October 17, 2015

Behind the story of #219pleasebemyday





Teman Seperjuangan Sidang dari AKUKECE (Ical, Fahmi, and Irvan)
Allhamdulillah, kesempatan ini datang juga. Membagi lagi salah satu moment yang membahagiakan, mengharukan, melelahkan dan menguras perasaan. Senin, 21 September 2015 lalu menjadi akhir dari perjuangan selama 7 bulan yang menguras tenaga, perasaan serta pikiran. Iya, satu kata keramat bagi mahasiswa tingkat akhir yang tidak pernah berani saya ucapkan selama beberapa bulan terakhir ini telah berhasil saya selesaikan. Yap, I’ve done completely.

Its not about S.E tetapi ini tentang bagaimana akhirnya mampu melepas beban skripsi di kepala dan keseharian. Saya sadar benar kalau saya akan segera menggantinya dengan beban yang baru, yaitu fresh graduates. Tetapi sungguh syukur yang luar biasa ini menjadi perasaan haru yang meledak-ledak ditemani hujan yang turun di hari kelulusan (ini nggak lebay, tapi hujan emang beneran turun menjelang pengumuman kelulusan. Allhamdulillah banget setelah berbulan-bulan nggak pernah ujan akhirnya turun ujan).

Well, ujian skripsi ini memang sudah saya harapkan terjadi sejak 1 bulan lalu, namun Tuhan rasanya belum memberi restu. Maka dari itu, baru dapat berlangsung bulan ini. Meski begitu, tidak dapat dipungkiri kalau perasaan gelisah, khawatir dan takut terus berselimut dalam diri saya. Allhamdulillah, siding yang berlangsung hari Senin itu juga bersamaan dengan jadwal sidang #teammate PSDA, yaitu Ical dan Irvan. And yes, tanpa direncanakan atau janjian kita kedapatan jadwal sidang yang sama dan berjuang bersama di hari itu.

Teammate PSDA nyampe sidang juga bareng (with Ical and Irvan)
Sidang yang dimulai dari jam 8 dan berakhir menjelang magrib ini menguras tenaga, pikiran dan emosi banget tentunya. Setiap mahasiwa akan diuji oleh 3 dosen berbeda dengan waktu yang nggak menentu. Tetapi allhamdulillah semuanya terbayar dengan pengumuman kelulusan menjelang magrib. Tidak hanya itu saja, supporter dan teman-teman yang mengucapkan selamat menyambut kami (saya dan 6 teman lain yang sidang pada hari itu). To be honest, karena haru blogger yang personalitynya Melankolis ini sempat berkaca-kaca, iya tapi nggak nyampe pecah haha.

Terima kasih untuk Akukece, Tim PSDA 2015 dan teman-teman KOPMA yang sudah jadi supporter di 1 jam menjelang pengumuman.

Supporter hari ini ; Beberapa rakyat Kopma, khususnya TIM PSDA
Suppoter dari AKUKECE
Untuk dapat sampai pada hari ini, ada banyak nangis-nangis yang pecah sebelum tidur ataupun pasca ketemu dosen dan masih harus revisi. Atau juga bolak balik setiap sabtu selama sebulan untuk ‘mengobati’ data yang bermasalah. Tetapi, semuanya hanya saya benamkan sendiri di bawah bantal dan jarang saya bagi pada orang lain. Saya sadar kalau bagaimanapun juga ini adalah konsekeuensi atas keputusan saya dalam memilih dosen pembimbing. Yang saya sadari semua ini terjadi antar 2 hal, yaitu kebodohan saya dalam memilih atau kesombongan saya yang berbuah asam. Tetapi, apapun itu, saya tidak bisa menyesali atau mengeluhkan, ya saya hanya bisa adalah menangis dan sambil terus mencoba mencambuk diri. Meski tidak dapat dipungkiri, kalau malas juga bergelayut. Puncak rasa frustasi saya adalah lupa jalan pulang. Ya, saya sampai lupa jalan yang biasa saya gunakan menuju rumah menggunakan sepeda motor.

Dan hari ini saya mampu menuliskannya di sini, mengurai perjalanan panjang kemarin yang melelahkan tetapi menemukan garis finish. Allhamdulillah.

Ritual tebus dosa a.k.a makan makan

24 September 2015

0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis