Bersama Seluruh Panitia #IRF2014 |
Kalau blog ini
adalah rumah, maka laba laba telah berhasil membangun rumah barunya di dalam
rumah ini. Ya, sudah lama saya tak berkunjung dan post tentang best moment
ataupun daily, atau lagi imo. Saya harus mengamini opini Raditya
Dika yang menganggap sering ngetweet layaknya melakukan posting di blog. Lalu,
apalagi yang mau diceritakan ?
Begitu juga
dengan saya, banyaknya media sosial yang saya miliki dan saya gunakan secara
aktif seakan membuat saya telah menceritakan aktivitas saya di berbagai tempat
dengan media yang berbeda. Meski tentunya tidak sedetail jika saya bercerita
dalam blog.
Media sosial
seperti instagram adalah salah satu media yang dapat menampung aspirasi cerita
saya tanpa pembatasan karakter. Tetapi tentu saja, ada cerita yang menurut saya
pasti ditunggu dalam blog ini. Anyway,
kenapa gaya ceritanya udah kaya sok
penulis terkenal begini sih. Oke, mohon dimaafkan ya.
Baiklah,
karena postingan ini rasanya sudah hampir di akhir tahun maka keabsenan saya
akan saya rapel dengan kaledioskop 2014. Mulai dari menjadi penyelenggara event
di luar kampus. Ya, bukan menjadi sebuah resolusi memang, tetapi menjadi bagian
dari penyelenggara acara yang sifatnya di luar kampus merupakan pencapaian
bonus di tahun ini bagi saya. Dan saya berkesempatan mengikuti 2 event yang
berbeda dalam waktu yang tidak terlalu jauh. Kedua event itu adalah Indonesia International Bookfair 2014
dan Indonesia Readers Festival 2014
Berawal dari
keisengan saya yang sering sekali mengirimkan cv di setiap ada kesempatan part
time ataupun magang, maka saat ada lowongan mengenai kegiatan kepanitiaan yang
sifatnya event di luar kampus, sayapun turut iseng mengirim cv. Apalagi ini
merupakan event bookfair, sebuah event yang jujur tidak pernah saya datangi
tetapi entah kenapa ingin mendapatkan uang tambahan dari kegiatan yang
berkaitan dengan buku ini.
Jauh
sebelumnya, saya juga telah mendaftarkan diri menjadi volunteer pada suatu kegiatan tahunan favorit saya, yaitu Indonesia
Readers Festival 2014 atau Festival
Pembaca Indonesia. Saya juga pernah cerita tentang Festival Pembaca
Indonesia di sini. Kalau untuk kegiatan ini, saya sangat menggebu untuk dapat
menjadi bagian dari penyelenggara bersama Goodreads Indonesia. Ingin ikut
membagikan euphoria kepada sesama pembaca. Dan sebenarnya tahun ini bukan untuk
pertama kalinya saya mendaftar menjadi volunteer.
Tahun lalu, saya telah mendaftarkan diri untuk bagian workshop tetapi nampaknya belum diberi kesempatan dan ternyata
acaranya bentrok dengan kegiatan kampus. Finally,
tahun lalu saya harus absen datang ke IRF. Allhamdulillah, tahun ini saya
diberi kesempatan untuk dapat menjadi volunteer
di acara IRF 2014 dengan posisi yang masih saya inginkan, yaitu bagian Workshop. Bersama 3 orang yang sama
sekali tidak saya kenal dalam tim, saya mulai bekerjasama dan mengerjakan jobdesc dari pra acara, eksekusi, hingga
pasca acara.
Setelah
sempat lupa kalau saya pernah apply cv
untuk lowongan magang di humas Indonesia International Bookfair (IIBF) 2014, tiba-tiba saya diingatkan
kembali melalui pesan yang berisi saya diminta mengikuti tes dan interview lebih lanjut. Dan seperti kata
mutiara life is about choice, maka
saya memilih cabut kuliah untuk dapat mengikuti tes ini. Seriously, saya tidak
tahu persis dimana IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) berada. Hanya tahu berada
di daerah Menteng. Akhirnya melalui words
of mouth, saya dikenalkan oleh temannya teman saya yang juga akan mengikuti
tes dan interview ini. Perkenalan kami singkat, kenal jam 11 malam via
WhatsApp, kemudian bertemu esok paginya dan berangkat ke Menteng bersama. Dan
layaknya dunia yang sempit atau apa, ternyata teman saya ini tinggal tidak jauh
dari rumah saya. Ya, kami hanya berbeda gang. Its like a magic.
Setelah tes
tertulis dan interview, saya menunggu sekitar 2 minggu untuk mendapatkan kabar
selanjutnya. Dan allhamdulillah saya lolos dan resmi menjadi panitia Indonesia
International Bookfair. Acara yang berlangsung di Istora Senayan dari 1-9
November 2014 ini membuat saya terpaksa izin kuliah 1 hari, anyway ini sistem
kerjanya shift. Dan pada akhirnya
meski pada awalnya saya berada di bagian merchandise, saya lebih sering berada
di Information Center, pernah juga berpindah menghandle pelaksanaan workshop. Intinya, siapapun dan
dimanapun kita dibutuhkan kita harus selalu siap.
Bersama Tim Humas IIBF 2014 |
Tahun ini,
untuk pertama kalinya Indonesia Bookfair berubah menjadi Indonesia International
Bookfair, dengan guest of honour Kingdom of Saudi Arabia. Selain itu juga ada 8
negara lain, seperti Malaysia, Singapura, Jepang, China, Kanada, Mesir, Korea
Selatan, dan Indonesia tentunya—yang ikut berpartisipasi. Jadi, tidak heran
kalau pengunjungnya juga beberapa adalah orang asing.
Maka, ada
beberapa pengalaman yang akan sedikit saya share di sini, tentang salah satu
exhibitors yang sudah tak lagi muda dan berasal dari UK. Lebih tepatnya sih
beliau kita panggil kakek. Sabar adalah kunci menghadapi kakek ini. Mulai dari
bersedia berfoto-foto bersama, minta buku tamu milik panitia di hari pertama,
mengantarkannya keliling dan berbelanja di arena pameran atau bahkan merelakan
kipas tangan diambil olehnya. Okay, 2 yang terakhir korbannya adalah 2 teman
saya.
Anyway,
meskipun begitu kakek ini aslinya baik dan murah hati. Beliau menawarkan donat
yang dia beli dalam perjalanan dan sempat memberikan pisang kepada kami. Dan yang
pasti kakek ini sangat penyayang karena dia membelikan beberapa merchandise
yang katanya untuk cucunya.
Pengalaman lain
yang berkesan adalah bagaimana crowdednya orang-orang untuk mendapatkan undian
haji ke tanah suci. Saya yang ikut terjun dalam pembagian form di hari terakhir
pelaksanaan IIBF ini menjadi saksi bagaimana lautan manusia mengantri dan
sangat berharap dapat menginjakkan kakinya di tanah Haram itu. Dan moment lain
yang tidak terlupakan bagi saya adalah melihat idola saya, Najwa Shihab
berjalan santai di hadapan saya tanpa seorangpun yang menemani. She’s so simply
beautiful. Hanya bisa diam, meski hati jingkrak-jingkrak tidak karuan karena
sedang bertugas di meja informasi dan mengenakan seragam jadi nggak mungkin berlari untuk minta foto.
Day 1 di Information Center |
Cerita lain
hadir di pelaksanaan Indonesia Readers Festival 2014 di Museum Nasional sebulan
setelahnya, yaitu 6-7 Desember 2014. Mungkin acaranya tidak secrowded IIBF, tapi
ada kebahagiaan dalam berpartisipasi sebagai volunteer ini, sekaligus kebanggaan. Jika pada tahun-tahun sebelumnya
saya seperti pengunjung lain yang berkeliling dari satu stan ke stan lain untuk
mendpaatkan buku gratis ataupun pembatas buku, maka kali ini saya mondar-mondir
seharian untuk menghandle 8 workshop
dalam 2 hari. Rasanya senang bisa menjadi bagain yang bermanfaat bagi orang
lain.
Bersama Kak Aio (yang ganteng dan suara vokalnya yang keren) dari Ayo Dongeng Indonesia |
Cerita yang
unik dari event ini adalah pertemuan saya dengan Windy Ariestianty. Memang,
saya belum kenal lama mengenai dia. Hanya sempat membaca sekilas tentang
dirinya di webnya Alanda Kariza, kemudian saya mulai membaca tumblr Windy dan seketika saya jatuh
cinta dengan tulisannya. Seperti saya jatuh cinta dnegan tulisan Dee. And then,
di hari pertama untuk persiapan workshop,
saya berjaga sendiri karena Kak Ijul (partner saya hari itu) berhalangan hadir.
Saat itulah, sosok wanita yang boyish dan tinggi dengan rambut ombre hijau neon yang menurut saya keren
menghampiri dan menanyakan apakah di ruangan ini ada akses Wifi karena dia
ingin bekerja. Saya yang memang tidak tahu dan belum mencoba juga hanya
menjawab jujur, kemudian wanita itu menumpang untuk duduk di dalam ruangan
untuk menyelesaikan pekerjaannya. Kami hanya berdua dalam auditorium yang cukup
besar dan dalam waktu yang cukup lama. Hingga saat menjelang workshop kedua, saya baru mengetahui
kalau wanita itu adalah Windy Ariestianty. Ya, alau tahu begitu, saya akan
minta foto lebih awal. Asli, Kak Windy ini penampilan dan cara menjelaskannya
asyik. And I really love your hair
colour, Kak.
Bersama Kak Windy Ariestanty |
By the
way, IRF 2014 ini berisikan pameran dari penerbit maupun komunitas baca,
Bioksop Baca (acara menonton film-film yang diangkat dari buku), workshop, talkshow, bookswap dan bookwar,
dan Anugrah Pembaca Indonesia (API). Untuk kamu yang tahun ini belum ikutan,
tunggu IRF tahun depan ya.
Dua event di
penghujung tahun ini adalah moment yang akan saya ingat tentunya dan menjadi
jawaban yang memuaskan dalam hati ketika seorang Pembina di kampus pernah
bilang kalau “Ada 2 kegiatan yang seharusnya dilakukan saat kita memiliki waktu
luang yaitu, mengikuti kegiatan yang bersifatnya menambah uang saku dan mengikuti
kegiatan yang bersifat kemanusiaan atau voluntary.”
Terima kasih
atas 2 pengalaman berharga ini, 2014.
0 comments:
Post a Comment