January 8, 2014

The Guys Who We...


Ada 2 kesamaan yang saya temui pada 2 hal berbeda yang saya selami selama 3 hari terakhir ini. Okay, ringkasnya dari novel yang saya baca dan drama korea yang saya ikuti. Tokoh utama wanita pada akhirnya akan memilih lelaki lain—yang belum mencintainya—ketimbang lelaki satunya lagi—yang jelas-jelas mencintainya dan selalu berada di sisi si wanita itu kapanpun dibutuhkan

Saya baru menyadari hal itu ketika harus menerima ending Dating Cyrano Agency. Min Young akhirnya memilih Il Reok ketimbang Master (Seung Pyo). Padahal Master sampai tertusuk pisau hanya untuk menyelamatkan Min Young yang diculik. Sementara Il Reok? Dia hanya terus menafikkan perasaannya dan berulang kali memukul Min Young untuk mundur memerjuangkan cintanya.

Alasannya ? “I am not good man for you”

Sama persis dengan alasan Skan yang berubah drastis menghindari Krystal dalam novel Goddbye Happiness karangan Arini Putri—yang belum lama ini saya baca. Tokoh utama wanita akan selalu berjuang mendapatkan cinta pria—yang belum mencintainya atau menolak mencintainya. Tak peduli harus terluka ataupun menangis merana dibuatnya. Padahal di belakangnya telah ada pria lain yang selalu setia memayunginya, meminjamkan bahu untuk memebenamkan kepala, atau sehelai saputangan—penghapus air mata.

Tetapi, meski telah dipayungi, si tokoh wanita utama seakan terus berlari menembus hujan. Dia ingin mencapai pelangi dan memilikinya. Tak peduli kalau kehujanan bisa membuatnya sakit.

Itukah ciri khas Korea ? Karena kalau ditilik kembali, fenomena Boys Before Flowers juga mengisahkan Jandi yang mati-matian mempertahankan hubungannya dengan JunPyo, padahal ada Ji Hoo di belakangnya yang selalu ada di kala Jandi membutuhkannya.

Ada yang tahu jawabannya mengapa? Sekilas bukankah ini lucu ? Juga tidak adil atau bahkan bodoh ? Kenapa bersusah payah mengejar pria lain kalau ada good man yang selalu setia di belakangmu dan akan selalu ada kapanpun kamu butuh ? bukankah itu bodoh ? Menyia-nyiakan yang ada ? Seperti tidak mensyukuri apa yang telah dikirimkan Tuhan untukmu ?

Kalau dilihat kembali, saya kadang kesal sendiri. Tetapi, ada poin positif yang coba saya tangkap dari lelucon bodoh ini. Seperti yang kita—para penikmat drama atau novel dan sejenisnya—tahu kalau cerita akan selalu berakhir dengan tokoh utama wanita mendapatkan pria yang ia cintai. Dan si pangeran yang memayungi akan berlapang dada mengikhlaskan sambil berkata “Aku bahagia untukmu.”

Endingnya akan selalu begitu, bukan ?

It means di balik perjuangan si wanita, ia akhirnya mendapatkan pria yang ia cintai. Karena untuk mendapatkan apa yang kita inginkan itu tak pernah mudah. Harus ada proses, perjuangan, kerja keras, rasa sakit. Pada akhirnya, semua itulah yang menjadikan pertimbangan apakah kita dengan begitu saja mengakhiri hubungan—setelah kerja keras dan perjuangan yang besar untuk mendapatkannya—dengan si dia ?

Dan…ya jangan sudah capek-capek kita perjuangkan untuk mendapatkannya tapi justru diabaikan di kemudian hari. Seperti pulau indah kita di Timur Indonesia.

Tapi kembali lagi pada pria yang kita inginkan itu, benarkah ia yang memang kita butuhkan ?

Nah lho bingungkan ? Saya juga…

So, be realistic, girls


Sekian dan terima kasih atas waktunya.


we want





 OR



we need



0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis