Teman Seperjuangan Sidang dari AKUKECE (Ical, Fahmi, and Irvan) |
Its not about S.E tetapi ini tentang bagaimana akhirnya mampu melepas beban skripsi di kepala dan keseharian. Saya sadar benar kalau saya akan segera menggantinya dengan beban yang baru, yaitu fresh graduates. Tetapi sungguh syukur yang luar biasa ini menjadi perasaan haru yang meledak-ledak ditemani hujan yang turun di hari kelulusan (ini nggak lebay, tapi hujan emang beneran turun menjelang pengumuman kelulusan. Allhamdulillah banget setelah berbulan-bulan nggak pernah ujan akhirnya turun ujan).
Well, ujian skripsi ini memang sudah saya harapkan terjadi sejak 1 bulan lalu, namun Tuhan rasanya belum memberi restu. Maka dari itu, baru dapat berlangsung bulan ini. Meski begitu, tidak dapat dipungkiri kalau perasaan gelisah, khawatir dan takut terus berselimut dalam diri saya. Allhamdulillah, siding yang berlangsung hari Senin itu juga bersamaan dengan jadwal sidang #teammate PSDA, yaitu Ical dan Irvan. And yes, tanpa direncanakan atau janjian kita kedapatan jadwal sidang yang sama dan berjuang bersama di hari itu.
Teammate PSDA nyampe sidang juga bareng (with Ical and Irvan) |
Terima kasih untuk Akukece, Tim PSDA 2015 dan teman-teman KOPMA yang sudah jadi supporter di 1 jam menjelang pengumuman.
Supporter hari ini ; Beberapa rakyat Kopma, khususnya TIM PSDA |
Suppoter dari AKUKECE |
Untuk dapat sampai pada hari ini, ada banyak nangis-nangis yang pecah
sebelum tidur ataupun pasca ketemu dosen dan masih harus revisi. Atau juga
bolak balik setiap sabtu selama sebulan untuk ‘mengobati’ data yang bermasalah.
Tetapi, semuanya hanya saya benamkan sendiri di bawah bantal dan jarang saya
bagi pada orang lain. Saya sadar kalau bagaimanapun juga ini adalah
konsekeuensi atas keputusan saya dalam memilih dosen pembimbing. Yang saya
sadari semua ini terjadi antar 2 hal, yaitu kebodohan saya dalam memilih atau
kesombongan saya yang berbuah asam. Tetapi, apapun itu, saya tidak bisa
menyesali atau mengeluhkan, ya saya hanya bisa adalah menangis dan sambil terus
mencoba mencambuk diri. Meski tidak dapat dipungkiri, kalau malas juga
bergelayut. Puncak rasa frustasi saya adalah lupa jalan pulang. Ya, saya sampai
lupa jalan yang biasa saya gunakan menuju rumah menggunakan sepeda motor.
Dan hari ini saya mampu menuliskannya di sini, mengurai perjalanan panjang kemarin yang melelahkan tetapi menemukan garis finish. Allhamdulillah.
24 September 2015
0 comments:
Post a Comment