September 11, 2013

Jaminan Keselamatan Di Garis Bahaya



Akhir – akhir ini saya memilih berselancar di dunia maya pada pagi buta. Alasannya karena akses modem yang lebih cepat di pagi hari sekaligus menghindari TL yang isinya tidak perlu. Selain itu, berselancar di dunia maya pada pagi hari memberi ketenangan tersendiri bagi saya pribadi. Meski, tentu saja ada yang harus saya korbankan, yaitu jam tidur yang menjadi tersita.

Pagi ini (11/9) TL saya dihias kabar oleh penembakan  yang terjadi kembali dan menimpa anggota kepolisian. Kali ini korbannya adalah Briptu Sukardi. Beliau adalah Anggota Provos Ditpolair Mabes Polri yang tertembak pukul 22.20 di depan Gedung KPK, daerah Rasuna, Kuningan. Saya tidak ingin cerita banyak mengenai kronologinya, mungkin readers bisa baca langsung dari pewarta yang terjun langsung ke lapangan.

Selama 3 bulan terakhir ini—terhitung dari Juli—kasus penembakan pada polisi telah menelan 5 korban dan 4 diantaranya meninggal. Hal ini cukup menjadi perhatian bagi saya, pasalnya 3 kasus terjadi di daerah Tangerang Selatan, yang tidak lain adalah domisili saya.

Selain itu, sepengetahuan saya tugas utama kepolisian adalah memberikan perlindungan kepada setiap warga Negara. Tetapi, sasaran dari kasus penembakan 3 bulan terakhir ini justru merupakan elemen dari sebuah institusi yang seharusnya memberikan perlindungan dan jaminan keselamatan kepada masyarakat.

Kalau sudah begini, masihkah keselamatan kita terjamin? Mungkin ada yang menjawab kalau keselamatan kita telah tergadaikan sejak kapan tahu melihat aksi polisi yang tidak sedikit berbuat kasar kepada warganya.

Tetapi, terlepas dari semua itu, saya merasa khawatir atas penembakan ini. Jika warga sipil yang dipersenjatai oleh Negara (dalam hal ini Polisi) keselamatannya semakin mengkhawatirkan, bagaimana dengan rakyatnya yang tanpa senjata. Istilahnya mungkin demikian.

Pemikiran saya yang lain adalah bagaimana jika peluru itu salah sasaran dan mengenai orang-orag di sekitar. Bukankah ini menyiratkan bahwa  keselamatan setiap warga di Negara ini berada dalam zona bahaya? Karena penembak berkeliaran? Terlepas dari semua yang hidup tentu akan mati, saya berharap Negara tidak lupa akan keselamatan warganya.

Saya percaya aparat kepolisian terus mencari motif dari penembakan yang—kelihatannya—memiliki keterkaitan satu sama lain, melihat proyektil yang ditemukan di setiap kasus memiliki ukuran yang sama. Saya juga percaya kalau masyarakat Indonesia memiliki kejeniusan tersendiri yang terselubung tanpa banyak orang lain tahu. Jadi tidak menutup kemungkinan kalau saja sebenarnya polisi telah mengumpulkan serbuk serbuk petunjuk untuk mencapai sebuah jawaban.

Semuanya memang tidak perlu tergesa-gesa, Karena yang serba instan biasanya tidak baik. Tetapi, bukan berarti kita harus terus menyaksikan polisi yang menjadi korban terus berjatuhan, bukan?

Saya hanya tidak ingin jumlah anak Indonesia yang harus kehilangan figure seorang ayah semakin bertambah hanya karena kasus penembakan yang entah apa motifnya ini.

Postingan kali ini didorong oleh perasaan cemas yang tiba-tiba menyelimuti saat keluar rumah untuk mengantar adik saya ke sekolah. Postingan ini juga sekaligus ‘pr’ libur mingguan saya. Terima kasih atas perhatiannya dan maaf jika ada sumber yang salah. Semoga semua kasus penembakan ini dapat terkuak dan ini yang terakhir kalinya. Semoga…



1 comments:

Unknown said...

ancaman keamanan nasional tuh

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis