Beberapa hari yang lalu, temen
gue, Sella membuat pertanyaan sekaligus pernyataan, “Fit, lo udah nggak pernah
ngeblog lagi ya? Guekan stalker blog
lo”
Sebenernya gue udah tahu sel,
kalo lo stalker blog gue. Makasih anyway (dalem hati aja)
Gue cuma bisa senyum kecil, nggak
tau mau jawab apa. Biasanya kalau ditanya gitu, gue akan bilang “Belum sempet ngeshare di warnet nih” atau “Belum
sempet nulis di rumah”. Tetapi kali ini gue nggak punya jawaban.
Hibernasi. Hibernasi dari
menulis? Kayaknya itu yang gue lakukan. Setelah sekitar sebulan menulis di
bawah tekanan, tapi tetap gue jalankan. Maka, seminggu terakhir ini gue seperti
ingin istirahat dulu. Atau lebih tepatnya nggak tahu mau nulis apa sekaligus
menyembuhkan perasaan dan persiapan uts.
But wait…itu terdengar seperti
alibi.
Terus di postingan kali ini gue
mau menulis apa?
Gue mau bilang, kalau…lagi…gue
nggak bisa hold on pada sesuatu. Cuma
sebulan dan gue berhenti. Selalu begitu, nggak pernah hold on dengan alasan yang sama di kondisi yang sama. Ahh payah
sekali gue. Bukan begitu, readers?
Orang lain pasti akan berkerut
dahi atau bahkan kesal karena jawaban dari pertanyaan “kenapa” milik mereka
adalah “karena satu dan lain hal”
I have the reason but I cant tell
Bukan cuma sesuatu itu saja yang gue nggak bisa pertahankan.
Tetapi sebuah hubunganpun nggak bisa lagi gue dan dia pertahankan. Kalau yang
ini, nggak tahu deh siapa yang payah.
Buat gue, ini ironis aja. Dengan
jarak yang membentang dan tanpa status, kita bisa jalan terus selama 8 bulan.
Sementara dengan status yang membungkus, 2 bulan menjadi waktu yang kemudian
kita akhiri dengan kata ‘putus’.
0 comments:
Post a Comment