January 8, 2014

Pertemuan dengan Path

Halo readers

Saya memiliki Path sejak 6 bulan lalu, tetapi baru aktif menggunakannya 4 bulan terakhir ini. Awalnya sempat baca postingan teman dalam blognya yang menceritakan kalau dia keranjingan bermain Path. Saat itu saya belum tahu fasilitas apa saja yang ada di dalam Path dan tidak tertarik juga dengan Path.

Karena pada akhirnya, semua sosial media yang baru—entah apa namanya—dan menjamur banyak digunjingkan orang, saya hanya tetap setia pada Twitter. Mengapa ? Karena Twitter memberikan informasi terupdate. Timeline cepat berubah dan tidak memunculkan apa yang dibicarakan orang pada 2 atau 3 hari yang lalu.

Ya, itulah yang terjadi pada news feed facebook saya. Sebagian besar isinya adalah update status teman saya—yang kebanyakannya lagi berisi curhatan—pada 2 atau 3 hari lalu tapi masih muncul juga. That’s why facebook saya seperti tidak punya kehidupan, karena saya jarang menggunakannya. Lihat saja sampai saat ini covernya belum diperbarui sama sekali. Haha

Sementara Twitter memberikan informasi terhangat, layaknya brownies yang baru keluar dari oven. That’s why saya lebih aktif bermain Twitter. Entah itu mantengin timeline atau meretweet  status dari yang saya follow.

Jadi, ada suatu hal yang membuat saya tertarik pada Path dan memutuskan untuk membuatnya. Pada suatu kesempatan, ada kuis di twitter—yang saya lupa hadiahnya—mengenai cerita Lupus. Iya, Lupus yang hobinya makan permen karet dan jambul khas itu lho. Bukan penyakit Lupus ya.

Pada kuis itu, peserta hanya diminta mengulas cerita yang menjadi favoritnya dan ada di buku Lupus judul apa serta alasannya. Dengan fasilitas 140 karakter yang disediakan Twitter saya memanfaatkannya sebaik mungkin. Meski tentu saja masih sangat super kurang puas. Beberapa hari kemudian saya iseng mencari siapa pemenangnya dan jawabannya. Di situlah saya bertemu dengan Path.

Maksud saya, ternyata banyak peserta yang menggunakan fasilitas Path dalam menjawab. Jadi, mereka tidak lagi terbatas dengan 140 karakter. Mereka bisa menceritakan cerita Lupus favorit mereka beserta alasannya dan terdapat di buku apa. Karena setiap moment yang kita share di Path bisa otomatis terhubung ke Twiter, Facebook, Tumblr, Foursquare (jika kita mengizinkan). Path ini  Di situ saya masih belum mengetahui apa itu Path. I mean, media sosial jenis apa sih Path itu.

Tetapi, saat ada kesempatan untuk akhirnya bisa bikin akun Path. Sayapun membuatnya melalui notebook. Saya lupa bagaimana caranya, yang jelas langkah saya terhenti saat ternyata untuk melanjutkan aktivitas di Path, saya harus mengaksesnya melaui smartphone. Langkah saya terhenti karena saat itu belum punya smartphone. Tetapi, saya sudah punya akun Path. Haha

Hingga 2 bulan kemudian, saya juga lupa bagaimana bisa mengakses akun Path yang sudah saya buat pada 2 bulan sebelumnya. Yang jelas, cukup lama juga sih untuk dapat mengakses Path via smartphone dikarenakan saya lupa menggunakan alamat email yang mana.

Sejak saat itu, saya mengamini teman blogger saya. Saya ikut keranjinga Path. Tetapi saya menemukan keesklusifan Path dan fungsi dari media sosial yang sesungguhnya. Path berbeda bagi saya…dia memiliki arti tersendiri.

Mengapa ? ada banyak alasan

Tunggu postingan selanjutnya ya.

6 months 600 momments

0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis