Setelah jatuh cinta dengan Perahu Kertas, Filosofi Kopi dan Recto Verso,
saya jadi penasaran dengan karya Dee yang paling sulung. Supernova. Buku yang
katanya sempat menuai perdebatan tetapi juga terkenal dengan science fiction nya itu.
Sampai di tahun 2013 ini, supernova sudah memasuki buku ke-4 nya, setelah
terbit pertama kali di sekitar tahun 2000an. Tetapi, saya baru mulai membacanya
beberapa minggu lalu setelah seorang teman yang berbaik hati mengantarkan ke
rumah untuk dipinjam (Thanks, Safirah). Baiklah, saya tidak ingin menengok ke
belakang, hanya ingin mengupas kesan saya pribadi setelah membaca 4 buku
tersebut.
Supernova: Ksatria, Puteri dan
Bintang Jatuh adalah sequel pertama. Berkisah tentang Ruben dan Dhimas yang
merupakan sepasang gay. Mereka
bersatu untuk membuat sebuah masterpiece.
Awalnya kita mungkin akan pusing dibuat berpikir mengenai teori teori yang
berkaitan erat dengan science atau
bahkan belum pernah kita dengar. Tetapi, tips dari saya adalah tetap
menikmatinya.
Anggaplah sebagai ilmu tambahan. Selain itu, kita juga masih bisa
mengikuti keseruan cerita Rana dan Re, dua orang yang saling mencinta namun tak
bisa bersatu. Ada juga kisah Diva, seorang model jenius merangkap sebagai PSK.
Kecerdasannya sangat mengagumkan. Sequel pertama ini bukanlah berisi kumpulan
cerita, tetapi cerita tersebut saling berkait dan bagian dari masterpiece Ruben dan Dhimas.
(Sebelumnya saya juga pernah pos tentang Dongeng Ksatria, Puteri dan BintangJatuh yang sangat indah, menurut saya pribadi)
Di sequel keduanya, Supernova Akar, Dee membuat saya
berpikir kalau dia tidak hanya jenius tetapi juga berwawasan luas. Perjalanan
Bodhi, seorang tattooist yatim piatu menyusuri Thailand, Kamboja, dan Laos—berbekal
paspor palsu—mengenalkan bagaimana medan Negara tersebut. Dee so awesome !
Bodhi, lelaki botak dengan bandananya tumbuh besar di sebuah vihara
bersama Guru Liong. Pada suatu ketika, Bodhi memutuskan untuk melakukan
perjalanan dengan tujuan pencarian siapa ia sesungguhnya. Perjalanannya berakhir bersamaan dengan
kematian Kell—sahabatnya. Sahabat yang mengenalkannya soal tattoo ini harus
mati karena kehabisan darah saat terkena ranjau di Laos.
Honestly, perjalanan Bodhi yang
seakan bagaikan kutuk loncat sebagai backpacker
akan membuat siapapun envy. Seolah semesta
berkonspirasi menghadirkan kemudahan di balik kesulitannya.
Sequel ketiganya adalah Supernova Petir. Ini adalah kisah supernova pertama yang saya baca dari 4 rangkaian yang telah lahir di Indonesia. Yes, reader saya bacanya tidak urut. Beberapa bulan lalu, menemukan ebook untuk Supernova Petir dan virusnya menginfeksi, maka dari itu saya begitu penasasaran dan ingin membacanya dari awal. Sayangnya, di verse ebook Supernova Petir yang saya temukan, ceritanya menggantung belum sampai selesai. Maka, saat buku pinjaman dari teman itu datang, saya meneruskan Petir terlebih dahulu, baru Ksatria Puteri dan Bintang Jatuh, Akar, lalu Partikel.
Kembali pada Petir. Kisah ini bercerita tentang Elektra yang hidup
sendirian di rumah tuanya di Bandung. Ayahnya meninggal dan kakak perempuan
tunggalnya ikut dengan suaminya yang seorang Muslim. Di kesendiriannya yang
dihimpit oleh perjodohan oleh kakaknya dan tuntutan untuk bertahan hidup,
Elektra menemukan siapa dia sebenarnya. Ya, dia memiliki kemampuan menyembuhkan
orang lain melalui listrik yang mengalir di tubuhnya. Terapi listrik, semacam
itulah.
Akhirnya, di tengah perbisnisan warnet yang dibangun bersama temannya,
Elektra juga mendirikan tempat terapi. Yang juga menarik sekaligus lucu adalah
ketika Elektra melamar kerja sebagai asisten dosen di STIGAN (Sekolah Tinggi
Ilmu Gaib Nasional) dan mengirimkan CVnya dengan cara diletakkan di kuburan. You have to read, readers haha
Seakan tertidur selama 8 tahun, Dee kembali melahirkan seri ke 4 Supernova yang berjudul Partikel. Selain penerbit yang berbeda dari seri sebelumnya, halamannyapun menjadi tebal. Dan di buku keempat ini, saya tidak perlu sanksi dan rasanya semakin mantap kalau Dee sungguhlah penulis yang smart dan jenius. Saya tidak mengerti bagaimana caranya, yang jelas semua penjelasan soal enteogen, jamur dan koloninya menggambarkan Dee melakukan riset yang matang.
Kurang dari 100 halaman pertama di Partikel, Dee sukses menyelimuti saya
dalam ketegangan proses melahirkan adik Zarah. Sebenarnya bukan prosesnya,
tetapi anak yang dilahirkan oleh Aisyah (Ibunda Zarah). Awalnya, saya pikir
anak yang dilahirkan itu terkena kutukan tetapi di tengah perjalanan membaca,
Dee menjelaskan akan sebuah penyakit yang menyerang bayi tersebut. Harlequin Ichtyosis, sebuah penyakit
kelainan gen (sampai saat ini saya belum berani mencarinya di google) Ini
seolah menghapus paradigma mistis dan menggantikannya dengan science.
Di Partikel juga, saya belajar banyak tentang Orang Utan. Sekali lagu,
saya katakan Dee so awesome. Secara tidak
langsung, Dee mengenalkan kita lebih jauh tentang Orang Utan dan secara tidak
sadar kitapun ikut bersimpati dengan Orang Utan yang keadaannya semakin
memprihatinkan. Siapa yang sangka kalau penamaan Orang Utan disamakan dengan
petugas konservasi yang menemukannya pertama kali. Jika orang utan itu kakak
beradik dan kakaknya berawalan S, maka adiknya juga harus berawalan S. seperti
di buku ini, 2 orang utan kakak beradik itu adalah Sulaiman dan Sarah.
Di Partikel, juga ada pengkhianatan yang sebenarnya sungguh klise.
Apalagi kalau bukan cowok yang kamu cintai direbut oleh sahabat yang kamu
sayangi. Rasanya kisah itu sudah seperti rahasia umum ya readers. Tetapi, memang itulah yang dialami oleh Zarah. Cinta
pertamanya berselingkuh dengan Koso, sahabatnya. Padahal demi Koso—sahabat
Zarah yang menderita disleksia—Zarah rela ikut tinggal kelas bersama Koso
selama setahun.
Yang membuat dada saya sesak adalah ketika Zarah bertemu dengan Abah
(kakeknya) dalam proses Iboga melalui alam bawah sadarnya. Sebenarnya Iboga itu
adalah cara yang Zarah lakukan untuk mengetahui apakah ayahnya masih hidup atau
tidak, tetapi Zarah justru menemukan sosok kakaeknya yang berbaju putih.
Di dalam dunia iboga yang seolah seperti mimpi itu, Abah begitu lembut
dan saling bermaafan dengan Zarah. Kalau readers
baca dari awal buku Partikel ini, mungkin kita akan memiliki emosi yang sama.
Abah dan Zarah memiliki hubungan yang tidak baik, bahkan Abah sampai mengumpat
bahwa Zarah bukanlah cucunya lagi.
Sayangnya, Dee memang pandai mebuat kita kembali bertanya-tanya dan
menunggu kelanjutannya. Ending di Partikel adalah menggantungkan pertemuan
anatara Bodhi dan Elektra. Mereka sama-sama terjatuh saat berjabat tangan
bersama. Ya, supernova memang memliki keterkaitan. Kamu harus merangkainya sendiri,
setelah menemukan rangkaian itu, maka kamu akan terinfeksi virusnya. Seperti
saya.
Once more, penggalan kalimat
yang menjadi favourite saya adalah Penyakit bukan sekedar gangguan. Tapi kode.
Kode dari tubuh bahwa ada hal dalam hidup kita yang harus dibereskan. Dan
saya mengamininya.
Dee, saya menunggu Gelombang dan Intelegensi Embun pagi .
Saya menunggu akankah Zarah dan ayahnya dipertemukan dan saya menunggu
bagaimana kelanjutan Elektra dan Mpret. Ohya, dan saya menunggu apakah Diva
benar menghilang dan tidak ditemukan?
Saya menunggu kamu menjawab. Untuk saat ini, terima kasih untuk Ksatria,
Puteri dan Bintang Jatuh, Akar, Petir dan Partikel nya. Supernova sungguh
menginfeksi.
Sekian
0 comments:
Post a Comment