Gue berada di sebuah persimpangan yang katanya merupakan turning point seseorang. Gue semakin dekat dengan ‘gerbang’ kehidupan nyata.
Gue harus telah memutuskan semua matang-matang dan siap dengan segala resiko dari pilihan gue itu sendiri.
Masalahnya, sudahkah gue memilih? Sudahkah gue mentapkan pilihan itu dengan mantap?
Kenyataannya gue berada di titik keputusasaan yang dalam, frustasi, bingung, jenuh, menyesal. Satu minggu terakhir ini, nampaknya emosi bagaikan raja yang menguasai diri gue. Tangis, marah, keluh, kesal, jutek, bete, males. semuanya mewarnai seminggu ini dalam hidup gue. Alhasil, temen gue yang kena cipratnya.
Ada yang gue bentak
Ada yang gue jutekin
Ada yang gue cuekin
Untuk Aji, Dinda, dan Yozhi …gue minta maaf atas tindakan gue yang telah kehilangan akal sehat.
Gue sangat menyadari dan menyesali kalo gue nggak bisa mengorganize hari yang telah dihadiahkanNya dengan kesabaran, keceriaan, keikhlasan dan yang terpenting rasa syukur.
Untuk semua teman dan kerabat gue, rasanya ingin gue sampaikan permintaan maaf atas tindakan maupun tutur kata gue yang baik sengaja atau tidak pernah gue lakukan ataupun melukai kalian semua.
Gue minta maaf.
Untuk seseorang di luar sana, yang gue lihat tatapannya ke gue begitu penuh kebencian pada hari Selasa lalu, Gue minta maaf. gue minta maaf kalau apa yang gue lakukan kurang berkenan di hati lo, kalau kata-kata gue secara tidak sengaja melukai perasaan lo.
Gue terlalu cengeng dalam setiap menghadapi masalah, gue tahu dan gue membenci itu. Gue berusaha untuk kuat, tegar untuk menjalani semua ini tapi kenyataannya gue hanyalah gue, gue masih belum bisa keluar dari hal terburuk itu.
Gue nggak berbagi dengan siapapun..semua ini gue tutup rapat-rapat. Gue emang kangen dengan ‘tong sampah’ gue yang selalu ngedengerin semua curhatan gue kapanpun. Meski dia selalu berkata standar ‘sabar ya!’ tapi gue selalu lega kalau udah ngeluarin semua unek-unek gue ke dia.
Balik lagi ke kenyataan, ‘tong sampah’ gue udah nggak ada lagi buat gue. Dan memang sudah seharusnya begitu. Meski gue kangen dan butuh dia, tapi beruntungnya gue punya yang lain.
Gue punya Dia
Dia…meski gue nggak bisa melihat keberadaannya, gue cukup yakin kalau Dia ada, kalau Dia mendengar setiap curhatan gue, kalau Dia melihat gue yang menangis sambil bercerita, kalau Dia akan mengabulkan keinginan gue.
Pikiran gue yang paling negative dan buruk adalah…
“jadi selama ini..selama 3 tahun ini…yang gue kejar, pada akhirnya harus gue lepaskan, dan pada akhirnya gue merasa semua ini nothing? Semua ini nothing ?”
Gue benar-benar bingung, nggak tahu punya visi apa lagi, nggak tahu punya misi apa lagi. Nggak tahu apakah gue masih punya cita-cita untuk membakar semangat gue lagi.
Beberapa hari ini gue jadi lebih sering daydreaming, dengan tujuan mengosongkan pikiran gue, melupakan semua tumpukan masalah, dan diam bagaikan tak tahu ini itu.
Tawa, semangat, harapan semuanya seperti terbang. Nggak ada satupun dalam diri gue yang menyemangati gue, padahal biasanya masih ada energi positif yang merasuki celah-celah pikiran gue untuk melaporkan segala kemungkinan terbaik yang ada setelah masalah suram ini.
Biasanya selalu ada kata ‘Pasti ada jalan terbaik setelah ini’ atau nggak ‘Ayo Fit, lo pasti bisa!’ atau ‘Pasti ada kado terindah dari Dia’ atau ‘Lo nggak berhak kaya gini, ada yang lebih sulit dibandingkan lo’ atau ‘Lo masih lebih beruntung dari mereka fit, Move On’ atau ‘Masih ada orang-orang penting yang harus lo pikirin, Fit’.
Semuanya nggak tahu kemana, rasanya sepi. Nggak ada energi posotif dalam diri gue yang meneriaki itu seperti saat-saat gue down dulu. Yang ada hanyalah daydreaming-mengosongkan pikiran semata.
Semua ini butuh diluruskan, gue perlu membakar semngat gue lagi, gue perlu menetapkan tujuan gue lagi. Gue akan mencoba.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
kayanya gue ngerasa jd 'tong sampah' elo, fith
hahaha XD
“jadi selama ini..selama 3 tahun ini…yang gue kejar, pada akhirnya harus gue lepaskan, dan pada akhirnya gue merasa semua ini nothing? Semua ini nothing ?”
gue juga merasakan hal yang sama fith, keep smile ya! ;)
terima kasih safirah.
terima kasih juga ieaa, lo emang tong sampah gue (ya seenggaknya pernahlah selama setahun di belakang pintu) tapi di poztingan ini gue merujuk ke orang lain yg juga tong sampah gue.
haha lagi2 radar neptunus gue nyampe ke orang yg salah. tapi thanks lho
Post a Comment