October 17, 2015

Pluto (Myungwangsung)







When planets move, they sing a song
But we cant hear it
Unless we are in black hole
Dying

Well, siang tadi saya baru saja menonton salah satu Korean Movie berjudul Pluto. Honestly, niat utama untuk menonton film ini adalah melihat aktingnya Song Joon. Yeah, maybe he will get in one of my Korean crushes lists haha.

Scene film ini diawali dengan ditemukannya sebuah mayat pelajar bernama Taylor Yujin (Song Joon) di gunung belakang sekolah. Yujin ditemukan tewas dengan luka di bagian kepala. Tidak jauh dari tempatnya tewas, terdapat sebuah ponsel milik June (Lee David)—teman sekamar Yujin. Di dalam ponsel itu juga terdapat rekaman Yujin yang lemah dianiaya sebelum benar-benar mati. Tidak hanya itu saja, catatan panggilan terakhir di ponsel June juga menunjukkan kalau dia menghubungi Yujin sebelum Yujin tewas. Semua bukti-bukti itulah yang menggiring June menjadi tersangka. Tetapi, benarkah June yang membunuh teman sekamarnya itu ?

Rekaman di ponsel June
Yujin merupakan siswa yang selalu berada di urutan pertama (ranking 1) dalam special class di Se Young High School. Special Class adalah kelas khusus untuk 10 orang terpandai berdasarkan ranking, penghuninya hanya 1% dari jumlah siswa di sekolah tersebut. Siswa-siswa di kelas ini dipersiapkan untuk dapat masuk Seoul National University. Siswa-siswa yang berada di special class memiliki urutan tempat duduk yang disesuaikan dengan peringkat mereka dan akan berganti setiap hasil ujian keluar. Yujin selalu berada di peringkat 1. Tak pernah tergantikan. Siswa-siswa di kelas ini juga sangat kompetitif bersaing agar tidak terdepak dari special class. Merekapun belajar di kelas tersebut sampai malam hari.

Yujin (Leader Special Class) dan anak-anak di Special Class
June yang merupakan murid pindahan dari Gahwa High School ingin sekali masuk ke dalam special class, terlebih lagi ketika dia mengetahui bahwa siswa-siswa di dalam special class memiliki special notebook yang dapat memuat informasi sehingga mereka dapat terus bertahan di kelas tersebut. Keinginan June sebenarnya sangat sederhana, dia ingin masuk kelas tersebut agar nantinya dapat berpeluang masuk ke Universitas unggulan di Seoul dan mengubah kehidupannya untuk menjadi lebih baik, seperti yang diinginkan ibunya. Tetapi, tidak mudah untuk dapat masuk ke dalam special class dan mendapatkan special notebook. June harus melewati berbagai misi yang dipersiapkan oleh Yujin dkk. (FYI : Yujin ini leader di special class).

June dengan teleskopnya
Berbagai misi harus dijalankan June meski misi-misi itu dapat dikatakan ekstrem dan membahayakan. Mulai dari menganiaya guru les dan mendapatkan tasnya, merusak dan membalikkan mobilnya, membuat ramuan nitroglycerine, melakukan pelecehan seksual pada hacker special class yang sebenarnya adalah teman dekat June sendiri hingga melakukan misi terakhir yang mengantarkannya pada pilihan antara teman dan ibunya.

Misi Pertama June
Misi Kedua June
Sebenarnya, June merupakan anak yang pandai. Terbukti dengan kemampuannya membuat ramuan nitroglycerine yang dapat meledakkan dengan keras, seperti bom. Tidak hanya itu saja, June memiliki ketertarikan di bidang astronomi. Hobinya adalah memantau dengan teleskop, termasuk gadis yang disukainya yaitu Kang Mira. Bahkan Kang Mira diibaratkan sebagai Charon (Satelit dari Pluto).  Sayangnya, Kang Mira lebih tertarik dengan Yujin. Kepandaian lain June adalah saat pemikirannya—tentang alasan mengapa Pluto tidak lagi masuk dalam jajaran tata surya—diminta oleh gurunya untuk dibuat dalam essay dan dijadikan referensi untuk siswa dalam special class.

Ledakan yang ditimbulkan dari nitroglycrine buatan June
Yujin berpendapat Pluto dikeluarkan dari jajaran tata surya karena jaraknya yang sangat jauh dari matahari dan orbit yang tidak stabil. Selain itu ukuran Pluto terlalu kecil dibandingkan dengan planet lain. Sementara June mematahkan alasan Yujin. Bagi June, Pluto tetap planet ke-9 dalam tata surya. Dikeluarkan dari jajaran tata surya adalah asumsi yang menganggap matahari sebagai pusat tata surya. Seharusnya bintang tidak dilihat dari bentuk, ukuran atau jaraknya dari matahari. Bintang hidup dan mati, seperti manusia. Matahari sudah tua dan tidak ada yang abadi.

Film ini juga kental dengan bullying dan persaingan yang membuat kita mengerutkan dahi. Ya, mereka bisa dapat saling ‘menyingkirkan’ untuk dapat berada di posisi puncak dalam special class. Tidak terkecuali untuk membunuh temannya sendiri. Ataupun berburu kelinci dan meminum darahnya untuk mendapatkan peringkat terbaik di sekolah. It sounds no make sense. Tetapi, mereka melakukannya.

Kelinci mampu berlari dengan cepat saat mendaki bukit, tetapi akan berjalan pelan ketika menuruni  bukit, maka dari itu mereka (Rabbit Hunting a.k.a kelompok  di special class) mengejar kelinci yang turun dari bukit untuk lebih memudah mendapatkannya, memangsa dan meminum darahnya.

Kelompok Special Class yang sedang minum darah kelinci
Kalau dilihat lebih jauh, film ini sebenarnya lekat dengan kehidupan sekitar. Dimana, kepandaian orang dilihat dari gradesnya di sekolah. Semua itu tidak luput dari tuntutan orang tua yang membuat anak-anak tertekan dan berusaha mewujudkan keinginan orang tua mereka. Bahkan, anak baik seperti June pun dapat berubah menjadi ‘monster’ secara tidak langsung akibat tekanan untuk mewujudkan keinginan ibunya. Begitu juga dengan Yujin yang hampir membunuh ayahnya karena selalu disiksa dengan sabuk setiap nilainya turun.


Film keluaran 2013 ini menggunakan alur maju mundur dengan unpredictable ending. Saya rasa nggak rugi kok kalau kamu nonton film ini. Highly recommended.


Happy watching

1 comments:

ren blog said...

yang saya blom paham, hubungan antara gerhana dan hari spesial. ga ada sub bahasa indo. jad saya ga begitu paham. hehehe

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis