April 7, 2011

Larutan Jenuh

Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi (diambil dari wikipedia)

Paragraf di atas nampaknya cukup menganalogikan keadaan kelas gue…hemm ralat…kelas XII Sosial di sekolah gue.

Ya, kami seperti larutan jenuh.
Jenuh…bosan akan rutinitas ini. Belajar Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Bahasa Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia. Lalu try out, UAS, Pendalaman Materi, try out, bahas soal, pendalaman materi lagi, try out lagi, bahas soal lagi.
Kami ingin istirahat, skip, meniadakan bagian yang paling utama yaitu Ujian Nasional lalu tiba-tiba lulus, secepatnya keluar, ya nampaknya begitu.

Tapi ini hidup…hidup seorang pelajar, bukan game yang biasa dimainkan, atau film yang diputar, atau kaset yang dipendengarkan, yang bisa diskip, pause.
Ini hidup pelajar tahun akhir di jenjang SMA yang penuh dengan aktivitas belajar, tetapi (lagi) pelajar itu manusia.
Manusia yang seperti zat pelarut, yang jika ditambahkan zat terlarut secara terus menerus, zat terlarut itu tidak akan larut lagi. Zat terlarut itu akan mengendap, akan menjadi larutan jenuh.

Kalau keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi, maka keadaan jenuh manusia (dalam hal ini pelajar) pun tidak jauh berbeda.

Suhu
Betapa panasnya suhu cisauk menjadi salah satu malesnya belajar di sekolah. Panas !! nggak terkecuali di kelas gue. Ya mungkin itulah yang menjadi salah satu penyebab cabutnya anak-anak saat jarum jam kelas sudah mulai menuju pukul 11 siang.

Tekanan
Hemm mungkin jadwal PM pagi, try out, bahas soal. Soal yang diulang-ulang menjadi kebosanan dan tekanan bagi mereka. ya itu sih, tergantung gimana mereka menganggap ini semua

Kontaminasi
Yang ini bisa dibilang jadi faktor utama. Temen cabut, ikutan cabut. Temen masuk sekolah, ikutan masuk sekolah. Temen nggak masuk sekolah, ikutan nggak masuk sekolah. Yahhh begitulah, di usia yang masih belasan ini, teman sebaya menjadi agen sosialisasi yang paling dominan karena bersama merekalah, seseorang dapat mulai menunjukkan eksistensinya.

Tetapi ada 1 faktor yang menghilangkan semua larutan jenuh.
Cinta, Suka, Naksir, Gebetan, Pacar or whatever lah
Seperti hasil jepretan temen gue di bawah ini (perhatikan backgroundnya)


Mungkin orang-orang di belakang gue dan Nectar adalah orang-orang yang berhasil keluar dari larutan jenuh yang menghanyutkan mereka. mereka bisa sangat bersemangat datang ke sekolah untuk sekedar berbincang atau bahkan hanya bertemu dengan orang yang mereka……..(deskripsikan dengan kata-katamu sendiri)





Gue sendiri (bersama 2 teman gue) memilih menumpahkan kejenuhan kami dengan bersenang-senang. Menjelajahai setiap pojok sekolah yang kami datangi selama 2 tahun ini, yang sudah pasti akan kami rindukan.

15 menit sebelum pelajaran matematika dimulai, kami menelusuri setengah bagian dari sekolah kami, mengabadikan setiap pojok yang akan kami rindukan.

dimulai dari kelas kami, XII IPS 2



Mau tahu bagaimana suasana di dalamnya ?



Sepi ya?
Format meja dibuat letter v bengkok dengan tujuan menghindari kebosanan.
Nyatanya? Kelihatan berantakan ya

Lalu Safirah minta difoto sambil wudhu (ceritanya)

Tapi teliti deh, mana ada orang wudhu tangannya nggak digulung. ck

belum selesai di situ, mungkin saking jenuhnya Safirah sampai ingin membuang uang ke tong sampah


Ck (lagi)

Honestly, ada tempat yang sangat gue ingin kunjungi, yang selama ini hanya bisa gue pandangi dengan penasaran melalui jendela kelas. dan finally, gue telah melihat tempat itu, yang ternyata tempat pembuangan patahan dari kayu kursi atau meja. terlihat seperti tempat pembakaran bangku kosong




Lalu mari kita tutup dengan keceriaan gue

ahahahhaha


2 comments:

ieaa said...

fith, last time, ayo kita foto di 'our behind the door' #i'llmissthistime :')

ieaa said...

paragraf analogi :)

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis