Di penghujung
2014 ini, harus saya akui kalau saya mungkin pantas mendapatkan julukan banci
kuis kalau mau lebih detailnya lagi adalah banci kuis twitter. Yeah, berawal dari keisengan mengikuti kuis freepas film
Toilet Blues di bulan puasa yang diadakan oleh Muvila. Maka, sejak saat itulah
perjalanan mengikuti kuis via twitter dimulai. Dan perjalanan itu tidak
sendiri, ada sepupu saya yang selalu siap sedia menemani. Mulai dari menjelajah
mencari musholla, bioksop hingga kendaraan yang kami tumpangi.
Okay, lets the journey begin.
1.Toilet Blues
Film yang
diangkat dari Nyanyian Angsa karya WS Rendra ini membuat kita masih saja terus
bertanya dalam perjalanan pulang akan makna di beberapa adegan dan pesan apa
yang ingin disampaikan dalam film ini. Seriously,
ini mungkin seperti film bisu yang mengajak kita berfikir keras sembari
menikmati landscape indah di Pulau
Jawa melalui perjalanan di kereta. Thats why
we called art house movie
Pengalaman konyol
terjadi sebelum dan sesudah film ini berlangsung, dimana kami duduk bersebelahan
dengan seorang cowok yang kami pikir dari tim Muvila sebelum pintu teater
dibuka. Cowok itu juga menyambut kami setelah selesai nonton dan mengucapkan
terimakasih. Keesokkan harinya, saya dan sepupu saya browsing mencari lebih jauh makna dari film ini dan tanpa sengaja
menemukan seorang cowok yang tidak asing bagi kami. Cowok yang kami temui saat
nonton itu, ternyata namanya Tim Matindas. Pemeran utama film Toilet Blues. Bingo ! wajahnya beda banget dari
kenyataan dan di filmnya. Make up artist
filmnya berhasil menjadikan Tim Matindas menjadi cowok yang biasa aja, bahkan
kumal. Jauh dari kenyataannya yang kece dan keren lumayan gitulahh.
Tim Matindas yang kita temui di Plaza Senayan |
Tim Matindas yang berperan sebagai Anggalih dalam film |
Oiya, saat itu
kami nonton di XXI Plaza Senayan dan karena bukan anak mall jadi itu for the first
timenya nyari XXI di Plaza
Senayan. Setelah sebelumnya keliling mencari jalan tembusan dari Metro hingga
bingung mencari dimana letak XXI karena berada di lanatai yang sulit terdeteksi
ya -__-
#InNarsisWeTrust setelah nonton Toilet Blues |
2. Special Screening JiFFest 2014
Jakarta International Film Festival 2014
yang digelar mulai 15 November 2014 diawali dengan Screening Special di tanggal 14 nya dan kali ini saya kembali
mendapatkan special invitation dari
Muvila (lagi). Tanpa pikir panjang, saya kembali mengajak sepupu saya. Alasannya,
she’s always there for me. Dan 2
orang yang masih single, bukankah
bisa bersatu untuk quality time
bersama.
Kali ini
tujuannya adalah XXI Epicentrum. Saya sudah lama sekali ingin kesana, ingin
tahu bagaimana Epicentrum dan ada apa di dalamnya. Perjalanan saya selama ini
hanya sampai di depan Pasar Festival, tanpa pernah jalan ke dalam ke Epicentrum
berada. Nah, pada kesempatan inilah bisa dikatakan keinginan kecil saya
tercapai dan ternyata….isinya tidak terdeskripsikan. Sepi dan saya sendiri
tidak terlalu mengerti konsep apa yang dibangun di dalamnya, Mall untuk pekerja
kantoran? Umm rasanya terlalu sepi.
Pengalaman yang
paling tidak terlupakan ke Epicentrum adalah kegagalan kami mencari musholla di dalamnya. Sudah bertanya ke
3 orang yang berbeda dengan arahan yang sama tapi kami tetap tak menemukan
dimana keberadaan toilet. Kalau ada yang tahu, boleh banget mention kami di @fitriuung atau
@asihwinarney.
Mengutip dari
salah satu penyelenggara JiFFest kalau film yang diputar di JiFFest biasanya
film yang sulit didapatkan dan memang film ini sangat menarik. Judulnya Black Coal Thin Ice. Film jebolan China
yang sudah mendapat banyak penghargaan, diantaranya Golden Bear. Scene pertamanya saja, yaitu
ditemukannya potongan tangan diantara batu bara sudah cukup bikin penasaran dan ingin menonton
sampai habis. Tapi, apa mau dikata, kami meninggalkan bioskop di 30 menit
pertama film itu diputar. Alasannya, jam sudah menunjukkan pukul 22.00 dan nggak kebayang deh harus pulang naik apa
kalau menyaksikan sampai tuntas. Maklum, kami wanita yang mengandalkan kopaja. Sebenarnya
ini pertimbangan yang berat, tapi saya rasa kami tahu mana yang terbaik untuk
kami. Agak kecewa juga karena dalam invitationnya
dimulai pukul 20.00 tapi ternyata acaranya memang baru dimulai pukul 21.30.
#InNarsisWeTrust saat Screening Special JiFFest2014 |
3. Unlimited Love
Oh dan ya,
kami tidak berhenti di JiFFest, karena saya kembali mendapatkan freepas dari kuis yang saya ikuti dari
twitter KapanLagi.com. kali ini filmnya Unlimited Love dan setiap pemenang
berhak mendapatkan 4 tiket. Awalnya kurang interest
untuk datang tapi ya namanya juga rezeki, masa iya ditolak, nanti anggapannya
kaya nggak bersykur lagi. Finally,
saya mengajak sepupu saya dan 2 teman saya. Tetapi menjelang jam pertemuan,
kedua teman saya membatalkan karena faktor cuaca dan jarak tempuh. Kali ini
nontonnya di Blok M Square. Honestly,
nggak seexcited saat dapat freepas
dari kuis-kuis sebelumnya sih tapi berubah excited
saat diberitahukan kalau Pia (Prisia Nasution) dan Restu Sinaga akan datang. Dan
beneran Restu Sinaga datang dan kami sempat foto bareng meski hasilnya kurang
memuaskan karena Mas Mas yang mengambilkan gambar kami kurang mundur. But anyway,
thank you. Untuk Pia, dia nggak jadi
datang.
#InNarsisWeTrust bareng Restu Sinaga |
Film Unlimited
Love ini mengangkat tentang ODHA dan mengambil beberapa scene di Belanda. Menurut saya, film ini flat meski acting dari ketiga pemain utamanya yaitu Prisia
Nasution, Dallas, dan Restu Sinaga sudah cukup keren.
Bersambung....
0 comments:
Post a Comment