January 17, 2014

About Path, About Me







Seperti janji saya pada postingan sebelumnya untuk mengulas keeksklusifanPath menurut saya, maka kali ini saya akan menepatinya.

Mari kita mulai

Seperti kebanyakan orang saat baru memiliki social media yang baru, maka langkah pertama yang saya lakukan adalah mulai  menambahkan teman (add friend). Karena saat itu teman yang saya tahu hanyalah 2 sahabat JHS (Junior HIgsh School) saya maka berakar dari situlah saya mencari teman. I mean saya menambahkan teman yang kebanyakan merupakan teman-teman semasa JHS.

Selanjutnya teman lain mulai bermunculan, baik teman JHS, SHS (Senior High School), teman kampus hingga beberapa teman SD saya. Path yang membatasi si penggunanya memiliki 150 teman benar-benar membuat saya benar-benar selektif dalam memiliah siapa-siapa saja untuk dijadikan teman di Path ini.

Kalau pada jejaring sosial lain, saya tidak bermasalah berteman dengan siapapun ( bagi saya akan ada banyak informasi yang saya peroleh), maka pada Path saya menemukan fungsi sesungguhnya dari social media, yaitu hanya berhubungan dengan orang yang kita ingin tahu kabar dan keadaannya.

Saya menemukan banyak wajah baru dan aktivitas baru dari kehidupan teman-teman saya yang sudah lama tak saya jumpai. Entah itu tentang kuliah mereka, wisuda kakak mereka, tempat hangout mereka, pacar baru mereka, hobi baru mereka, ataupun pekerjaan baru mereka (ada beberapa teman yang merupakan kakak tingkat).

Teman saya, Ilfi pernah bilang kalo Path itu lengkap. Kombinasi dari segalanya. Dari foursquare, twitter, dsb. Karena saya bukanlah orang yang rajin menjajal semua social media, jadi saya tidak bisa membenarkannya. Yang saya tahu Path melengkapi hobi saya dan itulah yang membuat saya keranjingan. Hihiii.

Sebagai radio addicted, saya senang sekali mendengarkan music. Terutama di radio. Dan Path meneyediakan music box—dimana kamu bisa share sedang mendengarkan lagu apa kepada teman-teman di Path. Lengkap dengan Judul lagu, nama penyanyi, album dan tahun lagu itu dirilis. Fasilitas itulah yang sebentar-sebentar membuat saya melirik ke Path (hehe. Maaf kalau memenuhi TL teman-teman di Path hehe).



Tidak hanya itu saja, ada movie box dan books box yang memberikan fasilitas tidak jauh berbeda dari music box. Kamu dapat share film yang sedang kamu tonton atau buku yang sedang kamu baca.

Untuk setiap aktivitas yang kamu share, orang lain bisa memberikan reaksi berupa emote (gasped, sad, smile, laugh, dan love) ataupun menyampaikan comment. Path juga menyediakan fasilitas chat secara private tanpa pembatasan karakter serta dapat berkirim sticker



Yang unik, Path juga menyediakan fasilitas I’m awake dan Go to sleep. Awalnya saya merasa aneh dengan fasilitas ini dan terlalu berlebihan karena untuk aktivitas bangun dan tidur saja sampai dishare ke orang lain. Tetapi kemudian saya tertarik, karena di bawahnya terdapat penjelasan cuaca saat kita bangun atau tidur, termasuk suhu udara di sekitar kita. Hal itulah yang membuat saya kemudian ikut menggunakan fasilitas itu. Semata-mata hanya ingin tahu deskripsi di bawahnya. Haha

Social media besutan Dave Morin ini juga punya beberapa kekurangan bagi saya. Mulai dari pencarian yang lama dan kadang tidak lengkap pada Music box, books box dan movies box. First name yang hampir sama satu sama lain, notification yang datangnya terlamba, dsb.

Tapi Path menjadikan saya dekat dengan teman yang jauh. Hanya dengnan mengetahui aktivitasnya. Kini, saya tahu mengapa ada orang yang tidak mau menerima request berteman dengan orang yang tidak benar-benar mereka kenal. Karena kini saya yang menjadi orang itu dan tahu apa jawabannya. Meski di beberapa hal mungkin ada toleransi untuk berteman dengan orang yang tidak kita kenal, tetapi memiliki selera musik yang sama. Dan saya ada di bagian itu. Haha

Terima kasih atas waktunya. Semoga bermanfaat





0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis