December 24, 2013

Wonderful 2013




Selamat menjadi pribadi yang baru, readers

Masih ingat dengan kata kata itu ? Sebenarnya wajar saja kalau tidak ada yang ingat atau bahkan tidak tahu, karena kata-kata itu bukanlah kata yang keluar dari orang penting dan berpengaruh . Hehe

Kalimat itu adalah kalimat terakhir yang saya tuliskan di 2012 dalam postingan di blog ini. Dan 2013 akan berakhir dalam hitungan hari, lalu sudahkah kamu menjadi pribadi yang baru, readers? Saya punya jawabannya. Ya, saya telah menjadi pribadi baru. Untuk menjadi pribadi baru tentu saja tidak instan. Saya melalui prosesnya, mengilhaminya dibantu dengan mesin waktu pribadi saya. Ya, Jurnal harian a.k.a buku harian adalah mesin waktu pribadi saya.

Membacanya bagaikan menyusuri timeline kehidupan selama 2013 ini. Tahun ini dibuka dengan pencapaian salah satu resolusi saya pada akhir Januari 2013. Masih terlalu awal sekali Tuhan mengabulkan doa saya untuk mencapai resolusi itu. Saya sangat bersyukur, apalagi kalau bukan begitu ? Tuhan begitu baik.

Sebenarnya resolusi saya sederhana, hanya ingin mencicipi dunia kerja. Ingin merasakan praktek kerja sesungguhnya. Dan yap…awal Januari lalu saya sempat mencicipinya di salah satu yayasan zakat, meski hanya 10 hari. Lalu, libur Ramadhan kembali freelance di yayasan zakat yang sama. Hanya saja penempatannya berbeda. Belum selesai di situ, Tuhan masih sungguh berbaik hati. Saya diberi kesempatan magang 3 hari di Kompas. Semuanya sungguh pengalaman yang baru, menyenangkan dan menjadikan pembelajaran yang menambah pengetahuan, teman dan pengalaman.

2013 ini juga, saya mendapatkan ulang tahun tak tergantikan. Ya, harapan dimana birthday cake bisa digantikan menjadi sebuah durian. Di 20 tahun ini, teman saya  mewujudkannya.

Di 2013 ini juga, saya menemukan sebuah jawaban dari tanya yang tidak pernah saya kemukakan, hanya mengendap hampir setahun lamanya. Di tahun ini, saya mendapatkan jawaban itu. Menyudahi unfinished business diantara kita. Menyudahi semua postingan puitis tentangnya. Dan yang pasti, saya benar-benar ikhlas untuk benar-benar melepas. Meski, kalau dilihat secara urut dalam timeline kehidupan saya selama 2013 ini, apa yang saya tuliskan tentang dia terasa lebih dalam dibandingkan apa yang saya tuliskan tentang orang lain—yang mungkin juga pernah singgah di hati saya.

2013 ini banyak crayon yang mewarnai hati saya, tapi tidak ada yang sedalam kamu. Dan cuma kamu yang bisa membuat saya terhanyut merangkai kata puitis dengan sendirinya. Saya tahu saya sudah ikhlas. Saya tahu kita sama-sama baik-baik saja. Tidak ada lagi penyesalan dan tidak ada yang harus diungkit. Saya juga tahu kalau kamu bukan yang terbaik untuk saya, mungkin juga saya bukan yang terbaik untuk kamu. Tetapi, yang kedua ketiga atau kesekian kalinya tidak akan pernah menghadirkan keindahan seperti yang pertama. That’s why you’re always special for me, dear.

Terima kasih juga karena kamu sudah membuat saya selangkah menjadi dewasa. Keputusan untuk tidak kembali dan saling lepas itu sulit dan berat tetapi bukankah kita hebat jika bisa melewatinya.

Di awal 2013 ini juga, saya merasakan kedekatan dan persahabatan yang tidak pernah saya bayangkan, namun selalu saya harapkan. Tetapi, saya juga berpegang teguh kalau ada waktunya dimana saya akan kehilangan kedekatan itu. Seperti sekarang, kedekatan itu mulai hilang perlahan.

Tahun ini menjadi sangat amazing karena banyak konflik persahabatan yang saya lewati. Kalau sudah berada di ujung seperti hari ini, lalu menyusuri hari-hari pertengkaran serta kedekatan kami—layaknya lingkaran segitiga—rasanya mungkin memalukan. Geli sendiri karena mungkin saja tingkah kita kekanak-kanakan. Atau mungkin juga setiap peristiwa yang kita lewati itu manis untuk diceritakan kembali. But the point is everything happens between us in the past  is process to know each other and build our characters. Seperti yang pernah saya post dalam SOP Pertemanan.

Di pertengahan 2013, saya seakan dikejutkan oleh sebuah peristiwa yang menimpa saya. Saya sakit selama sebulan. Sakit yang buat saya sangat luar biasa. Honestly, sakit itu menjadi tamparan buat saya. Tetapi, sakit itu jugalah yang membuat IP saya meninggalkan zona bertahannya selama 3 semester. Meski allhamdulillahnya IPK saya masih berada dalam zona bertahan. Semoga semester ini, IP saya dapat menduduki zona bertahan kembali. Aamiin. Mohon doanya readers. Allhamdulillah juga, di tengah sakit ini saya bisa mengikuti seleksi Beasiswa Djarum hingga proses interview. Meski pada akhirnya, saya harus ikhlas menerima kalau saya belum bisa mendapatkan beasiswa itu.

Dan mungkin…tahun ini menjadi tahun yang penuh crayon  dalam hati saya. Kalau dirunut dari awal Januari sampai penghujung Desember, ada banyak crayon baru yang datang memberikan warna dalam hati saya. Tetapi, makin kesini yang saya rasakan saya hanya memaknainya dengan kosong. Crayon-crayon itu belum bisa menyentuh hingga bagian yang paling dalam. Kalaupun hampir ada, crayon itu menciptakan warna lain dalam pandangan saya yang berujung pada hilangnya trust (again). Haha, oke ini konteksnya udah over personal, readers.

Momen super amazing di 2013 ini adalah dimuatnya 2 cerita pendek saya di 2 buku yang berbeda. Yang pertama pada pertengahan Ramadhan 2013 ini, judul cerpennya adalah ‘Kopi Hitam Untuk Ayah.’ Allhamdulillah masuk dalam 200 cerpen yang dibukukan dalam #ProyekMenulis dengan tema Kejutan Sebelum Ramadhan—yang diadakan nulisbuku.com. Saya masuk dalam buku ke-5 dari sekitar 15 buku yang ada dan hasil penjualan bukunya untuk disumbangkan. Rasanya senang bisa melakukan hal—yang semoga—bermanfaat bagi orang lain.



Yang kedua (berjarak sekitar sebulan), saya masuk dalam 15 pemenang Lomba Menulis Cerpen bareng Onyol dengan tema Truth Or Dare. Judulnya ‘Master of Broken Heart’ yang setelah direvisi menjadi ‘Master of Heartbreaker.’ Honestly, saya tidak tahu siapa itu Onyol dan menyelesaikan cerpen ini dengan sangat pesimis di tengah freelance yang melelahkan. Tapi, ternyata Tuhan punya hadiah terindah untuk saya.


sampai postingan ini saya buat, bukunya belum dikirimkan tetapi nampakanya covernya aka seperti ini 


Saya juga sangat berterima kasih buat teman-teman yang mengabari atas kemenangan saya itu. Kabar menggembirakan dari 2 peristiwa itu justru saya dapatkan dari teman-teman saya yang sebenarnya sama sekali nggak dekat. Mereka hanya menemukan nama saya di daftar pemenang, lalu mengucapkan selamat lewat mention. Saya ? hanya bisa bengong dan bingung kemudian baru mencari sumber paling benarnya. Jadi, kadang sungguh belum percaya jadi pemenang kalau belum lihat di website resminya dengan mata kepala sendiri. Atau bahkan, harus sampai dapat email personal yang mengonfirmasi dari pihak penyelenggara kalau saya yang menjadi pemenang. Bukannya sombong atau apa, mengingat nama saya yang begitu pasaran rasanya nggak lucu kalau sudah terlampau senang tapi ternyata bukan saya yang jadi pemenang.

Bagi saya, dimuatnya 2 cerpen ini—dalam tahun yang sama dan juga jarak waktu yang berdekatan—adalah kado paling manis di 2013 ini dari Tuhan, kado ini samasekali bukan hadiah instan. Kado ini adalah hasil perjuangan saya—yang entah sudah berapa kali—dalam mengirim cerpen ke berbagai majalah (yang tidak ada balasan). Atau juga cerpen-cerpen lain yang saya ikutkan dalam lomba, tapi belum menjadi pemenang. Buat saya, kado ini merupakan buah dari pertahanan saya menerima segala penolakan itu.

Tujuan saya mengikuti berbagai lomba selama ini bukanlah semata-mata karena hadiah, melainkan keinginan karya saya dimuat dan dibaca oleh orang banyak. Syukur-syukur bisa menjadi sebuah pengaruh bagi mereka. Tidak dipungkiri kalau terselip kekecewaan di setiap penolakan itu, tapi di lain sisi saya bersyukur karena dengan adanya lomba, maka ada deadline di sana. Deadline itulah yang menjadikan garis finish di setiap tulisan saya.

Saya tidak dapat membayangkan jika saya terus meratapi kekalahan dan tidak pernah mau kembali mencoba untuk mengikuti lomba, maka mungkin saya akan memiliki banyak draft cerpen tanpa ending. Berkat sebuah deadline dalam lomba, saya berhasil mengantarkan setiap cerita pada garis finish.

In the end, saya berharap 2 cerpen yang telah dimuat ini tidak menjadikan saya cepat puas. Semoga saya tetap rajin menulis dan tulisannya bermanfaat tentunya. Dan saya juga berharap kalau readers dapat memetik sebuah kesimpulan dari moment super amazing saya di 2013 ini.

Lalu mengapa judul postingan ini adalah wonderful 2013 ? karena jika diulas kembali dari awal, maka di tahun ini ada 5 kepanitiaan acara yang sudah saya jalankan bersama teman-teman. 4 diantaranya merupakan kerjasama super wonderful. Kalau diingat kembali, maka saya selalu berujar sendiri dalam hati kalau “Wauwww, kita hebat guys. Kita super.” Mengapa demikian? Karena dalam prosesnya yang diliputi berbagai macam konflik dan trouble, kita bisa menyelesaikannya.  Terima kasih buat kebersamaan yang menjadikan tahun 2013 ini wonderful bersama kalian.




Nah, kalau diulas kembali cerita-cerita dia atas adalah pencapaian saya  yang out of my resolution. Resolusi tahun ini menurut saya kurang spesifik tetapi saya bersyukur karena mencapai apa yang tidak saya jadikan resolusi.

At the end, terima kasih untuk semua yang telah menjadi crayon dalam hidup saya di 2013 ini. Selamat menjalani hari baru













0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis