Selamat menjadi pribadi yang baru, readers
Masih ingat dengan kata kata itu ? Sebenarnya wajar saja kalau tidak ada
yang ingat atau bahkan tidak tahu, karena kata-kata itu bukanlah kata yang
keluar dari orang penting dan berpengaruh . Hehe
Kalimat itu adalah kalimat terakhir yang saya tuliskan di 2012 dalam
postingan di blog ini. Dan 2013 akan berakhir dalam hitungan hari, lalu
sudahkah kamu menjadi pribadi yang baru, readers?
Saya punya jawabannya. Ya, saya telah menjadi pribadi baru. Untuk menjadi pribadi
baru tentu saja tidak instan. Saya melalui prosesnya, mengilhaminya dibantu
dengan mesin waktu pribadi saya. Ya, Jurnal harian a.k.a buku harian adalah
mesin waktu pribadi saya.
Membacanya bagaikan menyusuri timeline kehidupan selama 2013 ini. Tahun ini
dibuka dengan pencapaian salah satu resolusi saya pada akhir Januari 2013.
Masih terlalu awal sekali Tuhan mengabulkan doa saya untuk mencapai resolusi
itu. Saya sangat bersyukur, apalagi kalau bukan begitu ? Tuhan begitu baik.
Sebenarnya resolusi saya sederhana, hanya ingin mencicipi dunia kerja.
Ingin merasakan praktek kerja sesungguhnya. Dan yap…awal Januari lalu saya
sempat mencicipinya di salah satu yayasan zakat, meski hanya 10 hari. Lalu,
libur Ramadhan kembali freelance di
yayasan zakat yang sama. Hanya saja penempatannya berbeda. Belum selesai di
situ, Tuhan masih sungguh berbaik hati. Saya diberi kesempatan magang 3 hari di
Kompas. Semuanya sungguh pengalaman yang baru, menyenangkan dan menjadikan
pembelajaran yang menambah pengetahuan, teman dan pengalaman.
2013 ini juga, saya mendapatkan ulang tahun tak tergantikan. Ya, harapan
dimana birthday cake bisa digantikan menjadi sebuah durian. Di 20 tahun ini, teman saya mewujudkannya.
Di 2013 ini juga, saya menemukan sebuah jawaban dari tanya yang tidak
pernah saya kemukakan, hanya mengendap hampir setahun lamanya. Di tahun ini,
saya mendapatkan jawaban itu. Menyudahi unfinished
business diantara kita. Menyudahi semua postingan puitis tentangnya. Dan
yang pasti, saya benar-benar ikhlas untuk benar-benar melepas. Meski, kalau
dilihat secara urut dalam timeline kehidupan saya selama 2013 ini, apa yang
saya tuliskan tentang dia terasa lebih dalam dibandingkan apa yang saya
tuliskan tentang orang lain—yang mungkin juga pernah singgah di hati saya.
2013 ini banyak crayon yang mewarnai hati saya, tapi tidak ada yang
sedalam kamu. Dan cuma kamu yang bisa membuat saya terhanyut merangkai kata
puitis dengan sendirinya. Saya tahu saya sudah ikhlas. Saya tahu kita sama-sama
baik-baik saja. Tidak ada lagi penyesalan dan tidak ada yang harus diungkit.
Saya juga tahu kalau kamu bukan yang terbaik untuk saya, mungkin juga saya
bukan yang terbaik untuk kamu. Tetapi, yang kedua ketiga atau kesekian kalinya
tidak akan pernah menghadirkan keindahan seperti yang pertama. That’s why you’re always special for me,
dear.
Terima kasih juga karena kamu sudah membuat saya selangkah menjadi
dewasa. Keputusan untuk tidak kembali dan saling lepas itu sulit dan berat
tetapi bukankah kita hebat jika bisa melewatinya.
Di awal 2013 ini juga, saya merasakan kedekatan dan persahabatan yang
tidak pernah saya bayangkan, namun selalu saya harapkan. Tetapi, saya juga
berpegang teguh kalau ada waktunya dimana saya akan kehilangan kedekatan itu.
Seperti sekarang, kedekatan itu mulai hilang perlahan.
Tahun ini menjadi sangat amazing
karena banyak konflik persahabatan yang saya lewati. Kalau sudah berada di
ujung seperti hari ini, lalu menyusuri hari-hari pertengkaran serta kedekatan
kami—layaknya lingkaran segitiga—rasanya mungkin memalukan. Geli sendiri karena
mungkin saja tingkah kita kekanak-kanakan. Atau mungkin juga setiap peristiwa
yang kita lewati itu manis untuk diceritakan kembali. But the point is everything happens between us in the past is process to know each other and build our characters. Seperti yang
pernah saya post dalam SOP Pertemanan.
Di pertengahan 2013, saya seakan dikejutkan oleh sebuah peristiwa yang
menimpa saya. Saya sakit selama sebulan. Sakit yang buat saya sangat luar
biasa. Honestly, sakit itu menjadi
tamparan buat saya. Tetapi, sakit itu jugalah yang membuat IP saya meninggalkan
zona bertahannya selama 3 semester. Meski allhamdulillahnya IPK saya masih
berada dalam zona bertahan. Semoga semester ini, IP saya dapat menduduki zona
bertahan kembali. Aamiin. Mohon doanya readers.
Allhamdulillah juga, di tengah sakit ini saya bisa mengikuti seleksi Beasiswa
Djarum hingga proses interview. Meski pada akhirnya, saya harus ikhlas menerima
kalau saya belum bisa mendapatkan beasiswa itu.
Dan mungkin…tahun ini menjadi tahun yang penuh crayon dalam hati saya.
Kalau dirunut dari awal Januari sampai penghujung Desember, ada banyak crayon baru yang datang memberikan warna
dalam hati saya. Tetapi, makin kesini yang saya rasakan saya hanya memaknainya
dengan kosong. Crayon-crayon itu
belum bisa menyentuh hingga bagian yang paling dalam. Kalaupun hampir ada, crayon itu menciptakan warna lain dalam
pandangan saya yang berujung pada hilangnya trust
(again). Haha, oke ini konteksnya udah over
personal, readers.
Momen super amazing di 2013 ini
adalah dimuatnya 2 cerita pendek saya di 2 buku yang berbeda. Yang pertama pada
pertengahan Ramadhan 2013 ini, judul cerpennya adalah ‘Kopi Hitam Untuk Ayah.’
Allhamdulillah masuk dalam 200 cerpen yang dibukukan dalam #ProyekMenulis
dengan tema Kejutan Sebelum Ramadhan—yang diadakan nulisbuku.com. Saya masuk
dalam buku ke-5 dari sekitar 15 buku yang ada dan hasil penjualan bukunya untuk
disumbangkan. Rasanya senang bisa melakukan hal—yang semoga—bermanfaat bagi orang
lain.
Yang kedua (berjarak sekitar sebulan), saya masuk dalam 15 pemenang Lomba
Menulis Cerpen bareng Onyol dengan tema Truth Or Dare. Judulnya ‘Master of
Broken Heart’ yang setelah direvisi menjadi ‘Master of Heartbreaker.’ Honestly, saya tidak tahu siapa itu
Onyol dan menyelesaikan cerpen ini dengan sangat pesimis di tengah freelance yang melelahkan. Tapi,
ternyata Tuhan punya hadiah terindah untuk saya.
sampai postingan ini saya buat, bukunya belum dikirimkan tetapi nampakanya covernya aka seperti ini
Saya juga sangat berterima kasih buat teman-teman yang mengabari atas
kemenangan saya itu. Kabar menggembirakan dari 2 peristiwa itu justru saya
dapatkan dari teman-teman saya yang sebenarnya sama sekali nggak dekat. Mereka
hanya menemukan nama saya di daftar pemenang, lalu mengucapkan selamat lewat
mention. Saya ? hanya bisa bengong dan bingung kemudian baru mencari sumber
paling benarnya. Jadi, kadang sungguh belum percaya jadi pemenang kalau belum
lihat di website resminya dengan mata kepala sendiri. Atau bahkan, harus sampai
dapat email personal yang mengonfirmasi dari pihak penyelenggara kalau saya
yang menjadi pemenang. Bukannya sombong atau apa, mengingat nama saya yang
begitu pasaran rasanya nggak lucu kalau sudah terlampau senang tapi ternyata
bukan saya yang jadi pemenang.
Bagi saya, dimuatnya 2 cerpen ini—dalam tahun yang sama dan juga jarak waktu
yang berdekatan—adalah kado paling manis di 2013 ini dari Tuhan, kado ini
samasekali bukan hadiah instan. Kado ini adalah hasil perjuangan saya—yang
entah sudah berapa kali—dalam mengirim cerpen ke berbagai majalah (yang tidak
ada balasan). Atau juga cerpen-cerpen lain yang saya ikutkan dalam lomba, tapi
belum menjadi pemenang. Buat saya, kado ini merupakan buah dari pertahanan saya
menerima segala penolakan itu.
Tujuan saya mengikuti berbagai lomba selama ini bukanlah semata-mata
karena hadiah, melainkan keinginan karya saya dimuat dan dibaca oleh orang
banyak. Syukur-syukur bisa menjadi sebuah pengaruh bagi mereka. Tidak
dipungkiri kalau terselip kekecewaan di setiap penolakan itu, tapi di lain sisi
saya bersyukur karena dengan adanya lomba, maka ada deadline di sana. Deadline
itulah yang menjadikan garis finish di setiap tulisan saya.
Saya tidak dapat membayangkan jika saya terus meratapi kekalahan dan
tidak pernah mau kembali mencoba untuk mengikuti lomba, maka mungkin saya akan
memiliki banyak draft cerpen tanpa
ending. Berkat sebuah deadline dalam
lomba, saya berhasil mengantarkan setiap cerita pada garis finish.
In the end, saya berharap 2
cerpen yang telah dimuat ini tidak menjadikan saya cepat puas. Semoga saya
tetap rajin menulis dan tulisannya bermanfaat tentunya. Dan saya juga berharap
kalau readers dapat memetik sebuah
kesimpulan dari moment super amazing
saya di 2013 ini.
Lalu mengapa judul postingan ini adalah wonderful 2013 ? karena jika
diulas kembali dari awal, maka di tahun ini ada 5 kepanitiaan acara yang sudah
saya jalankan bersama teman-teman. 4 diantaranya merupakan kerjasama super wonderful. Kalau diingat kembali,
maka saya selalu berujar sendiri dalam hati kalau “Wauwww, kita hebat guys.
Kita super.” Mengapa demikian? Karena dalam prosesnya yang diliputi berbagai
macam konflik dan trouble, kita bisa
menyelesaikannya. Terima kasih buat
kebersamaan yang menjadikan tahun 2013 ini wonderful bersama kalian.
Nah, kalau diulas kembali cerita-cerita dia atas adalah pencapaian saya yang out of my resolution. Resolusi tahun ini
menurut saya kurang spesifik tetapi saya bersyukur karena mencapai apa yang
tidak saya jadikan resolusi.
At the end, terima kasih untuk
semua yang telah menjadi crayon dalam
hidup saya di 2013 ini. Selamat menjalani hari baru
0 comments:
Post a Comment