Karena khawatir
readers malas bacanya saking kepanjangan, maka postingan ini saya buat 2 part. Sebelumnya
ada di sini ya,
4. Pendekar Tongkat Emas
Kalau dari
kuis-kuis sebelumnya saya hanya iseng ikutan, maka untuk bisa mendapatkan
freepas ini bisa dikatakan saya begitu niat. Saya mengikuti di 4 kuis yang
berbeda dari 4 penyelenggara (Tabloid Bintang, KapanLagi, Muvila dan Nescafe)
yang juga berbeda dan allhamdulillah menang dari Tabloid Bintang dan Nescafe. Akhirnya
saya lebih memilih menggunakan tiket dari Nescafe karena nobar with the cast.
Pengumuman Pemenang Freepas PTE |
Kali ini acara
nobarnya di XXI Setiabudi. Masih menggunakan
alasan yang sama kalau kami bukan anak mall jadi kami tidak tahu persis dimana
tempatnya dan harus turun di halte yang mana. Berbekal petunjuk dari ayah saya,
maka kami turun di Halte Kuningan Madya (depan gedung KPK) dan ternyata…jreng
jrengg itu halte yang cukup jauh dari XXI Setiabudi. Harusnya kami turun di
halte sebelumnya yang agak lebih dekat. Okay,
dengan terpaksa kami jalan terburu-buru dan setengah berlari karena khawaitr
terlambat pasalnya tiket diambil sebelum jam 10. Sementara jam sudah menunjukkan
pukul 09.30. Setelah lumayan ngos-ngosan
tibalah kami di venue yang ternyata
sudah ramai karena acara nobar ini diikuti oleh pemenang lain dari Kuis yang diadakan
grup KG. Tidak ada stan Nescafe di sana,
hanya ada banner tanpa penjaga. Agak bingung
dan finally memilih mencari toilet di
luar XXI yang pada akhirnya kami gagal menemukan dan kembali menggunakan toilet
XXI dimana untuk mencapainya perlu berdesak-desakan dengan ABG ABG yang
sepertinya pemenang dari majalah remaja cewek gitu.
Setelah keluar
dari toilet, tampak orang yang ingin memasang stan Nescafe, sambil nunggu kita duduk dan narsis terlebih dahulu.
#InNarsisWeTrust di detik detik Nicholas Saputra lewat depan kami |
Hingga
kemudian, mata saya menangkap sosok Mira Lesmana dan Riri Riza, kemudian sepupu
saya bilang “Itu Nico. Oh My God.” Dan yaa…Nicholas Saputra lewat tepat di
depan kami. He’s really handsome and cool.
Kemudian entah kenapa ngerasa deg-degan, yaampun ini emang aneh dan absurd.
Nggak lama
setelah itu, tiket sudah ditangan dan karena orang Nescafenya bilang bisa
digunakan di theater 1,2 dan 3 maka
kita menuju theater 3. Setelah lari-lari
karena nggak ingin terlambat ataupun ketinggalan, kami tidak memeriksa tiket
itu alhasil kita nggak bisa masuk theater
3 karena tiket yang kami pegang bertuliskan theater
1. Okay, lari lagi dan balik arah. Dan
dari arah yang bersebrangan, kami menemukan
Reza Rahadian sedang berlari menuju Theater
2. Well, readers ini bukan FTV jadi
tentu saja tidak ada tabrakan diantara kami.
Kami duduk
tenang di theater 1 dan ternyata filmnya belum dimulai. Fiuuh Allhamdulillah. Sebelum
film dimulai, ada semacam welcoming
speech dari Mira Lesmana, Riri Riza, Ifa Isfansyah, Reza Rahadian dan Nicholas
Saputra tentunya. Kyaa…kyaaa mereka lewat di depan kami dan saya sempat
bersalaman. Sumpah ini norak banget gue
tau kok tapi fans berat sama Nichooo yang cool.
Suasana welcoming Speech dari Filmamker PTE |
Suasana Welcoming Speech sebelum nonton PTE |
Yak, filmnya
keren. Dan jalan ceritanya nggak akan seperti yang kamu duga saat cuma tahu
sinopsisnya, makanya harus banget nonton. Banyak pelajaran dalam film ini,
tentang bagaimana menjadi pendekar dan siapa yang pantas menjadi pendekar. Film
ini juga menjelaskan kalau bagaimanapun juga ikatan darah lebih kental oleh
apapun. Ini terlihat bagaimana Biru dan Gerhana yang tega membunuh Cempaka (guru
yang telah membesarkannya dan mengajarkan banyak ilmu kepada mereka). Usut punya
usut, Biru dan Gerhana ini adalah anak dari musuh Cempaka yang mati di
tangannya.
Quotes lain yang menarik adalah Semakin
tinggi ilmu seseorang, semakin sering ia diserang dari belakang (Cempaka). Saat terjadi pecah kongsi diantara 2 kubu itu, saya dan
sepupu saya berkelakar kalau mereka bagaikan panggung politik yang mencari
teman koalisi. Ada juga scene yang
cukup membuat terharu ketika Angin mati demi kakaknya. Untuk masalah acting, nggak perlu diragukan lagi Reza
Rahadian menutup aktingnya dengan sangat keren saat dia harus mati terbunuh. Sementara
sosok misterius Nicholas Saputra rasanya tidak pernah membuat kita bosan bosan
tapi mengidolakan. Di film ini juga, saya baru menyadari kalau Tara Basro
memiliki kecantikan Indonesia.
Well, ternyata semua belum berakhir meski film telah usai,
karena cast lain seperti Eva Celia, Tara Basro bahkan Christine Hakim ikut
datang dan dengan segala kegaduhan ingin foto bersama. Maka hanya ini yang bisa
dikenang.
Bahagia meski tumpuk-tumpukan bareng PTE cast |
Dari serangakaian kuis, maka Pendekar Tongkat Emas
adalah yang juara dan seakan menjadi ending
syndrome banci kuis saya. Keliatan bangetnya semester ini malah hura-hura gini banget. Sekarang ingin pasang niat dan tekat untuk stop,
Pendekar Tongkat Emas ini jadi penutup paling manis. Ooh Nicholas, finally. *masihngefans*
5. Celebrity Game Show
Nah yang ini, benar-benar 2 hari
pasca nobar PTE. Acaranya juga
mendadak dan tanpa persiapan berarti. Meski sebenarnya udah ngirim formulirnya
sebulan lalu kemudian pesimis buat ditelpon dan ikutan karena saya bukanlah
cewek cantik yang proporsional gituhh.
Keikutsertaannya juga disponsori oleh keisengan dan ingin menguji seberapa jauh
sih pengetahuan saya soal Celebrity. Ohiya, sponsor lainnya saya sama sekali
tidak tahu dimana Kompleks Institut Bisnis Nusantara (IBN) berada. Finally, berbekal browsing di google, kali
ini partner saya masih setia mau menemani
menjelajah Jakarta Timur. Thank youuu
banget lho Mba Aniii
Dan keraguan mulai timbul saat di dalam Mayasari Bakti
R57 (Blok M-PuloGadung), kondektur yang kami tanyai justru tidak mengetahui
alamat yang kami tuju. Kondektur perempuan itu juga tidak tahu apakah bis yang
kami tumpangi akan melewati alamat yang kami tuju. Kami bingung harus turun
dimana, tetapi arahan dari browsing
di google kami sudah berada di bis
yang tepat.
Dengan ragu dan disponsori hujan, kami turun di salah
saltu halte TransJ (lupa namanya) kemudian tidak tahu bagaimana menlanjutkan
perjalanan. Ditemani rasa khawatir karena jarum waktu terus bergerak, sementara
saya harus stand by jam 12 di Studio
3 RTV. Akhirnya kami bertanya dengan seorang bapak di pinggir jalan. Bersyukurnya
bapak itu cukup komunikatif dan mengarahkan kami untuk naik angkot karena IBN
berada tidak terlalu jauh dari tempat kami turun itu.
Setelah mengikuti saran si bapak dan sampai di tempat
tujuan, lagi-lagi kami sekaan digantung karena ternyata shooting CGS biasanya sore. Finally,
saya dan sepupu saya menunggu di kantin untuk makan dan mencari tempat sholat. Allhamdulillah
kami tidak perlu kebingungan lagi mencari tempat sholat. Setelah dirasa tak
mungkin terus menunggu dengan ketidakpastian, kami bergegas mencari Mbak
Lintang—yang ternyata berada di IBN, tempat dimana RTV berkantor. Baiklah,
kemudian kami diarahkan untuk menunggu di Studio 3. Cukup lama karena ternyata
memang dibutuhkan waktu untuk cek sound,
audio dan persiapan make up
tentunya.
#InNarsisWeTrust sambil nunggu shooting |
Akhirnya, shooting
baru dimulai sekitar pukul 16.30 dan berakhir sekitar 17.30. saya tidak ingin
memberikan bagaimana hasil akhir kuis ini karena memang belum tayang dan saya
tidak ingin bercerita banyak. Tunggu kabar selanjutnya dari Line atau twitter
ya. Hehe
Photo Session Bersama Celebrity dan Peserta CGS |
Pulangnya, kami disuguhkan dengan kemacetan Jakarta. Bukan
hal baru, tapi masalahnya kami berada di daerah Jakarta Timur. Wilayah yang
jujur saya sendiri merasa buta. Bingung ingin naik apa untuk lebih cepat dan
meminimalisir waktu dan jarak tempuh. Karena tidak tahu harus transit dimana
jika ingin naik TransJ, maka kami menunggu ditemani bimbang (lagi) hingga bis
yang kami tumpangi saat berangkat datang layaknya Pahlawan. Allhamdulillah bisa
pulang ke terminal kemudian harus menunggu bis lain di terminal Blok M.
Dan begitulah perjalanan yang saya namai ‘hura-hura’ di
semester ini. Tapi di lain sisi, ini menciptakan pengalaman baru dan pelajaran
hidup yang selalu bisa dipetik di setiap kejadiannya. Terima kasih untuk
perjalanan mencari tempat sholat, alamat, menunggu bis hingga malam, cerita
kelakar di setiap hal, hingga diskusi film dengan imajinasi liar bersama. Terima
kasih untuk setiap waktu dimana kita harus menunggu tanpa kepastian. 2014 ini berwarna. Thank you my lovely cousin,
partner of 2014 haha
#InNarsisWeTrust with My Lovely Cousin, Asih Winarni |