Karena hujan pernah menahanmu di sini
(Utopia – Hujan)
Aku tertahan di sana. Di hadapan air mata penyesalanmu yang turun tanpa
henti. Seperti hujan yang tak berhenti semalaman pada hari sebelumnya. Aku memaaafkanmu
dan menyeka air matamu. Tetapi, itu setahun yang lalu.
Detik ini aku lebih ingin menyeka hujan yang turun di malam sebelumnya. Supaya
aku mampu membelah malam dan menghampirimu. Tak apa, meski harus kujumpai kamu
dengan sesosok pria yang bibirnya menyatu denganmu. Tak apa, meski hatiku akan
tercabik di saat itu. Tak apa, meski mungkin aku akan meradang di kala itu. Tak
apa, meski aku harus terbuang dengan rasa sakit. Tak apa, asal bukan saat ini….saat mendengar kenyataan yang
tersimpan setahun lamanya.
Tetapi, hujan pernah menahanku di sini. Hujan dari pelupuk matamu
5 Maret 2015
9.40 PM
*inspired by Hujan-Utopia
0 comments:
Post a Comment