February 21, 2014

Two Things that Make You Worry


Katanya, setiap orang diciptakan berpasang-pasangan. Seperti laki-laki dan perempuan, sepatu kanan dengan sepatu kiri, roti dengan selai, kopi dengan gula. Seperti pelangi setelah hujan, asap karena api. Ini menyoal kausalitas. Hubungan sebab akibat.

Bagi saya, ada 2 hal yang merisaukan dan sulit disembuhkan di kehidupan ini. Mereka adalah kecewa dan kehilangan. Beruntungnya, ada cara di baliknya untuk menghindari 2 hal tersebut. Ada cara pencegahannya, karena 2 hal tersebut hadir atas kausalitas, yaitu hubungan sebab akibat.

Kecewa terbentuk karena ekspektasi yang begitu tinggi. Sementara kehilangan terbentuk karena kita merasa memiliki. Tidak pernah ada kekecawaan kalau kita tidak pernah berekspektasi terlalu tinggi akan suatu hal atau seseorang. Kita sering kagum kepada orang karena chasing dan pembawaannya di muka umum. Memuji orang itu tiada habis dan seolah tiada celah. Kita mungkin sering meyakini dalam pikiran masing-masing betapa hebatnya orang itu. Kemudian ada waktunya saat kita mengetahui kalau orang itu tidak sesempurna yang terlihat oleh mata. Lalu, kecewa yang bersarang di hati.

Kita sering lupa kalau kita semua manusia. Tidak ada manusia yang sempurna. Kita dan orang itu sama, jika orang itu hebat, maka sesungguhnya kita tak kalah hebat. Hanya saja, mungkin kita belum menemukan lebih jauh potensi yang kita miliki. Jangan berekspektasi terlalu tinggi, jangan menghakimi dan memuji tanpa henti. Kita semua manusia.

Sayangnya selain lupa kalau kita semua sama – sama manusia, kita juga lupa kalau kita tak pernah memiliki apapun di dunia ini sesungguhnya. Semua yang ada pada diri kita hanyalah titipan semata—yang kita tidak pernah tahu kapan pemiliknya yang utuh akan menjemputnya.

Pastinya kita sudah tidak asing dari pelajaran yang bisa kita dapat dari tukang parkir bukan ? Tukang parkir selalu menjaga mobil atau motor yang dititipkan padanya sebaik mungkin. Tetapi, saat si pemilik mobil atau motor itu mengambilnya kembali, tukang parkir tidak menangis tersedu – sedua, sedih atau update status karena merasa kehilangan. Tukang parkir akan mengikhlaskannya, karena dia tahu kalau semua itu hanya titipan. Dan sesuatu yang dititipkan harus dikembalikan atau akan dijemput si pemiliknya.

Mungkin muncul sebuah pertanyaan seperti ini “Tapi, dia dibayar untuk itu ?”. kita juga dibayar untuk itu. Untuk menjaga apa yang telah dititipkan olehNya, dengan syarat kita menjaganya dengan baik. Bayarannya berupa apa ? Poin poin kebaikan yang dikenal dengan pahala. Atau bahasa kerennya amal kebajikan.

Seseorang yang datang kepada kita hanya sebuah titipan, kita bisa menjaganya dengan menjadi manusia bermanfaat di dekatnya. Bukankah itu amal kebajikan yang sedang kita tanam. Saat orang itu harus pergi atau diambil kembali oleh pemilikNya, maka tak seharusnya kita merasa kehilangan. Karena ingat readers, kita bukan pemiliknya.

Jadi, 2 hal merisaukan dalam hidup itu bisa kita hindari kalau kita tidak memiliki ekspektasi yang terlampau tinggi dan tak pernah merasa memiliki. Tapi, kalau memang hati kita tak bisa mengendalikan dan menjalankan apa yang seharusnya kita cegah, mau bagaimana lagi. Untuk sesekali, saya rasa tidak apa. Anggap saja mencicipi hidup. Karena setelah pernah merasa kecewa dan kehilangan, bukankah kita menjadi belajar untuk menjadi dewasa dan menjadi lebih baik lagi

Terima kasih

0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis