Rasanya sulit sekali menemukan kata pertama untuk memulai tulisan ini. Seperti sulitnya hidup di ibu kotakah ? Rasanya bukan. Tiba-tiba saya merasa hidup ini punya banyak alasan yang sulit dipahami atau cukup lucu untuk dapat dimengerti.
Misalnya ? Mengapa orang yang diberi kesempatan duduk di dalam bis justru
tetap memilih berdiri. Jawaban yang masuk akal hanya satu, karena orang itu
akan segera turun dari bis. Jadi, tidak ada gunanya duduk yang haya sebentar.
Tapi, ada alasan lain yang bisa ditemukan. Orang itu sudah terlalu lama
duduk di aktivitas sebelumnya, maka dia ingin berdiri di dalam bis dan memberi
kesempatan pada orang lain yang memang butuh duduk.
Ada juga manusia yang menghindar dari teriknya matahari. Sudah bosan
karena kepanasan. Tetapi, ada manusia lain yang justru sengaja mencari sinar
matahari dan membiarkan tubuhnya dihujani cahaya itu. Alasannya karena terlalu
lama berada di ruangan berAC, maka ia butuh cahaya matahari untuk menghangatkan
dirinya.
Contoh lain adalah orang yang berusaha keras melakukan aktivitas yang
menguras tenaga. Tujuannya? Menciptakan keringat dalam tubuhnya agar dia bisa
mempercayai bahwa dia sehat karena telah berkeringat. Tetapi faktanya, sekeras
apapun dia mencoba atau seberapa lama dia berjemur di teriknya matahari pagi,
keringat tak kunjung membasahi tubuhnya.
Sementara di belahan dunia lain, seseorang dengan kehidupannya begitu
mudah berkeringat. Hingga lelah menyekanya dan meninggalkan bau tak sedap di
mana-mana. Aneh ? saya tidak ingin menyebutnya begitu. Hanya saja banyak alasan
yang sulit dimengerti dalam hidup ini.
Seperti, mengapa kamu harus mengejar orang lain yang tidak mencintaimu ?
Sementara ada orang lain yang telah tulus mencintai dan ada di dekatmu ?
Jawabannya ada pada mereka yang telah memilih untuk memperjuangkan apa yang
menjadi tujuannya. Meski sebenarnya, tujuan itu belum tentu yang kita butuhkan,
bukan? Karena bukan kita yang paling tahu apa yang kita butuhkan, melainkan
Dia.
Lalu, untuk apa terus mengejar ?
2 comments:
Memang hanya Dia lah yang tahu apa yang paling kita butuhkan. Bukan berarti kita harus berhenti mengejar. Hanya saja alasan kita mengejar sesuatu tersebut, harus karena-Nya. Jika kita sadar bahwa kita mengejar sesuatu karena-Nya, maka cara kita mengejar akan sesuai dengan petunjuk-Nya. Pada akhirnya sampai pada yang kita butuhkan :)
ya benar sekali kak :) terima kasih sudah visit
Post a Comment