ujar Krystel dengan mata yang berbinar.
Krsytel masih mengamati lelaki di hadapannya yang sedang asyik memakan kepiting. Terkadang ia tersenyum melihat pria berusia 25 tahun ini makan dengan ekpresi anak kecil. Tidak mau diganggu. Tetapi, hatinya tersenyum lebih dalam karena akhirnya Tuhan mengembalikan ingatan Boy tentangnya.  Mereka sedang makan malam di restoran langganan mereka.
“Krystel, ada sesuatu yang harus kamu tahu dan kamu mengerti,” buka Boy setelah selesai menghabiskan kepiting.
“Apa itu Boy  ? Katakan saja,” ujar Krystel yang masih diselimuti rasa bahagia.
“Krystel, aku sudah memiliki tunangan. Kamu harus tahu itu. Kita tidak mungkin bersama lagi.”
Krsytel tersentak dengan ucapan Boy. Siapa juga yang tidak akan kaget mendengar kekasih yang telah dipacari selama 5 tahun, kini memiliki gadis lain yang dijadikan tunangannya, hanya setelah 1 bulan mengalami amnesia.
“Kamu hanya sedang membuat joke kecil kan Boy ? Mana mungkin kamu bertunangan dengan gadis lain dalam waktu 1 bulan ? Secepat itukah ? Aku rasa ada bagian di kepalamu yang masih menyisakan luka atas kecelakaan itu. Maka itu kamu bicara ngawur seperti ini”
“Aku serius, Krsytel. Cincin ini buktinya. Bulan depan, aku akan menikah”
Krsytel menatap cincin yang tersemat di jari manis Boy. Krsytel sadar betul kalau ia tidak mengenali cincin itu.
“Bagaimana mungkin kamu telah bertunangan dengan wanita lain, Boy ? Kamu baru sebulan lalu mengalami kecelakaan hebat. Aku kekasihmu selama 5 tahun ini dan kamu memilih bertunangan dengan wanita lain hanya dalam sebulan setelah kesembuhanmu?,” ceramah Krystel dengan nada setengah berteriak. Kemudian air matanya tumpah. 

0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis