When planets move, they sing a song
But we cant hear it
Unless we are in black hole
Dying
Well, siang tadi saya baru saja menonton
salah satu Korean Movie berjudul
Pluto. Honestly, niat utama untuk
menonton film ini adalah melihat aktingnya Song Joon. Yeah, maybe he will get in one of my Korean crushes lists haha.
Scene film ini diawali dengan
ditemukannya sebuah mayat pelajar bernama Taylor Yujin (Song Joon) di gunung
belakang sekolah. Yujin ditemukan tewas dengan luka di bagian kepala. Tidak
jauh dari tempatnya tewas, terdapat sebuah ponsel milik June (Lee David)—teman
sekamar Yujin. Di dalam ponsel itu juga terdapat rekaman Yujin yang lemah
dianiaya sebelum benar-benar mati. Tidak hanya itu saja, catatan panggilan
terakhir di ponsel June juga menunjukkan kalau dia menghubungi Yujin sebelum
Yujin tewas. Semua bukti-bukti itulah yang menggiring June menjadi tersangka.
Tetapi, benarkah June yang membunuh teman sekamarnya itu ?
Rekaman di ponsel June |
Yujin
merupakan siswa yang selalu berada di urutan pertama (ranking 1) dalam special class di Se Young High School. Special Class adalah kelas khusus untuk
10 orang terpandai berdasarkan ranking, penghuninya hanya 1% dari jumlah siswa
di sekolah tersebut. Siswa-siswa di kelas ini dipersiapkan untuk dapat masuk
Seoul National University. Siswa-siswa yang berada di special class memiliki urutan tempat duduk yang disesuaikan dengan
peringkat mereka dan akan berganti setiap hasil ujian keluar. Yujin selalu
berada di peringkat 1. Tak pernah tergantikan. Siswa-siswa di kelas ini juga
sangat kompetitif bersaing agar tidak terdepak dari special class. Merekapun belajar di kelas tersebut sampai malam
hari.
Yujin (Leader Special Class) dan anak-anak di Special Class |
June
yang merupakan murid pindahan dari Gahwa High School ingin sekali masuk ke
dalam special class, terlebih lagi
ketika dia mengetahui bahwa siswa-siswa di dalam special class memiliki special notebook yang dapat memuat
informasi sehingga mereka dapat terus bertahan di kelas tersebut. Keinginan
June sebenarnya sangat sederhana, dia ingin masuk kelas tersebut agar nantinya
dapat berpeluang masuk ke Universitas unggulan di Seoul dan mengubah
kehidupannya untuk menjadi lebih baik, seperti yang diinginkan ibunya. Tetapi,
tidak mudah untuk dapat masuk ke dalam special
class dan mendapatkan special
notebook. June harus melewati berbagai misi yang dipersiapkan oleh Yujin
dkk. (FYI : Yujin ini leader di special class).
June dengan teleskopnya |
Berbagai
misi harus dijalankan June meski misi-misi itu dapat dikatakan ekstrem dan membahayakan.
Mulai dari menganiaya guru les dan mendapatkan tasnya, merusak dan membalikkan
mobilnya, membuat ramuan nitroglycerine,
melakukan pelecehan seksual pada hacker
special class yang sebenarnya adalah teman dekat June sendiri hingga
melakukan misi terakhir yang mengantarkannya pada pilihan antara teman dan
ibunya.
Misi Pertama June |
Misi Kedua June |
Sebenarnya,
June merupakan anak yang pandai. Terbukti dengan kemampuannya membuat ramuan nitroglycerine yang dapat meledakkan
dengan keras, seperti bom. Tidak hanya itu saja, June memiliki ketertarikan di
bidang astronomi. Hobinya adalah memantau dengan teleskop, termasuk gadis yang disukainya
yaitu Kang Mira. Bahkan Kang Mira diibaratkan sebagai Charon (Satelit dari
Pluto). Sayangnya, Kang Mira lebih
tertarik dengan Yujin. Kepandaian lain June adalah saat pemikirannya—tentang
alasan mengapa Pluto tidak lagi masuk dalam jajaran tata surya—diminta oleh
gurunya untuk dibuat dalam essay dan dijadikan referensi untuk siswa dalam special class.
Ledakan yang ditimbulkan dari nitroglycrine buatan June |
Yujin
berpendapat Pluto dikeluarkan dari jajaran tata surya karena jaraknya yang
sangat jauh dari matahari dan orbit yang tidak stabil. Selain itu ukuran Pluto
terlalu kecil dibandingkan dengan planet lain. Sementara June mematahkan alasan
Yujin. Bagi June, Pluto tetap planet ke-9 dalam tata surya. Dikeluarkan dari
jajaran tata surya adalah asumsi yang menganggap matahari sebagai pusat tata
surya. Seharusnya bintang tidak dilihat dari bentuk, ukuran atau jaraknya dari
matahari. Bintang hidup dan mati, seperti manusia. Matahari sudah tua dan tidak
ada yang abadi.
Film
ini juga kental dengan bullying dan
persaingan yang membuat kita mengerutkan dahi. Ya, mereka bisa dapat saling
‘menyingkirkan’ untuk dapat berada di posisi puncak dalam special class. Tidak terkecuali untuk membunuh temannya sendiri.
Ataupun berburu kelinci dan meminum darahnya untuk mendapatkan peringkat
terbaik di sekolah. It sounds no make
sense. Tetapi, mereka melakukannya.
Kelinci
mampu berlari dengan cepat saat mendaki bukit, tetapi akan berjalan pelan
ketika menuruni bukit, maka dari itu mereka
(Rabbit Hunting a.k.a kelompok di special
class) mengejar kelinci yang turun dari bukit untuk lebih memudah
mendapatkannya, memangsa dan meminum darahnya.
Kelompok Special Class yang sedang minum darah kelinci |
Kalau
dilihat lebih jauh, film ini sebenarnya lekat dengan kehidupan sekitar. Dimana,
kepandaian orang dilihat dari gradesnya
di sekolah. Semua itu tidak luput dari tuntutan orang tua yang membuat
anak-anak tertekan dan berusaha mewujudkan keinginan orang tua mereka. Bahkan,
anak baik seperti June pun dapat berubah menjadi ‘monster’ secara tidak
langsung akibat tekanan untuk mewujudkan keinginan ibunya. Begitu juga dengan
Yujin yang hampir membunuh ayahnya karena selalu disiksa dengan sabuk setiap
nilainya turun.
Film
keluaran 2013 ini menggunakan alur maju mundur dengan unpredictable ending. Saya rasa nggak rugi kok kalau kamu nonton
film ini. Highly recommended.
Happy watching
1 comments:
yang saya blom paham, hubungan antara gerhana dan hari spesial. ga ada sub bahasa indo. jad saya ga begitu paham. hehehe
Post a Comment