January 19, 2012

Trip to Puncak




Pagi 16 Januari 2012, Kampus UIN nampak seperti fatamorgana karena diselimuti kabut jika dilihat dari fly over Ciputat. Tetapi apa yang terjadi hari itu bukan sebuah fatamorgana, gue bersama AKU KECE (Akuntansi Kelas C) berencana menuju Puncak dengan agenda acara kelas untuk lebih menagkrabkan satu sama lain.

Rencananya sih bakalan berangkat jam 8 pagi dan yang terlambat akan ditinggal, tetapi nyatanya kita semua baru berangkat jam 9 pagi. Ada 3 mobil dan beberapa motor.

Gue ikut mobilnya Ilfi bareng Sella, Eva, Hadi, Faisal, Oji dan Mumu.

Sepanjang perjalanan kita ngomongin AIS dan seputar daftar ulang. Ngakak juga negeliat anak cowok duduk kaya ikan sarden, apalagi kalo inget ekspresinya Mumu

Karena keasyikan ngobrol dan dengerin ‘You belong with me’ Taylor Swift ft.John Mayer (verse.Acoustic), gue nggak sadar kalo botol minum gue tumpah dan membasahi pakaian yang gue kenakan.

Gue sendiri baru sadar setelah sampai di SPBU Cibogo. Beruntung ada sinar matahari yang menyinari, sambil menunggu rombongan lain, gue memutuskan berdiri di bawah matahari. Berjemur. Hemmm lebih tepatnya mengeringkan baju yang basah.


gue yang berjemur

Setelah hampir setengah jam transit di SPBU Cibogo, kita meneruskan perjalanan menuju villa. Ya, kita nyewa villa di puncak.

Karena nggak tega ngeliat anak cowo yang kayak ikan sarden, kita (cewe-cewenya) gantian duduk di belakang.

Perjalanan menuju villa—entah apa namanya—ditemani kemacetan di sepanjang pasar. Sambil menghancurkan jenuh menghadapi kemacetan, kita saling bercanda, berbincang mengomentari setiap toko oleh-oleh yang berjajar di sepanjang kemacetan.

Finally, sekitar pukul 11.30 kita sampai di villa—entah apa namanya-->

Sambil menunggu teman-teman lain, kita buka AIS, ngeliat nilai apa aja yang udah keluar. Notebooknya Rahma udah kaya warnet berjalan. Tiap orang pada ngantre buat numpang buka ais.

Abis itu kita shalat Zuhur berjamaaah and then duduk-duduk aja di depan kolam ikan. Kebanyakan rakyat AKU KECE yang telah kelaparan memasak mie instant dalam kemasan alias pop mie. Gue sih nggak ikutan soalnya gue nggak bawa pop mie. Hiks.

Yaudah nggak berapa lama kemudian kita dipanggil buat makan.

Agak shock sih karena porsi makan satu orang disediain buat dimakan 5 orang. Hemmm

Gue makan bareng Eva, Sella, Ilfi dan Faisal. Kebersamaan banget deh semua makan kaya pengungsi. Haha tapi seruu

Setelah makan, kita (gue, sellla, illfi) nyantai duduk di balkon sambil ngeliatin anak cowok maen bola di halaman villa, sesekali kita juga ngeliat drama korea romantis alias ngeliatin Hadi sama Eva pacaran.



Karena jenuh, kita (gue, Sella, Ilfi) memtuskan turun ke halaman untuk sekedar berfoto dan menginjakkan kaki di rumput yang hijau. Asli gue rasanya mau guling-guling ngeliat rumput*maaf atas kenorak-annya.

Beberapa anak cewe ikut turun dan akhirnya kita main bola. Gue satu tim bersama Tewe, Itha dan Ihdha. Sementara tim lawan adalah Sella, Ilfi, Junita dan Wanda.

Yaah namanya juga cewe maen bola. Permainannya lebih ke mulut yang teriak-teriak memekakakn telinga sambil menggiring bola. Tapi fun. Tim lawan berhasil menjebol gawang tim gue. Sambil melepas lelah, kita berfoto foto




Sudah lelah bermain bola, gue memutuskan untuk mandi. Ada alesan tertentu sih, apalagi kalau bukan karena gue pengen nonton drama korea. Haha

Sebelum nonton, gue sempet bantuin Ibu Dapur (Tewe, Eka, Andien, Ihdha, Junita) ,menyiapkan makan malam, ya meski hanya menyobek belasan bumbu mie instant. Haha

Gue dan Sella stay di depan TV nonton drama korea, tetapi gak terlalu konsen karena rame dengan aktivitas anak-anak yang juga lagi kumpul. At least hari itu nggak absent ngeliat wajahnya malaikat maut. Hoho

Senja di puncak nggak kalah indah dari Pamulang, sayangnya vanilla twilight terlihat jauh dari villa. Tapi kami sempat berfoto di balkon saat azan magrib menjemput.

Kita shalat magrib berjemaah dimana Fahmi bertindak sebagai Imam, dilanjut membaca yasin dan tahlil bersama. Dilanjut shalat Isya berjamaah, tetapi dengan volume massa yang menyusut dari sebelumnya.

Acara selanjutnya adalah makan malam. Menunya mie goreng dan nasi putih. Makannya juga bareng Eva, Sella, Ilfi dan Faisal. Setelah makan, gue cuma memerhatikan Wahyu H, M.Rizky, Faisal, Fahmi (siapa lagi lupa) bermain ‘tepok nyamuk’ sambil menunggu acara inti. Ohya sebelumnya disajikan permainan sulapnya Fahmi alias Fahmi Show yang gagal. Haha

Di waktu senggang yang emang banyak senggangnya dihabiskan bermain kartu, baik remi maupun uno.

Sekitar pukul 20.30 acara dimulai. Pembacaan pemenang polling. Mulai dari Terpaksa dipilih, teralay, termales, terkece, ter-good looking, teralay, terajin, terzalimi, teralim, terasingkan, tergalau dan King and Queen.



Rahma menyabet banyak pengharagaan.

Selanjutnya inti acara yaitu makrab (malam keakraban) baru dimulai. Kita (rakyat AKU KECE) berkumpul.

Ditemani oleh cahaya yang hanya bersumber dari 2 batang lilin putih, setiap unek-unek, kesan dan perasaan yang mengganjal selama berada di AKU KECE disampaikan oleh setiap orang. Ada beberapa yang samapai menitikkan air mata, nggak cewe nggak cowok.


Salah satu uneg-uneg yang tersampaikan mengajak gue untuk intospeksi diri dan nggak melaju terus dengan keangkuhan. Gue jadi harus lebih melihat dan pandai bersikap yang tidak melukai orang-orang di sekitar gue.

Acara selesai sekitar lewat tengah malam. Agenda selanjutnya tidur, tapi asli gue laper, ngajak yang lainnya buat pop mie pada nggak mau. Alhasil gue mengganjal perut dengan roti yang gue bawa.

Kita ke balkon dan melihat langit puncak dipenuhi bintang-bintang yang begitu banyak, yang sudah sangat jarang sekali ditemui di kota karena terhalang cahaya lampu-lampu gedung bertingkat.

Hanya segelintir anak yang memutuskan untuk tidur, kebanyakan masih bercengkrama. Bahkan gue, Sella, Ilfi, Oji, Mumu, Faisal, Hadi memilih main UNO. Gue kurang beruntung dan kena olesan bedak di wajah. Seskali kita juga main game 369. apaan tuh ? Tanya aja sama mantan calon teralay yaitu Mumu *peace mu !

Setiap sebelum bermain kita terlalu banyak mikir dengan hukuman apa yang akan diberikan bagi yang kalah, hingga tidak jarang justru berakhir dengan nggak jadi main. Aneh sekali ya kita memang. Berbagai hukuman sering diajukan, mulai dari yang kalah harus jongkok sepanjang permainan, update status memalukan, disuruh melakukan tantangan, ditampar pake ikan, atau dijitak kepalanya. Nggak ada yang bener deh. Dan justru bikin permainan lama untuk dimulai.

Karena dirasa sudah cukup malam, kita (gue, Sella, Eva, Ilfi) tidur sekitar pukul 01.30.

Dinginnya nggak kenal ampun, padahal gue nggak pake selimut dan kaos kaki, nggak kedapetan guling juga. Oligopolis guling adalah Ilfi dan Eva, sementara Sella dengan tenang memonopoli selimut. Betapa kejamnya kalian *mojok di pojokan.

Pukul 05.00, Eka dengan mukena coklatnya membangunkan kita untuk mengajak shalat subuh berjamaah. Karena terlalu lama mengulur waktu, kita nggak ikut jamaah deh tapi meimlih munfarid.

Awalnya berniat untuk tidur lagi, tetapi nggak jadi. Gue mengisi perut dengan pop mie yang gue nitip beliin Ghea semalem. Setelah itu, kita bergegas jalan-jalan keluar villa. Menelusuri jalan yang kita nggak tahu kemana tembusannya, kita terus berjalan sampai akhirnya menemukan jalan tembusan.


Sambil menunggu acara selanjutnya, kita main kartu lagi hingga akhirnya dipanggil kumpul ke halaman untuk game darat, laut, udara yang dipandu Walad.

Hukman bagi yang salah adalah menunjukkan gaya yang mengikuti musik-musik yang..sungguh ‘nggak banget’ buat gue. At least gamenya seru. Berakhir dengan Fandi yang digiring menuju kolam renang untuk diceburkan.

Gue bersama yang lainnya cuma melihat dari kejauhan. Eva mengajak kita (gue, Sella, Ilfi) untuk bersiap-siap melepas jam tangan kalau-kalu nanti giliran kita yang diceburkan ke kolam.

Gue dengan santainya menolak karena gue pikir mereka (anak cowok) nggak akan sampai hati menyeburkan kita ke kolam renang. Tetapi dugaan seorang Fitria Wardani salah besar. Junita teman gue sudah siap dibujuk hem… lebih tepatnya dipaksa ingin diceburkan, tapi sekuat hati dia menolak karena sesuatu yang akhirnya bisa ditolerir.

Junita, sasaran Walad yang telah gagal untuk diceburkan membuat Wald mencari mangsa lain. Pandangannya dilempar ke gue. Tangan gue langsung dicengkram, dengan pertanyaan singkat seketika gue bersiap langsung ingin diceburkan.

Dan beginilah kelebayan gue mendeskripsikan peristiwa tak berkelas itu

Lalu dalam hitungan detik, Walad dan sekutunya memegangiku dan siap membujukku untuk diceburkan ke kolam renang. Rizky lebih cekatan dengan langsung membuat kaki kiriku tak lagi menjejakkan ke rumput basah sisa hujan semlam. Dia membuat aku kehilangan keseimbanagan, lalu entah tangan siapa mengangkat kaki kananku, sementara 2 tanganku sudah dicengkram sejak kapan tau oleh siapa tau, salah satunya Walad. Dua tersangka utama yang sangat kuingat adalah Walad dan Rizky, entah siapa yang lainnya—yang juga mengarakku bagai kambing guling menuju kolam renang. Ronta dan teriakanku dengan alasan “gue nggak bisa berenang. Sumpah. Lo pengen gue mati tenggelam apa?” tak merubah apapun. Setelah dipastikan tidak membawa ponsel dan juga jam tangan kesayanganku telah dipisahkan dari lenganku, tanpa ragu mereka membuatku terlempar ke kolam renang dengan air yang bagaikan es batu dan juga kotor pastinya

Bete sih harus basah-basahan jadi bawa baju kotor yang berat. Tetapi justr peristiwa itu yang jadi berkesan dan seru di acara ini buat gue pribadi. Honestly, baru pertama kali lho gue diceburin ke kolam renang secara tidak berkelas. Haha

Ohya, karena berniat menolong gue, Ilfi ngikuti sampai ke pinggir kolam, tetapi naas dia justru jadi korban selanjutnya yang diceburkan ke kolam. Saat menepi di pinggir kolam, nampak dari kejauhan Faisal digiring menuju kolam renang. Nggak digotong ala kambing guling ya, di diperlakukan lebih berkelas.

Karena udah terlanjur basah, kita bermain-main di sisi kolam sambil mengeringkan kerudung.

Karena gigi sudah bergemelutuk pertanda kedinginan, gue dan Ilfi memilih kembali ke villa untuk mandi. Setelah itu, waktu senggang lagi dan kita main uno di balkon. Sella dengan tragis harus menerima olesan bedak dengan sangat tidak berkelas dari gue, Oji, Ilfi, Faisal, Fandi, Mumu.

Kita dipanggil makan, jam 9. entah breakfast atau lunch. Menunya nasi goreng dan mie goreng, kali ini gue makan bersama Faisal dan Chandra.

Waktunya senggang lagi, kita meneruskan bermain uno dan sella dengan tragis terpaksa kalah lagi, Oji juga, Fazril juga.

Saat seru bermain uno di balkon, kita dipanggil turun untuk acara tukar kado. Kadonya diundi. Semuanya diminta mengambil nomor terlebih dahulu lalu menukarkan kado yang bernomor sama. Masing-masing langsung membukanya. Ada yang dapat celengan, gantungan kunci, sandaran bantal mobil, sandal, sikat gigi, korek gas, kartu remi, buku, jam weker, pigura, headset, kipas, dsb. Gue mendapat 2 notes imut beserta suart unyu di dalamnya, ternyata kadonya berasal dari Elfi. Teriam kasih

Seperti kata Faisal, “Kadonya Fitria banget”.

Setelah itu kita foto bersama satu kelas dengan fotografer handal Icha dan Tewe. Terima kasih untuk kalian yang sudah mengabadikan gambar rakyat AKU KECE.



Acara selanjutnya shalat Zuhur berjamaah dan packing. Sebelum pulang, kita semua bersaaman, saling meminta maaf dan mengucapkan terima kasih. Berbagai pelukan juga ada di sana. Haru bercampur senang rasanya.

Mungkinkah kita sekelas lagi, bermain bersama seperti 2 hari 1 malam ini? Kita nggak tahu, yang pasti triama kasih AKU KECE yang telah menjadi bagian kehidupan gue dan menjadikan gue bagian dari kehidupan kalian.

Sepanjang perjalanan pulang, hujan mengguyur. Seolah menangisi perpisahan kami. Kami pulang dengan rasa lelah yang menggunung serta pengalaman, kenangan dan pelajaran hidup yang tak akan bisa kami temui dimanapun.

Sekarang, kami semua hanya duduk manis di rumah, menunggu nilai dan IP. Layar komputer atau gadgetlah yang menjadi penghubung kami berkomunikasi selanjutnya.

0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis