Terlalu
mengenal hati seseorang yang kita cintai itu membuat aku seakan sulit untuk
bernafas. Kamu tahu mengapa? Karena orang itu tidak mencintai kita, tidak bisa
memercayakan hatinya kepadaku. Rasanya semakin sulit saat kamu mengetahui itu.
Dan
aku mengenal betul bagaimana hati seorang Anggiena. Melihat serakan luka hati
Anggiena dua tahun yang lalu membuatku ingin merengkuhnya. Mengenalnya lebih
dalam agar dapat menyembuhkan setiap lukanya. Mengeringkan air matanya dan
mengubahnya menjadi lautan tawa.
Aku
ingin Anggiena tertawa bahagia dan memercayakan aku menggenggam hatinya, namun
tak bisa. Anggiena tak bisa melakukannya, sekalipun harus berbohong. Ya, kamu
tidak bisa, Gie.
“Aku
sayang sama kamu, Revan. Setahun itu bukan waktu yang sebentar untuk mempertahankan semua perasaan
aku ke kamu. Awalnya memang untuk obat penyembuh. Tetapi, setelah itu aku sadar
kalau kamu lebih dari itu”
“Kamu
berhasil menggenggam hatiku, Gie. Tetapi, kamu nggak seutuhnya mengizinkan dan
memercayakan hatimu untuk aku. Kamu masih menggantungkan hatimu untuk dia.
Untuk Barry. Entah apa yang membuatmu begitu. Salah satunya, mungkin karena
rambut Barry nggak keriting seperti aku”
Aku
terkekeh kecil, namun Giena masih saja membeku menatap mataku dengan raut wajah
tak ingin diajak bercanda.
“Dari
awal, aku ragu kalau kamu bisa melupakannya. Tetapi, aku begitu ingin melihat
kebahagiaan di wajahmu. Makanya, aku meyakinkan diriku untuk melenyapkan semua
intuisiku sejak awal. Intuisi yang tidak pernah salah. Kamu tahu kenapa?”
Giena
menggelengkan kepalanya pelan. Setitik air bening meluncur dari pelupuk
matanya, entah apa maksudnya.
“Karena
aku teralalu mengenal hatimu, Gie. Aku tahu betul kamu. Aku sangat tahu kalau
kamu nggak bisa ngelepasin Barry. Maka, saat Barry kembali lagi, kebahagiaan
yang ingin aku hadirkan baru terlihat di wajahmu saat ini.”
“Kita
akhiri sampai di sini ya, Gie. Aku percaya kamu akan bahagia sama Barry. Dan
untuk kali ini, aku berdoa semoga Barry nggak akan menyakiti kamu lagi. Aku
sayang kamu, Gie.”
Aku bisa terima meski
harus terluka
Karena ku terlalu
mengenal hatimu
Akhirnya kita harus
memilih satu yang pasti
Mana mungkin terus
jalani cinta begini
Karena cinta tak akan
ingkari
Takkan terbagi
Kembalilah pada dirinya
Biar ku yang mengalah
Aku terima
(Cinta
Begini-Tangga)
End
0 comments:
Post a Comment