February 20, 2014

Abel, Kisah Sewindu (End)



cerita sebelumnya



Aku hampir stress dengan semua pemikiranku sendiri hingga Radit datang dan mendekatiku. Awalnya, aku menganggap Radit adalah kakak yang baik dan teman berbagi wawasan. Tetapi, lama kelamaan perlakuannya kepadaku semain istimewa. Radit memeberikan segala hal yang selama ini kuimpikan sebagai seorang gadis. Radit secara tidak langsung memanjakanku dengan seglaa luapan perhatian dan kasih sayangnya. Radit sangat menyayangiku. Aku tahu itu. Maka, saat Radit mengajakku untuk menikah di kala usiaku 21 tahun, aku menerimanya.

Intensitas pertemuanku dengan Albi semakin berkurang. Setiap melihatnya, aku seperti terluka karena tak pernah bisa menunjukkan perasaanku yang sesungguhnya kepadanya. Aku juga tak pernah tahu seperti apa perasaannya kepadaku. Atau sebaiknya mungkin aku tak perlu tahu, karena saat aku mengetahuinya, aku telah terlambat. Tidak ada yang dapat kuperbuat.

“Makasih, Bi. Aku sudah minta bantuan sama Mia untuk mempersiapkan segalanya. Mulai dari baju pengatin, catering makanan, gedung, undangan. Kamu nggak perlu khawatir. Anyway, terima kasih sudah menawarkan diri,” jawabku sambil berlalu meninggalkan beranda.

Beberapa menit yang lalu, aku tahu segala usaha Albi mempertahankanku untuk menarikku keluar dari rencana pernikahan ini adalah bukti kalau ia memiliki perasaan yang sama denganku. Tetapi semuanya terlambat, Albian.
* * *

“Saya terima nikahnya Anggita Salsabila binti Hermawan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan….”

Salsa. Salsabila. Ya, itu nama Abel yang sesungguhnya. Lalu mengapa ia dipanggil Abel ? Tiba-tiba pikiran itu justru sibuk mengisi kepalaku di tengah ijab kabul yang sedang berlangsung.

Aku menghadiri pernikahan Abel, cinta pertamaku yang bertepuk sebelah tangan.

Jujur memang sakit di hati
Bila kini nyatanya engkau memilih dia

END

25 Januari 2014
Inspired by Sewindu from Tulus

2 comments:

Anonymous said...

mereka terlena akan friendzone yang dibuat sendiri ckck..



tetep semangat thor.! jangan sampe kejebak friendzone sendiri haha

Anonymous said...

kayanya mereka terlalu nyaman ada di friendzone makanya jadi takut kehilangan satu sama lain yg malah membuat semuanya jadi terlewatkan hmm..

jadi kalo kejebak frienzone harus ngapain thor? #curcol hihi



keep writing thor!! jangan sampe keenakan di friendzone! #upss haha

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis