Kamu hanya fokus dengan smartphone putihmu itu. Masih sama dengan hari
kemarin. Juga sama dengan hari sebelum kemarin. Sama dengan 2 bulan terakahir
setiap kita bertemu. Kamu bahkan tidak berani menatap mataku saat bertemu. Melemparkan
pandanganpun rasanya juga tidak. Kamu terlalu angkuh atau mungkin juga acuh.
Ada banyak waktu yang disediakan Tuhan untukku, juga kamu. 24 jam. Tetapi
kita tak bertemu untuk saling menyapa. Kamu tetap ceria, tak pernah absen
menyapa dan bercerita yang menghadirkan gelak tawa. Tetapi bukan untukku, bukan
juga kepadaku. Semua hanya untuk kamu dan kepada mereka.
Kamu bisu jika ada aku. Hanya tertunduk lesu tak mengangkat dagu. Seperti
kemarin. Masih sama dengan hari sebelum kemarin. Membuatku ragu untuk
mengajakmu berbicara dan tertawa bersama layaknya kemarin dan ratusan hari
sebelum kemarin. semua menjadi abu, entah sejak kapan.
Tetapi bukan aku yang menciptakan api lalu membubung asap. Bukan aku,
nona. Entah siapa. Tetapi berhentilah bersikap angkuh, apalagi acuh. Karena sesungguhnya
kamu rapuh. Karena sesungguhnya kamu butuh bahu untuk bersandar. Butuh tong
sampah untuk memuntahkan semua isi kepala dan hatimu. Tak bisakah kamu melepaskan
baju kenagkuhanmu dan memaafkan segala hal yang telah lalu ?
0 comments:
Post a Comment