October 7, 2014

Cerita KKN - Disya 'Primadona Babakan Empang'

Heloo October

Selamat berjumpa kembali dengan cerita KKN saya di Bogor. Postingan kali ini adalah seputar primadona Kp. Babakan Empang yang selalu menjadi pembicaraan oleh kami (Geng Ayam dan Tukang Ayam).

Selama hampir satu bulan tinggal di Pasarean, tepatnya di Kp. Babakan Empang ada sebuah nama yang selalu kami sebut ketika membuka pintu di pagi hari. Sebuah nama yang selalu kami sebut ketika ada makanan yang terhidang. Sebuah nama yang selalu kami sebut ketika bersiap pergi dari rumah (entah mengajar atau ke Curug).

Nama itu adalah “Disya.” Bukan hanya namanya yang cantik tapi si pemilik nama juga cantik. Dia bersih dan lembut. Nggak heran kalau hampir semua personil geng ayam senang mengelus elusnya. Dan tidak salah juga kalau saya menyebutnya sebagai primadona. Karena hampir semua teman-teman kelompok KKN MPR memanggil Disya dengan manja dan memperlakukannya bagaikan adik kami.


Nama lengkapnya Disya Nul Fatul Jannah. Dia udah di bai’at masuk Islam oleh salah satu geng ayam. Meski Disya jalannya pincang dan hobi makan nasi kami tetap menerima Disya di rumah kami. Hampir setiap pagi, kami (personil Tukang Ayam) selalu meneriakkan nama Disya begitu membuka pintu. Karena apa ? Karena ada sampah berserakan dari trash bag . Disya adalah pelakunya. Kucing itu pasti telah mencakar cakar untuk mencari potongan tulang ayam.
Disya Nul Fatul Jannah
Disya Dibai'at

Kami juga selalu meneriaki “Disya” setiap ada makanan yang didekati dan diendus Disya. Disya kucing cantik yang hobinya makan nasi. Selain itu dia juga suka makan chiki. Lebih tepatnya stick panjang yang pedas itu. Dia juga suka makan tisu meski malu malu. Fakta ini saya temukan ketika iseng memberikan stick pedas itu di atas tisu pada Disya. Dan dengan lahap Disya mengunyahnya, termasuk tisu yang nempel itu.

Kami selalu meneriaki “Disya” saat sedang bermain di depan rumah. Disya itu hobi banget ngulet dan berjemur. Mungkin itu tips dia tetap eksis menjadi primadona Kp. Babakan Empang. Saya rasa tidak berlebihan kalau saya menyebut Disya sebagai primadona karena memang begitu kenyataannya.
Disya Ngulet

Disya sudah seperti anggota keluarga kami. Entah bagaimana awalnya dia bisa mengakrabkan diri dan hilir mudik di dalam rumah kami. Kami juga nggak tahu siapa ibu dan bapaknya. Nama Disya juga diberikan oleh Shinta (salah satu personil Tukang Ayam). Katanya kucing itu cantik seperti temannya Shinta yang namanya Disya.

Kabar terakhir menyatakan kalau Disya kurusan. Mungkin karena dia sudah lama nggak makan stick panjang yang pedas itu. Yang pasti Disya si primadona Kp. Babakan Empang itu sudah seperti anak sendiri. Maaf nak, kami telah meninggalkanmu dan belum sempat memberikan pengobatan pada kakimu yang pincang itu.
Disya Kurusan






0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis