51 tahun 9 bulan 4 hari . selama itulah seorang Florentino Ariza menunggu cintanya dibalas oleh wanita pujaannya, yaitu Fermina Daza.
Love In The Time Of Cholera, film Amerika Serikat yang diangkat dari novel dan dirilis filmnya di Brazil pada 4 Oktober 2007 ini emang terkesan kuno . tetapi nama-nama tokohnya keren-keren menurut gue.
Florentino Ariza, seorang lelaki yang begitu mencintai Fermina Daza. Cintanya berbalas, namun sayang nggak direstui oleh ayahnya si Fermina. Hingga akhirnya, Ferminapun menikah dengan seorang dokter yang punya peran penting pada kasus penyakit kolera yang berjangkit luas saat itu. Dokter itu adalah Juvenal Urbino
Florentino yang tahu kalau cintanya ditolak dan cuma dianggap sebuah ilusi oleh Fermina akhirnya pulang ke rumah dan menangis. Yap…menangis sesunggrukan, readers.
Sementara di belakangnya berdiri ibunya yang menangis sambil berdoa,, “Ya Tuhan, sembuhkanlah patah hatinya”
Asli menurut gue ini kocak banget.
Lalu dengan cintanya yang begitu dalam terhadap Fermina, Florentino bekerja di kantor pamannya bagian menulis surat. Sayangnya, surat pengantar yang lebih berkaitan dengan bisnis itu dia tulis dengan gaya penulisan surat cinta.
Selama bertahun-tahun Florentino Ariza masih mencintai Fermina Daza. Meskipun lebih dari 600 wanita singgah dalam hidupnya, dia tetap tidak bisa menghilangkan perasaannya yang begitu dalam terhadap Fermina.
Salah satu wanita yang pernah dikencaninya adalah Olimpia Zuleta. Wanita yang sudah bersuami ini akhirnya dibunuh oleh suaminya karena ketauan selingkuh dengan Florentino.
Setelah 51 tahun 9 bulan 4 hari, pada suatu kejadian konyol menurut gue.
Suami Fermina, Dr.Juvenal Urbino yang melihat burung kesayangannya berada di atas pohonpun mencoba naik tangga untuk menghampiri burungnya, namun sayang dia terjatuh dan mati. Yeah. Suami Fermina meninggal, dan itulah hal yang sangat ditunggu Florentino Ariza.
Hari itu juga, setelah pemakaman Florentino ‘nembak’ Fermina (lagi), tapi Fermina justru mengusirnya. Nggak sampe di situ aja, Florentino belum menyerah, dia berkali-kali mengirimi surat pada Fermina, hingga akhirnya Fermina mau bertemu dengannya dan melakukan perjalanan laut bersama.
Film ini bertanya “how long would you wait for love”
Kalo gue pribadi, nggak pernah tahu jawabannya dan mungkin gue ngak akan pernah mau menunggu, tapi kagum banget kalau ada lelaki yang setangguh dan sesabar Florentino Ariza.
Film ini emang agak ngebosenin karena setting yang jadul, tapi mungkin benar kata pepatah “Kalau Jodoh Nggak Akan Kemana”, seperti Florentino ariza dan Fermina Daza yang kembali bersatu di kala usia mereka nggak semuda saat mereka sama-sama jatuh cinta.
Florentono ariza, you are the man who can’t be moved.
0 comments:
Post a Comment