June 26, 2013

Belajar dari Sakit

rasanya ingin cepat lepas dari penyakit ini, seperti balon yang lepas di udara




Rasanya sulit sekali berecerita untuk mengakhiri semester genap ini. Ngomong-ngomong, sudah lama sekali nggak posting ya readers . Lagi-lagi saya membawa kabar buruk kalau di masa UAS semester genap ini kembali sakit. Kali ini lebih parah dari semester genap tahun lalu. Kalau dirunut kembali dari awal, maka saya mulai sakit sejak awal Juni. Dari UAS itu sendiri belum mulai (FYI : uas mulai tanggal 17 Juni 2013), saya memang sudah sering ngedrop.

 Anehnya ngedrop ini cuma setiap weekend saja. Kalau sudah mulai Jumat sore sampai Minggu, kasur rasaya menjadi teman setia. Badan lemas nggak bisa diajak kemana-mana. Alhasil setiap hari Minggu saya pergi ke klinik dan diberi obat. Seminggu kemudian, saat obatnya habis saya sakit lagi, lalu ke dokter lagi.

 Karena sudah jengah, nyokap memutuskan supaya saya cek darah saja. And then jawabannya ternyata saya kena anemia. Hb (Hemoglobin) saya sangat di bawah rata-rata  wanita normal dan bisa ditransfusi kalau seandainnya menyentuh angka 7. Harusnya saya dirawat, tetapi saya paling anti sama yang namanya dirawat. Sebisa mungkin saya akan menolak.

Meski sudah memasuki minggu tenang tapi ada banyak tambahan dari matkul-matkul alhasil saya hanya menggunakan  waktu istirahat sehari, sisanya melanjutkan kuliah seolah tidak sakit. Padahal wajah pucat dan ke kampus layaknya orang piknik. Mengapa ? karena nyokap menjejalkan bekal lengkap (sayur dan lauk), jus jambu, pocari sweat, obat-obatan, air mineral, sari kurma.

Belum, saya belum sembuh. Setelah cek darah itu, kini gantian kaki saya yang sakit. Dan minggu depannya saya kembali ke dokter. Kembali harus makan obat-obatan yang pahit (FYI : saya nggak bisa menelan obat jadinya harus digerus) tapi nggak berefek apapun.

Saya berserah diri saja sama UAS. Mengerjakan semampu otak saya bekerja dalam keadaan yang tidak fit. Hanya keajaiban yang mengantarkan nilai UAS saya bagus dan semoga saja keajaiban itu benar-benar hadir. Aamiin.

Hari Sabtu kemarin saya rasanya sudah nggak kuat dan akhirnya pergi ke RS. Hasilnya belum keluar tapi honestly saya takut. Takut setakut-takutnya dengan hasil Lab yang biayanya menggila itu. Sambil menunggu hasil lab, dokter memberikan saya obat yang allhamdulillah membuat saya kini kembali seperti orang normal. Maksudnya udah lumayan sehat. Kalau sudah begini rasanya seperti nggak mau tahu gimana hasil Lab itu, karena saya takut.

Tapi, mohon doanya ya readers kalau saya hanya kecapekan semata. Aamiin.

Sebenarnya yang mau saya ulas dari postingan ini adalah hikmah yang saya ambil dari sakit yang berkepanjangan, misterius dan nggak pernah saya alami ini. Maklum, biasanya saya sakit parah Cuma karena maag dan itu menyiksa parah, nggak pernah yang seperti ini.

So, what we can learned when I was sick ?

A Lot of things, readers.

Terdengar klise kalau sehat itu mahal, lebih klisenya kata-kata itu baru kamu amini ketika kamu sedang sakit. Sakit membuat saya introspeksi diri kalau ternyata selama sehat saya banyak melakukan kegiatan yang negative. Contoh : saya paling sering marah-marah atau teriak-teriak kalau adik saya meletakkan barang sembarangan atau tidak dikembalikan kembali ke tempatnya.

Lalu, saat saya sakit saya baru menyadari kalau saya nggak mungkin teriak karena hal tersebut.  Banyak hal yang tidak bisa saya lakukan ketika saya sakit, tetapi ketika melihat ada hal yang bisa kita lakukan pasti kita akan melakukan hal tersebut. Karena di situlah kepercayaan diri kita kembali muncul kalau kita masih bisa melakukan suatu hal, tidak melulu dibantu orang lain.

Saya jadi berpikir, selama sehat saya hanya bisa mengeluh. Seharusnya di kala rizki (kesehatan) itu datang kita pergunakan sebaik mungkin. Dengan kegiatan yang menghasilkan feedback positif.

Selanjutnya, yang membahagiakan untuk diri saya pribadi adalah sakit berkepanjangan ini membuat saya finally bisa menelan obat. Yap, tidak digerus lagi. Mungkin karena sudah jenuh berkali-kali ke dokter dan harus minum obat yang kadar pahitnya semakin tinggi, juga membuang waktu kalau harus digerus, maka saya belajar untuk menelan obat. Allhamdulillah bisa, meski masih dalam proses belajar.

Tetapi, meski banyak obat yang kamu minum selama sakit. Entah itu herbal, tradisional atau kimia, semuanya tidak akan langsung menyembuhkan. Yang paling penting adalah bagaimana psikologis kamu, hati dan pikiran kamu selama sakit. Saya pernah menemukan sebuah slogan di kantung plastik salah satu apotek, tulisannya “Hati yang gembira adalah obat”. Awalnya saya mengerutkan dahi dan tidak mengerti maknanya, tetapi kemudian saya mengerti karena berbagai peristiwa.

Obat psikologis itu datangnya dari orang lain yang berusaha membuat kita tertawa. Entah itu sengaja atau tidak. Hal-hal sederhana atau manis yang mereka berikan kita kepada kita, baik dalam bentuk perhatian atau cerita panjang lebar bisa menjadi hiburan dan membuat kita lupa akan penyakit kita. Semangat dari mereka juga tidak kalah penting, meski yang utama tentu saja semangat dari diri kita sendiri. Kita butuh afirmasi, seperti seorang teman yang mengajarkan kepada saya untuk berpikir dan berseru “I’m okay, I’m fine and I’m healthy” . Sementara kalau afirmasi saya pribadi adalah “Strong enough to be, Fit!”

and the most important is my parents, espescially my mom. Dia adalah orang nomor satu yang khawatir sekaligus super strong merawat saya ketika sakit. Saya ingin sekali sembuh untuk beliau. Dan karena sakit saya ini, nyokap sempat ikutan sakit beberapa hari. Lucunya, di usia saya yang  bukan lagi anak kecil ini selama sakit saya ditemani tidur nyokap, padahal nggak pernah minta. Hehe. Melihat nyokap dan bokap sampai sempat sakit karena merawat saya selama sakit membuat saya berpikir kalau 2 orang itu tidak lagi muda dan saya sudah harus segera menggantikan peran mereka. Maka dari itu, mohon doanya ya readers semoga saya lekas sembuh total. Aamiin.

At least, itulah pelajaran yang bisa saya bagi selama sakit ini. Terma kasih terima kasih untuk semua yang telah care dengan saya. Atas waktu perhatian dan segalanya. Especially for my mom. Big thankiesss and lot a loves.


© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis