July 10, 2012

Rumah Hatimu



Pulang adalah kata yang begitu menyenangkan. Menghangatkan. Juga menenangkan.
Seperti halnya kamu yang selalu rindu pulang ke pangkuan ibumu tercinta, aku rindu pulang ke hatimu. Hingga pada waktu yang telah ditentukanNya, Dia mengizinkan aku pulang menuju hatimu, kembali. Setelah sebelumnya meninggalkan rumah hatimu yang sejujurnya menghangatkan bagiku.
Aku pernah kembali pulang menuju hatimu meski hanya sekejap. Meski tak sesungguhnya pulang dalam dekap yang hangat.
Karena aku pulang, maka hatimu layaknya rumah yang kurindukan. Tetapi saat aku kembali dan berada di dalamnya, aku sadar  rumah hangat yang telah lama kutinggalkan telah berubah. Kamu sudah berubah, karena waktu terus berputar. Karena usia terus bertambah. Karena pikiran terus menemukan jalannya yang baru. Karena kamu tidak akan selamanya seperti dulu. Kamu akan berubah dan memang telah berubah.
Hingga  rumah hangat hatimu tak sehangat dulu, tak senyaman seperti dulu  lagi, bagiku.
Meski wajah, tutur kata, gerak tubuh, dan tatapanmu masih sama dan tak pernah berubah. Kenyataannya aku tak kerasan di rumah hangat hatimu yang tak sehangat dulu.
Dengan berat hati, aku kembali pergi. Meninggalkan rumah hatimu yang kau bukakan untukku di setiap waktu. Karena seperti halnya tinggal di sebuah rumah, saat kau merasa tidak kerasan, kau akan mencari rumah yang baru. Begitu juga dengan hati, karena aku tidak lagi kerasan dengan rumah hangatmu yang tak sehangat dulu, maka aku pergi. 
Perubahan dalam rumah hatimu tidak salah, yang salah adalah bagaimna kita menghadapinya. Kita. Aku dan kamu. Tidak bisa atau bahkan saling tidak ingin memberikan ruang untuk menghadapinya. Untuk menghadapi segala perubahan dalam diri kita masing-masing.
Kini, rumah hatimu yang selalu kau bukakan setiap waktu untukku, telah kau tutup dengan hati-hati untukku. Meski aku tahu, kau akan selalu tersenyum menyambutku di teras rumah hatimu. Tak membiarkanku masuk atau sekedar mengetuknya. Kita hanya akan berbincang di depan teras rumah hatimu. Berbincang bersama sebagai seorang teman.


3 comments:

Unknown said...

keren fit, enak d baca'y
the right ways to show what u feel

Fitria Wardani said...

haha. makasih gung :)

Unknown said...

sama sama fit, trus smangat dh bwt nulis,hehe :)

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis