September 28, 2013

Story Behind The Song





Sebagai manusia radio addicted, saya seakan nggak bisa lepas dari yang namanya musik. Saya juga percaya kalau setiap orang juga nggak mungkin hidup tanpa music. Terserah alirannya mau apa, tetapi saya yakin musik menjadi  bagian dalam hidup mereka.

Musik dan buku layaknya kesatuan yang tak terpisahkan bagi saya.  Begitu juga dengan music dan cerita di dalamnya. Di postingan kali ini sebenarnya saya lebih ingin membicarakan sebuah lagu. Iya lagu. Pernah nggak sih pikiran  readers langsung melukiskan sebuah kejadian ataupun wajah seseorang saat mendengarkan lagu tertentu.

Lagu kenangan maksudya ? iya bisa dibilang begitu. Tetapi, saya menyebutnya kalau setiap lagu pasti memiliki cerita. Ini yang saya rasakan sudah sejak lama. Kenapa lagu itu bisa jadi sebuah kenangan yang mengingatkan kita pada suatu peristiwa atau  seseorang ?

Jawabannya beragam. Bisa karena orang tersebutlah yang mengenalkan kita pada suatu lagu, makanya jadi keingetan orang itu setiap mendengarkan sebuah lagu. Atau juga saat sedang slek sama orang,  di saat yang bersamaan di radio lagu yang sedang ngehits adalah lagu tersebut. Bisa juga karena lagu tersebut merpakan lagu favoritnya seseorang, makanya jadi keingetan orang itu setiap mendengarkan lagu tersebut. Dan yang sangat mainstream adalah karena lirik lagu tersebut mewakili perasaanmu atas sebuah kejadian atau hubunganmu dengan orang lain.

Honestly, lirik awal Gravity – Sara Barreiles mewakili keadaan saya untuk sebuah peristiwa yang berulang dalam rentang waktu 3 tahun. Cinta Sendiri – Kahitna  dan First Love – Utada Hikaru selalu mengingatkan saya akan kedua sahabat saya (Marisan dan Radini). Jawabannya simple karena lagu itu ngehits saat kita menghabiskan masa SMP barengan.

Tuhan yang Tahu Kucinta Kau – BCL mengingatkan saya pada mantannya teman hanya karena saya pernah baca status di fbnya yang merupakan potongan lirik lagu tersebut. Lagu-lagu di album Taman Langit – Peterpan mengingatkan saya pada teman-teman SD, karena saat study tour lagu yang diputar di dalam bis adalah lagu Ariel dkk.

Harusnya Kau Pilih Aku – Judika mengingatkan saya pada chairmate saya di Senior High School karena dia menyanyikan lagu itu saat karaoke. Kebetulan lagunya sangat menggambarkan kisahnya dan gebetannya. Multimillionaire dan Moves Like Mike Jagger mengingatkan saya pada saat awal-awal menjadi mahasiswa, karena lagu itulah yang menemani saya berjalan dari depan gerbang kampus ke fakultas tercinta—yang letaknya paling ujung.

Balerina – Efek Rumah Kaca mengingatkan saya pada lembaga pers di kampus, karena saya mendengarkan lagu tersebut berulang-ulang tanpa tahu judulnya saat berada di dalam sekret lembaga tersebut. Gohan wa Okazu dan You & I yang menjadi soundtrack anime K-ON mengingatkan saya pada teman kuliah, karena dialah yang merekomendasikan anime tersebut dan menyanyikannya setiap hari.

Unintendid – Muse mengingatkan saya pada wali kelas saya selama 3 tahun di SMP. Mengapa ? Karena saat kenaikan kelas 8 dan saat sedang kangen tiba-tiba lagu itu berkumandang di radio. Oke mungkin terdengar nggak rasional ya. Tetapi itulah yang terjadi.

Back to December (Taylor Swift), I almost do (Taylor Swift), Sahabat Jadi Cinta (Zigaz), Berlian (Soulvibe), Buka Semangat Baru (Ello), Gravity (Sara Barreiles), Vanilla Twilight (Owl City), Jet Lag (Simple Plan), Pulang (Andien), Lolipop Love (Nina Tamam), Ketika Kau Menyapa (Soulful Corp.) adalah lagu-lagu yang berhasil membuat saya menciptakan sebuah wajah yang sama dalam sekejap begitu mendengarkannya. Tetapi itu dulu. Dulu yang selama 3 tahun.

Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, saya rasa tidak seharusnya kita mengaitkan sebuah lagu pada seseorang ataupun kejadian. Semua itu menjadi sangat tidak adil. Kita jadi subjektif dan tidak bisa menikmati lagu-lagi itu sebagaimana mestinya. Lalu mendadak metal (mellow total) begitu mendengarkannya. Semua itu useless, readers.

Saat ini saya juga sedang mencoba mendengarkan Secondhand Serenade secara objektif dan membunuh penilaian subjektif pada lagu tersebut. Mulailah menikmati lagu karena si penyanyinya, bukan cerita ada siapa di baliknya. Karena jika demikian, kamu tidak bisa menikmati lagu itu sebagaimaa mestinya.

Terima kasih

0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis