Saya sedang mencuri waktu di
sela-sela persiapan UAS yang mencekik. Terlalu berlebihan memang kedengarannya.
Tetapi, satu pembelaan saya : Jadwal UAS semester ini sungguh tidak efektif. Dari
2 minngu waktu yang disuguhkan untuk UAS, saya hanya menggunakannya selama 5
hari. Mungkin orang akan bilang ‘bagus dong’ atau ‘enak dong’. Tetapi bagi saya
tidak. Mengapa? Karena dari tanggal 2-16 waktu UAS, jadwal saya hanya tanggal
2, 3, 11, 14 dan 15. Tidak cukup sampai di sana. Ketidakefektifan itu dimulai
karena di tanggal 2 ada 3 matkul yang diuaskan, tanggal 3, 11 dan 15 ada 1
matkul dan tanggal 14 ada 3 matkul. Jadi intinya, jadwal UAS kembali ke jadwal
perkuliahan. Kalau speerti ini mungkin salah saya yang merancang KRS seperti ini,
tapi ya mau bagaimana lagI? Memang begitu adanya.
Baiklah, posting kali ini
sebenarnya hanya ingin merefresh atau
memutar tombol rewind dalam kehidupan
saya selama setahun terakhir. Kalau sudah di penghujung Desember, saya pasti
akan membuka kembali buku harian saya dan membacanya. Mengulas kembali kejadian
setahun terakhir, juga melihat daftar resolusi tahun ini, mana yang sudah
terpenuhi atau hanya menggeleng pasrah dnegan resolusi yang sudah berdebu—yang belum
juga tercapai.
Well, tahun ini saya merasa
berada di dua atmosfer kehidupan yang berbeda. Setelah saya baca kembali diary
dari awal Januari 2012 hingga berakhirnya semester genap kemarin , saya merasa
berada di atmosfer semangat mendalam yang begitu menggebu-gebu. Saya ingat
betul bagaimana ada satu bulan dalam setahun ini yang saya lewatkan dengan
menulis meski tertekan, tetapi saya bahagia. Meski hal itu telah jadi kenangan
karena saya (lagi lagi) tidak bisa bertahan, at least saya telah mendapatkan ilmu dan pengalaman dari semua itu.
Di tahun ini juga, saya
mendapatkan IP pertama sebagai seorang mahasiswa, sekaligus IP selanjutnya. Allhamdulillah
hasilnya cukup memuaskan meski yang kedua melemah 0,2 poin (mirip IHSG ya? Haha).
Di tahun ini juga, ada sebuah pencapaian
yang…tak pernah saya rencanakan akan tercapai di tahun ini, yang jelas, hal ini
telah menjadi daftar resolusi saya selama beberapa tahun ke belakang. Hanya saja
di tahun 2012 ini, saya memilih untuk tidak memasukkannya ke daftar resolusi
tahun 2012. Tetapi, nyatanya saya justru mencapainya di tahun ini. haha. Kadang
benar kata orang, kalau nggak ditulis
malah kesampaian. Tapi, toh tidak ada
salahnya menuliskannya kan?
So, what is the goal ? finally, I can ride motorcycle.
Mungkin akan ada orang yang
tertawa membacanya, tapi buat saya kebanggaan tersendiri. Karena setelah 2 hari
berlatih, saya langsung mengendarai motor tersebut dari Pamulang-Kemang.
Tahun ini, mungkin jadinya akan
indah kalau salah satu resolusi saya yang paling atas bisa tercapai. And…I almost do, readers. Resolusi saya
yang paling atas adalah bisa melihat cerpen saya dimuat di media. Memang sih
tahun lalu sudah dimuat, meski bukan cerpen . tapi, kali ini hampir saja. Masih
ingat dengan ‘Dua Belas Jam Aldina’ ? saya mengirimkan cerpen itu ke salah satu
majalah pada Agustus lalu. Kemudian, pada tanggal cantik 20 Desember 2012, saya
mendapat telpon dari majalah tersebut. Ketika ingin dikonfirmasi, saya justru
bilang kalau cerpen itu sempat dimuat di blog pribadi saya. Haha sayang sekali
sih , akhirnya nggak jadi terbit karena sudah pernah diterbitkan di blog
pribadi. Sedih, kesal, sempat merutuki kalau itu adlah sebuah kebodohan saya
kenapa berkata jujur. Tetapi, seorang teman menyemangati saya dan memberi
masukan kalau saya tidak seharusnya sudah merasa menyesal dalam keadaan ini. Saya
harus kirim lagi, lagi, lagi dan lagi. Saya tidak pernah terpikir kalau
seharusnya saya mengirimkannya lagi, lagi, dan lagi. Dia bilang ‘kalo 3x ga
tembus, coba 4x, dst’ . saya baru sadar, kalau saya mudah menyerah, mudah
menghakimi diri sendiri. Seharusnya saya mencoba lagi. Untuk seorang teman itu,
saya ucapkan terima kasih dan terima kasih juga skor 8,0 untuk Dua Belas Jam
Aldina.
Tahun ini benar-benar menjadi
akhir saya dan dia. Ya, kali ini sungguh paling akhir. Mengapa begitu ? karena hubungan
saya dengannya itu layaknya gaya tarik bumi yang selalu menarik. Mungkin Sarra
Barrelies menggambarkannya lewat Gravity
di liriknya yang paling awal something
always brings me back to you, it never takes too long. Kesalahpahaman macam
apapun di hari-hari kemarin pada akhirnya selalu menarik saya kembali atau kami
akan kembali pada satu titik, seperti memang sama-sama ditarik dan menyatu
kembali. Tetapi, tahun ini sepertinya dan (memang) telah benar-benar menjadi
akhir bagi kita. Sekarang bukan Sarra Barrelies lagi yang menggambarkan, tapi
Taylor Swift melalui Begin Again nya.
I’ve been spending last eight months,
thinking all love ever does is break, and burn and end .
Dan saya akan memulainya lagi
tanpa dia. Karena saya percaya kita telah memulainya kembali, masing-masing di
tempat yang berbeda. Kalau boleh meminjam lagunya Glenn Fredly, maka jejak langkah yang kau tinggal mendewasakan
hatiku.
Belakangan ini, ada hikmah yang
bisa saya ambil dari beberapa peristiwa yang menimpa teman-teman saya. Sebuah kehilangan.
Sebenarnya klise untuk sebuah ungkapan ‘kita akan tahu betapa bermaknanya suatu
hal jika suatu hal itu telah hilang’ tapi ada jugakan yang kehilangan hal
yang masih dianggapnya berharga. Beberapa teman syaa kehilangan gadgetnya dalam bebrapa waktu ini. Kehilangannya
juga dalam waktu yang singkat, tapi tidak bersamaan dan juga di tempat yang
berbeda. Dua teman itu juga nggak saling kenal. Yang saya ingin ceritakan
adalah pesan moral di baliknya.
Kehilangan yang menimpa
teman-teman saya membuat saya menjadi intropeksi diri, mungkinkah apa yang
menimpa teman saya juga sebuah teguran untuk saya? Untuk peduli dengan orang di
sekitar, untuk senantiasa menyisihkan rezeki meski sedikit bagi yang membutuhkan,
untuk lebih santun dalam bersikap dan bertutur kata. Semuanya jadi pembelajaran
bagi saya. Meski saya tahu yang namanya kehilangan itu ya…kehilangan. Seperti kita
yang akan kehilangan tahun 2012 ini.
Ohiya, atmosfer yang saya jejaki
satu lagi adalah syndrome malas yang menyertai saya di beberapa bulan terkhir
ini. Rasanya seperti menemukan jati diri baru yang sesungguhnya nggak bagus
kalau malas terus. Tapi, semoga semuanya berakhir, seperti 2012 yang akan
segera berakhir.
Untuk semua kenangan, peristiwa,
pembelajaran, dan mereka (orang tua, teman dan semua orang yang menyayangi
serta menyayangi saya), terima kasih Ya Allah telah memberikannya kepadaku. Meski
semuanya hanya titipan.
Selamat menjadi pribadi yang
baru di 2013, readers
with Radini & Marisa |
with Cemara & Rizky |