9 Januari 2011
Yeay, hari yang kunanti telah tiba, tepatnya pukul 14.00 karena gue nggak sabar buat nonton
Musikal Laskar Pelangi di Teater Jakrta Taman Ismail Marzuki.
Gue berangkat sekitar jam 10 dianter bokap menuju daerah Cikini. Syukurnya cuaca hari itu benar-benar sejuk.
Sekitar jam 12an gue telah sampai di Taman Ismail Marzuki dan memasuki area TIM sendirian karena bokap harus cus (mau pergi sama nyokap dan YDW MPC) lagi.
Wah pertama kalinya nih gue ke TIM (oh norak sekali saya)
Dan baru tahu gue kalo TIM itu luas, gue kira cuma ada Planetarium, ternyata ada Teater Jakarta, ada Teater besar, Teater Kecil.
Lalu gue mengikuti anak panah menuju Teater Jakarta dengan ragu. Gue berjalan…terus berjalan…
Mana nih, kok nggak ketemu-ketemu? Jangan-jangan gue nyasar lagi.
Gue berjalan…terus berjalan..sendirian..kaya anak ilang.
Dan menemukan anak panah lagi menuju Teater Jakarta, lalu berdiri sebuah Gedung yang megah yang gue curigai adalah Teater Jakarta, tetapi nggak ada tulisannya kalo itu Teater Jakarta.
Gue bingung, boleh masuk nggak ya? Tapi gue akhirnya cuma bercokol di depannya sambil sms Kak Ditta (Tim Benpus) buat ngasih tahu kalo gue udah sampe.
kak Ditta siapa?
Baca Dulu Deh
Tetapi ternyata dia masih otw…akhirnya gue nunggu…menunggu..ditemani angin semilir di tempat yang rindang..melihat berseliweran bapak bapak yang nggak tahu apa kepentingannya…melihat sebuah keluarga yang mulai mengunjungi Teater Jakarta.
Nggak lama kemudian gue bertemu dengan Kak Ditta, gue dikasih tiketnya, dapet tempat duduk yang di Kelas 3, tapi lumayanlah. Secara GRATIS gitukan ya. Hehe
Gue bingung mau ngapain, pemenang lain belum pada dateng, akhirnya gue ngobrol-ngobrol sama dia. Berkat ngobrol-ngobrol sama kak Ditta gue jadi tahu kalo bapak-bapak yang berseliweran tadi adalah para calo. Mereka bisa menjual tiket kelas 3 yang tadinya Rp. 100.000 menjadi Rp.250.000. gila !!! lumayan bangetkan untungnya. Padahal kalo beli di agennya aja Rp. 250.000 itu tiket kelas 2. ck. Tapi yaudalah biarin aja.
Hingga orang-orang telah membentuk antrean di tangga, gue disarankan untuk mengantre.
Ok, gue mengantre di tengah kerumunan orang yang nggak gue kenal…di tengah sekelompok orang yang berbincang-bincang, baik dengan keluarganya, pasangan atau temannya.
Gue ? Diem…cengo…sendirian…cuma sesekali ngebales sms yang masuk sambil ngeliatin ke arah kak Dita yang masih megang tiket segepok buat pemenang laen yang belom pada dateng.
Lalu saat mata gue menerawang memerhatikan keadaan sekitar, tepatnya di bawah. Mata gue menangkap seseorang yang nampaknya gue kenal…ya ampun itukan
Erwin Gutawa…iya bokapnya Gita Gutawa (ih sok kenal banget ya gue) hahah
Penampilannya biasa banget. Sederhana, terus nggak jauh dari situ gue melihat…eh itu rambutnya panjang tergerai indah…berkulit putih mulus…dan itukan cowok yang sering ada di TV. Siapa ya eh namanya gue lupa…lalu seperti ada yang berbisik, ternyata namanya
Jay Subyakto, penata artisik nya.
Mereka (Erwin & Jay) sedang asik berbincang entah dengan siapa.
Lalu nggak lama kemudian antrean pun berjalan, dan gue terpaksa meninggalkan botol minum serta snack yang nggak diizinkan dibawa masuk.
Ternyata gue belum masuk, masih harus naik elevator. Yahh namanya juga kelas 3, kan di atas nontonnya.
Setelah keluar dari elevator, belum berarti udah masuk tuh. Masih harus nunggu sekitar 30 menit berdiri karena pintu teater belum dibuka. Wajar sih, itu baru sekitar jam 1an, sementara Matinee Show baru dimulai jam 2.
Menunggu berdiri sendiri lagi…pegel
Dan akhirnya kita diizinkan masuk…berebut kursi..cari spot yang paling enak dan pastinya bisa ngeliat stage dengan jelas.
Gue duduk di barisan ke-3 agak menjorok ke tengah.
Sebelah kiri gue adalah pasangan sahabat (wanita) yang selama belum dimulai musical LP saling berbincang logat melayu.
Sementara sebelah kanan gue adalah sepasang kekasih.
Gue di tengah-tengah kaya anak ilang…krik krik krik banget dah.
Oke. Lampu sudah mulai dimatikan dan ada narrator yang bilang kalau drama musical ini LIVE, jadi kita tidak diperbolehkan mengarahkan kamera bentuk apapun, termasuk ponsel ke wajah pemain karena dikhawatirkan bisa mengganggu konsentrasi pemain.
And show begins…setelah layar dibuka. Penonton terperangah karena dihadirkannya mobil tua yang mirip angkutan di kampung (persis yang ada di film Laskar Pelangi) di atas stage.
Lalu layaknya drama musical, pasti ada tarian sambil nyanyi nyanyi gitukan. Tarian dan nyanyi-nyanyi yang jadi openingnya adalah kuli-kuli PN Timah yang nyanyi “Hoi hoi hoi hoi hoi hoi”. Gue nggak tahu apa judulnya. Tapi asli tuh lagu asiiik banget dan enak serta nggak ngebosenin.
Lalu, backgroundpun diganti karena latarnya pindah dari Gedung PN Timah ke SD Muhammadiyah.
Dan asliiii, menurut gue sebagai orang yang baru pertama kali nonton drama musikal…artistiknya
KEREN banget…
Benar-benar menakjubkan, dan siapa sangka kalau di tengah pertunjukkan benar-benar diturunkan hujan serta pelangi.
Yang jadi Ibu Muslimah adalah Eka Deli, sementara Patton jadi Lintang.
Bagian yang mendapat perhatian khusus dari penontin, menurut gue adalah saat pertemuan Ikal dengan Aling. Wah settingnya keren banget dan lucu pas Aling ngasih Kapur sampai si Ikal berkata
“Jari-jari Bidadarikah itu?” dengan nada yang masih sangat gue ingat sampe gue posting ini.
Lalu Ikal bernyanyi “Jari-Jari Cantik”. FYI : udah ada NSP nya lho ini. Hehe
Gue kutip sedikit ya
siapakah engkau gerangan putri dari kayangan
jemarimu begitu cantik, hatiku tergelitik
seperti ada kupu-kupu menari dalam dadaku
aku mendengar suara berdenting, aling aling oh aling
jemarimu begitu indah, membuat hati gundah
seperti ingin menggubah seribu lagu untukmu
Oke dan gue rasa pemilihan pemainnya bukan sembarangan, karena si Aling bisa menari ala ballerina (dengan kaki berjinjit) dengan pakaian Merah khas Tionghoa.
Adegan yang rada ngebosenin dan membuat gue mengantuk adalah saat Pak Harfan (Kepala Sekolah) meninggal.
Sementara yang paling menakjubkan adalah tentunya karena turun hujan dan dibuat efek pelangi yang ciamik. Ditambah lagi nyanyian di adegan itu bersifat informative.
Adegan yang paling mengocok perut sudah pasti aksi sok-sokannnya Mahar.
Musikal LP ini dibagi 2 babak, dimana perpindahan ke babak selanjutnya diselingi break 20 menit. Selama break gue cuma stay di tempat, pengen ke toilet sih tapi khawatir tempat gue nantinya diambil orang.
Oya, saat pertunjukkan ada loh orang yang mencoba mengabadikan lewat kamera ponsel, tapi langsung dilaser merah oleh petugas yang ada di ruang itu. Ck.
Sama halnya dengan di Filmnya, gue nggak pernah nggak bisa untuk nggak menitikkan air mata di bagian Lintang berpamitan kepada Ibu Muslimah dan teman Laskar Pelangi kalau dia nggak bisa sekolah lagi karena harus menjaga adiknya yang masih kecil-kecil.
Huaa mata gue berkaca-kaca saat surat itu dibaca dengan dinyanyikan oleh Lintang.
Setelah cerita usai, semua pemain baik pendukung dan inti diperkenalkan satu per satu di atas panggung.
Dan betapa terbelalaknya gue kalau
Erwin Gutawa, Mira Lesmana, Riri Riza (
kya kya Riri Riza I Love You)
Jay Subyakto, Hartati (koreografer), dan 1 cowok lagi entah siapa kalo nggak salah muncul di atas stage membawa tulisan di kertas HVZ yang jika disatukan bertuliskan
KAMI AKAN KEMBALI LAGI BULAN JULI.
Nah buat readers yang belum nonton, entar Juli bakalan ada lagi dan buruan hunting tiketnya , jangan lewat calo.
Fiuhh seneng banget bisa nonton Musikal Laskar Pelangi. Tetapi sebenernya gue pengen banget ngeliat orkestranya langsung, tapi sayang nggak keliatan. Yah namanya juga kelas 3. tapi gue tetap bersyukur.