June 10, 2014

Hai Nona



Kamu hanya fokus dengan smartphone putihmu itu. Masih sama dengan hari kemarin. Juga sama dengan hari sebelum kemarin. Sama dengan 2 bulan terakahir setiap kita bertemu. Kamu bahkan tidak berani menatap mataku saat bertemu. Melemparkan pandanganpun rasanya juga tidak. Kamu terlalu angkuh atau mungkin juga acuh. 

Ada banyak waktu yang disediakan Tuhan untukku, juga kamu. 24 jam. Tetapi kita tak bertemu untuk saling menyapa. Kamu tetap ceria, tak pernah absen menyapa dan bercerita yang menghadirkan gelak tawa. Tetapi bukan untukku, bukan juga kepadaku. Semua hanya untuk kamu dan kepada mereka.

Kamu bisu jika ada aku. Hanya tertunduk lesu tak mengangkat dagu. Seperti kemarin. Masih sama dengan hari sebelum kemarin. Membuatku ragu untuk mengajakmu berbicara dan tertawa bersama layaknya kemarin dan ratusan hari sebelum kemarin. semua menjadi abu, entah sejak kapan.

Tetapi bukan aku yang menciptakan api lalu membubung asap. Bukan aku, nona. Entah siapa. Tetapi berhentilah bersikap angkuh, apalagi acuh. Karena sesungguhnya kamu rapuh. Karena sesungguhnya kamu butuh bahu untuk bersandar. Butuh tong sampah untuk memuntahkan semua isi kepala dan hatimu. Tak bisakah kamu melepaskan baju kenagkuhanmu dan memaafkan segala hal yang telah lalu ?


0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis