December 27, 2014

Kaleidoskop 2014 : Banci Kuis (part 1)



Di penghujung 2014 ini, harus saya akui kalau saya mungkin pantas mendapatkan julukan banci kuis kalau mau lebih detailnya lagi adalah banci kuis twitter. Yeah, berawal dari keisengan mengikuti kuis freepas film Toilet Blues di bulan puasa yang diadakan oleh Muvila. Maka, sejak saat itulah perjalanan mengikuti kuis via twitter dimulai. Dan perjalanan itu tidak sendiri, ada sepupu saya yang selalu siap sedia menemani. Mulai dari menjelajah mencari musholla, bioksop hingga kendaraan yang kami tumpangi.

Okay, lets the journey begin.

1.Toilet Blues
Film yang diangkat dari Nyanyian Angsa karya WS Rendra ini membuat kita masih saja terus bertanya dalam perjalanan pulang akan makna di beberapa adegan dan pesan apa yang ingin disampaikan dalam film ini. Seriously, ini mungkin seperti film bisu yang mengajak kita berfikir keras sembari menikmati landscape indah di Pulau Jawa melalui perjalanan di kereta. Thats why we called art house movie

Pengalaman konyol terjadi sebelum dan sesudah film ini berlangsung, dimana kami duduk bersebelahan dengan seorang cowok yang kami pikir dari tim Muvila sebelum pintu teater dibuka. Cowok itu juga menyambut kami setelah selesai nonton dan mengucapkan terimakasih. Keesokkan harinya, saya dan sepupu saya browsing mencari lebih jauh makna dari film ini dan tanpa sengaja menemukan seorang cowok yang tidak asing bagi kami. Cowok yang kami temui saat nonton itu, ternyata namanya Tim Matindas. Pemeran utama film Toilet Blues. Bingo ! wajahnya beda banget dari kenyataan dan di filmnya. Make up artist filmnya berhasil menjadikan Tim Matindas menjadi cowok yang biasa aja, bahkan kumal. Jauh dari kenyataannya yang kece dan keren lumayan gitulahh.
Tim Matindas yang kita temui di Plaza Senayan
Tim Matindas yang berperan sebagai Anggalih dalam film

Oiya, saat itu kami nonton di XXI Plaza Senayan dan karena bukan anak mall jadi itu for the first timenya nyari XXI di Plaza Senayan. Setelah sebelumnya keliling mencari jalan tembusan dari Metro hingga bingung mencari dimana letak XXI karena berada di lanatai yang sulit terdeteksi ya -__-  

#InNarsisWeTrust setelah nonton Toilet Blues
2. Special Screening JiFFest 2014

Jakarta International Film Festival 2014 yang digelar mulai 15 November 2014 diawali dengan Screening Special di tanggal 14 nya dan kali ini saya kembali mendapatkan special invitation dari Muvila (lagi). Tanpa pikir panjang, saya kembali mengajak sepupu saya. Alasannya, she’s always there for me. Dan 2 orang yang masih single, bukankah bisa bersatu untuk quality time bersama.

Kali ini tujuannya adalah XXI Epicentrum. Saya sudah lama sekali ingin kesana, ingin tahu bagaimana Epicentrum dan ada apa di dalamnya. Perjalanan saya selama ini hanya sampai di depan Pasar Festival, tanpa pernah jalan ke dalam ke Epicentrum berada. Nah, pada kesempatan inilah bisa dikatakan keinginan kecil saya tercapai dan ternyata….isinya tidak terdeskripsikan. Sepi dan saya sendiri tidak terlalu mengerti konsep apa yang dibangun di dalamnya, Mall untuk pekerja kantoran? Umm rasanya terlalu sepi.

Pengalaman yang paling tidak terlupakan ke Epicentrum adalah kegagalan kami mencari musholla di dalamnya. Sudah bertanya ke 3 orang yang berbeda dengan arahan yang sama tapi kami tetap tak menemukan dimana keberadaan toilet. Kalau ada yang tahu, boleh banget mention kami di @fitriuung atau @asihwinarney.

Mengutip dari salah satu penyelenggara JiFFest kalau film yang diputar di JiFFest biasanya film yang sulit didapatkan dan memang film ini sangat menarik. Judulnya Black Coal Thin Ice. Film jebolan China yang sudah mendapat banyak penghargaan, diantaranya Golden Bear. Scene pertamanya saja, yaitu ditemukannya potongan tangan diantara batu bara sudah cukup bikin penasaran dan ingin menonton sampai habis. Tapi, apa mau dikata, kami meninggalkan bioskop di 30 menit pertama film itu diputar. Alasannya, jam sudah menunjukkan pukul 22.00 dan nggak kebayang deh harus pulang naik apa kalau menyaksikan sampai tuntas. Maklum, kami wanita yang mengandalkan kopaja. Sebenarnya ini pertimbangan yang berat, tapi saya rasa kami tahu mana yang terbaik untuk kami. Agak kecewa juga karena dalam invitationnya dimulai pukul 20.00 tapi ternyata acaranya memang baru dimulai pukul 21.30.

#InNarsisWeTrust saat Screening Special JiFFest2014

3. Unlimited Love

Oh dan ya, kami tidak berhenti di JiFFest, karena saya kembali mendapatkan freepas dari kuis yang saya ikuti dari twitter KapanLagi.com. kali ini filmnya Unlimited Love dan setiap pemenang berhak mendapatkan 4 tiket. Awalnya kurang interest untuk datang tapi ya namanya juga rezeki, masa iya ditolak, nanti anggapannya kaya nggak bersykur lagi. Finally, saya mengajak sepupu saya dan 2 teman saya. Tetapi menjelang jam pertemuan, kedua teman saya membatalkan karena faktor cuaca dan jarak tempuh. Kali ini nontonnya di Blok M Square. Honestly, nggak seexcited saat dapat freepas dari kuis-kuis sebelumnya sih tapi berubah excited saat diberitahukan kalau Pia (Prisia Nasution) dan Restu Sinaga akan datang. Dan beneran Restu Sinaga datang dan kami sempat foto bareng meski hasilnya kurang memuaskan karena Mas Mas yang mengambilkan gambar kami kurang mundur. But anyway, thank you. Untuk Pia, dia nggak jadi datang.

#InNarsisWeTrust bareng Restu Sinaga


Film Unlimited Love ini mengangkat tentang ODHA dan mengambil beberapa scene di Belanda. Menurut saya, film ini flat meski acting dari ketiga pemain utamanya yaitu Prisia Nasution, Dallas, dan Restu Sinaga sudah cukup keren.

Bersambung....

0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis