Heloo October
Selamat berjumpa kembali dengan cerita KKN saya di Bogor. Postingan kali
ini adalah seputar primadona Kp. Babakan Empang yang selalu menjadi pembicaraan
oleh kami (Geng Ayam dan Tukang Ayam).
Selama hampir satu bulan tinggal di Pasarean, tepatnya di Kp. Babakan
Empang ada sebuah nama yang selalu kami sebut ketika membuka pintu di pagi
hari. Sebuah nama yang selalu kami sebut ketika ada makanan yang terhidang.
Sebuah nama yang selalu kami sebut ketika bersiap pergi dari rumah (entah mengajar
atau ke Curug).
Nama itu adalah “Disya.” Bukan hanya namanya yang cantik tapi si pemilik
nama juga cantik. Dia bersih dan lembut. Nggak heran kalau hampir semua
personil geng ayam senang mengelus elusnya. Dan tidak salah juga kalau saya
menyebutnya sebagai primadona. Karena hampir semua teman-teman kelompok KKN MPR
memanggil Disya dengan manja dan memperlakukannya bagaikan adik kami.
Nama lengkapnya Disya Nul Fatul Jannah. Dia udah di bai’at masuk Islam
oleh salah satu geng ayam. Meski Disya jalannya pincang dan hobi makan nasi kami tetap menerima Disya di rumah
kami. Hampir setiap pagi, kami (personil Tukang Ayam) selalu meneriakkan nama
Disya begitu membuka pintu. Karena apa ? Karena ada sampah berserakan dari trash bag . Disya adalah pelakunya. Kucing
itu pasti telah mencakar cakar untuk mencari potongan tulang ayam.
Disya Nul Fatul Jannah |
Disya Dibai'at |
Kami juga selalu meneriaki “Disya” setiap ada makanan yang didekati dan
diendus Disya. Disya kucing cantik yang hobinya makan nasi. Selain itu dia juga
suka makan chiki. Lebih tepatnya stick panjang yang pedas itu. Dia juga suka
makan tisu meski malu malu. Fakta ini saya temukan ketika iseng memberikan
stick pedas itu di atas tisu pada Disya. Dan dengan lahap Disya mengunyahnya,
termasuk tisu yang nempel itu.
Kami selalu meneriaki “Disya” saat sedang bermain di depan rumah. Disya
itu hobi banget ngulet dan berjemur. Mungkin itu tips dia tetap eksis menjadi
primadona Kp. Babakan Empang. Saya rasa tidak berlebihan kalau saya menyebut
Disya sebagai primadona karena memang begitu kenyataannya.
Disya Ngulet |
Disya sudah seperti anggota keluarga kami. Entah bagaimana awalnya dia
bisa mengakrabkan diri dan hilir mudik di dalam rumah kami. Kami juga nggak tahu siapa ibu dan bapaknya. Nama
Disya juga diberikan oleh Shinta (salah satu personil Tukang Ayam). Katanya
kucing itu cantik seperti temannya Shinta yang namanya Disya.
Kabar terakhir menyatakan kalau Disya
kurusan. Mungkin karena dia sudah lama nggak makan stick panjang yang pedas
itu. Yang pasti Disya si primadona Kp. Babakan Empang itu sudah seperti anak
sendiri. Maaf nak, kami telah meninggalkanmu dan belum sempat memberikan
pengobatan pada kakimu yang pincang itu.
Disya Kurusan |
0 comments:
Post a Comment