Pemimpin. Bukan jodoh sih, tapi saya percaya kalau setiap orang memiliki kriteria
masing-masing untuk sosok yang pantas diangkat sebagai pemimpin. Tahun 2014,
Indonesia sedang mencari pemimpin baru. Sayangnya 2 calon yang diajukan—dari partai
dengan perolehan besar di pemilu legislatif—untuk maju sebagai presiden tidak
ada yang memenuhi kriteria hati saya. Memang, pemimipin ini bukan jodoh, harus
dianalisa secara rasional tapikan kemudian akan turun ke hati. Setelah melihat dan
menganalisa dengan pikiran atas 2 tokoh—yang sedang marak diperbincangkan itu
tetap saja berujung ke hati yang melakukan penolakan pada keduanya.
Sejak mengetahui siapa 2 calon yang akan bersaing dalam Pemilu Presiden 9
Juli mendatang, saya sudah berniat menjadi golongan putih. Tapi tenang, saya
tidak akan menjadi golongan putih yang malas datang ke TPS (Tempat Pemungutan
suara). Saya akan tetap datang dan merusak suara sehingga surat suara tidak sah
dan tidak dipersalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu. Apatis terhadap pemilu
atau politik ? Ya, silahkan Anda nilai demikian. Karena bagi saya, keduanya memiliki
catatan hitam tersendiri, maka dari itu saya benar-benar tidak ingin memilih
salah satu diantara mereka.
Sampai pada debat capres putaran pertamapun saya masih memiliki niat
demikian, meski saya tetap mengikuti debat itu dengan terkantuk-kantuk. Lalu pada
suatu hari, saat saya sedang asyik mengscroll
timelinte twitter saya, saya menemukan sebuah headline dari berita yang
menjelaskan kalau meskipun pilpres kali ini hanya diikuti 2 pasang, tidak
menutup kemungkinan terlaksana 2 putaran. Tentu saja saya mengerutkan dahi dan
penasaran apa penyebabnya. Yang jelas saya sangat tidak ingin digelar 2
putaran, karena 1 putaran saja anggarannya sudah besar. Apalagi kalau 2
putaran.
Penyebabnya adalah syarat yang diatur dalam UU Pilpres.
“apabila salah satu
pasangan capres-cawapres memenuhi syarat suara 50 persen plus 1 dari jumlah
suara sah nasional, dan mendapat 20 persen suara sah di lebih dari separuh
provinsi di Indonesia, maka pilpres dilakukan 1 putaran. Apabila tidak, maka
akan ada putaran kedua.”
(Berita lengkapnya bisa kamu baca di sini)
Bagaimana jika syarat suara itu tidak terpenuhi oleh kedua capres
? Bagaimana kalau banyak yang golput
sehingga suara itu tidak masuk ke kedua capres ? Akan ada pemilu putaran kedua
yang butuh biaya lagi berarti. Padahal, jika pemilu ini hanya berlangsung 1
putaran saja kita telah menghemat 3,2 T (kata Gamawan Fauzi, bisa baca di sini)
Lalu saya menimbang bagaimana jika ada banyak orang seperti saya. Memilih
golput dengan cara yang mereka
percayai sendiri. Maka suara 50% itu tidak akan tercapai. Setelah itu, saya
mulai berubah haluan dan memutuskan untuk keluar dari golongan putih dan akan
memilih pada pemilu presiden nanti.
Ya, saya tidak ingin negara ini harus mengeluarkan uang lebih
banyak hanya untuk memilih pemimpin yang keduanya memiliki catatan hitam. Jadi,
selesaikan saja dalam waktu yang singkat proses pemilihan ini. Meski sampai
detik ini saya belum menentukan pilihan, tapi saya berjanji akan datang ke TPS
dan mencoblos salah satu dari 2 calon yang ada.
Jadi, untuk sementara ini saya menjadi golongan swing voter.
Golongan yang tidak
memiliki keterikatan fanatik dengan partai tertentu dan belum menentukan
pilihannya. Debat Capres-Cawapres yang digelar KPU selama 5 putaran sebenarnya
adalah media untuk membantu swing voter untuk
menentukan pilihannya. So far, selama
3 putaran debat ini moderatornya semakin membaik. Tapi bukan itu substansinya. Susbstansinya
tentu saja jawaban dari para capres cawapres itu.
Honestly,
debat putaran ketiga adalah debat terbaik dari 3 putaran debat yang sudah ada. Tapi
tetap saja saya belum menentukan pilihan. Semoga debat putaran keempat nanti
juga dapat memberikan substansi lebih bagi para swing voter. Meski lagi nih
ya raeders, debat tidak memiliki pengaruh signifikan bagi swing voter dalam menentukan pilihannya.
Rumor dan isu yang berserakan lah yang menjadi pertimbangan mereka dalam proses
penentuan memilih presiden ini. Setidaknya itu yang disampaikan oleh teman saya
yang juga merupakan swing voter.
Baiklah, pesan dari postingan ini adalah tanggal 9 Juli nanti, ayo
kita memilih presiden. Siapapun itu terserah kamu, yang penting kita bisa
menyelematkan 3,2 T dengan mewujudkan pemilu 1 putaran saja. Terima kasih atas
perhatiannya
0 comments:
Post a Comment