Hello, readers
Satu
bulan yang lalu, seorang teman sangat hobi memasukkan lagu Memulai Kembali dari
Monita Tahalea dalam playlist Youtube
di sela-sela kami bekerja. Efek yang dihadirkan adalah lagu itu seolah lagu
wajib yang pasti kami dengarkan setiap hari sambil bekerja. Efek yag lebih
dahsyat lagi, saya mendengarkan satu albumnya, yaitu Dandelion dan jatuh cinta.
Kalau
mendengar Monita Tahaela, maka yang melekat di benak saya adalah lagunya yang
berjudul Kekasih Sejati. Tetapi, mendengarkan satu albumnya yang berjudul
Dandelion seolah mengenal lebih dalam musikalitas Monita Tahalea.
Well, album Dandelion ini berisi 9 lagu
dan 1 diantaranya berbahasa Inggris. Yang menjadi favorit bagi saya adalah 168, Memulai Kembali, Tak Sendiri, Perahu,
dan Saat Teduh. Entah apakah ini dapat disebut dengan favorit, jika jumlah
yang saya favoritkan saja lebih dari setengahnya.
Mungkin
karena saya penikmat Adhitia Sofyan, maka saya jatuh cinta dengan hampir
keseluruhan album Dandelion ini. Genre
yang diambil memang bukan bedtime song,
layaknya Adhitia Sofyan. Tetapi, alunan musik yang dipilih di album ini seolah
menghadirkan efek menyatu dengan alam.
Suara
Monita yang selalu membuat saya merasa seperti disiram air es, lirik yang
sangat puitis dan meaningfull adalah
perpaduan yang menghasilkan Dandelion. Album ini bercerita tentang cinta,
ajakan love yourself, dan
persahabatan.
Saat Teduh adalah salah satu lagu yang
menceritakan sosok seorang sahabat yang hadir mengusir lara dan sepi. Lagu ini
memang mellow dan cocok menjadi lagu
pengantar tidur, tetapi sesungguhnya pesan yang ingin disampaikan dalam lagu
ini sangat dalam. Dengan alunan yang menenangkan, lewat lagu ini kita seolah
diajak flashback tentang siapa sosok
sahabat kita yang pas dengan lirik lagu ini .
Teringat
seorang , sahabat setia
Dia
slalu berkata, aku beserta
Suka
dan duka, kayuh bersama
Tetaplah
janjinya, tuk bersamaku
Larapun
pergi menjauh
Sepiku
bagaikan debu
Hatipun
tenang dekatmu
Kunyanyi
slalu denting jiwaku
Senandungkan
langkah bersamamu
( Saat Teduh)
Lagu
lain tentang persahabatan sekaligus ajakan love
yourself adalah Hai. Berbeda
dengan Saat Teduh, lagu ini nggak mellow
tetapi tetap dalam jalur yang menenangkan dan enak didengarkan sambil tiduran
di kamar melepas lelah. Lagu ini juga banyak menyelipkan bunyi-bunyian musik
tradisional.
Hai
teman, Apa kabar
Lama
tak kudengar suaramu
Apa
harimu bermentari
Adakah
malammu dihiasi mimpi
Hai
teman
Hapus
sudah senyum kelabu di wajahmu
Masa
yang lalu telah berlalu
Kini
hari baru bernyanyi untukmu
Temanku
tidakkah kamu tahu bahwa dunia rindukan senyummu
Dengarlah,
indah suara rintik hujan
Yang
turun membasahi bumi, memeluk tanah gersang
(Hai)
And here it is…yang
jadi juara di hati saya dan selalu diputar berkali kali, dinyanyikan berulang
ulang..dalam hati, bibir maupun kepala. Judulnya 168. Bagi saya, isi lirik ini bagaikan dongeng yang dirangkai
dengan lirik lirik puitis. Intro dan permainan gitar dalam lagu ini berhasil
menghipnotis saya untuk menghadirkan imaji sebuah pohon di atas bukit dan hujan
yang tak kunjung datang. Lagu 168 ini juga meyelipkankan lirik bahasa
Prancisnya. Lagu ini cukup ngejazz
dan menjadi misteri sendiri kenapa judulnya 168. I still
didn’t get the answer, readers. Maybe you can help me in comment box. Xixi
Sebuah
nostalgia yang takkan terlupa
Tentang
gadis bingung dan pengembara
Berbagi
cerita di penghujung senja
Menunggu
datangnya hujan
Tiada
kunjung datang hujan yang dinantikan
Namun
hari-hari semakin berarti
Berteman
butir waktu
Berpayung
langit biru
Akhirnya
yang tiba cinta
Ternyata
bukan tentang menanti dan menunggu
Tetapi
memang telah waktunya tuk bertemu
Walau
tak selalu berakhir bersama
Mungkin
nanti..kan bertemu kembali
(168)
Lagu lain yang cukup upbeat dalam album ini adalah Memulai
Kembali dan Tak Sendiri. Memulai
Kembali rasanya memang nggak perlu diceritakan lagi, karena lagu ini sangat
sering diputar di radio dan chart music
di acara tv. Tetapi memang sih lagu ini tidak pernah gagal untuk mengajak saya
membayangkan laut setiap baru mendenagkan intronya. Liriknya juga puitis dan meaningfull love yourself gitu. Kalau
menurut Provoke Magazine, cocoknya sih didengarkan setelah putus.
Sebuah
janji terbentang di langit biru
Janji
yang datang bersama pelangi
Angan-angan
pilu pun perlahan lahan menghilang
Dan
kabut sendupun berganti menjadi rindu
Sejak
saat itu langit senja tak lagi sama
(Memulai Kembali)
Sementara
lagu Tak Sendiri dibawakan tak
sendiri oleh Monita. Di Lagu yang paling
ngebeat dan mengajak tubuh kita sedikit bergoyang ini, onita duet bersama
Gaby. Iya, Gaby Idol yang nyanyi Begitu Indah itu lho. Duet mereka di sini sangat keren dan seolah mengantarkan
energi positif ke setiap yang mendengarnya bahwa mereka nggak sendirian.
Dan
aku kembali
Menatap
mentari yang berseri
Ku
tak sendiri
Cintamu
selalu bersemi
Hadirmu
membawa harapan
Kuyakin
kau akan selalu ada
Dan
aku kembali
Menatap
mentari yang berseri
(Tak Sendiri)
And the last..lagu yang sayang kalau
dilewat karena nggak direview adalah
Perahu. Lagu ini memang sejenis dengan Saat Teduh, super mellow. Liriknya juga bagaikan
puisi. Makanya saya suka.
Angin
malam, langit gulita
Lautan
tenang
Ku
bertanya dalam jelaga
Dimana
asa
Terlalu
lama bersembunyi di balik langkah
Kulayarkan
saja sebuah perahu jingga
Tuk
pergi melihat angkasa
Berharap
malam ini kulihat bintang di sana
Akankah
perahu asa membawa sejuta renjana
(Perahu)
Meski
hampir keseluruhan lirik lagu dalam album Dandelion ini sangat puitis dan
metafora yang keren, sayangnya mereka hanyalah lirik berulang. Selain itu
durasi lagu di album Dandelion ini sangat sebentar. Hanya tiga lagu yang
memiliki durasi di atas 4 menit, sementara yang lainnya kurang dari 4 menit dan
terasa begitu cepat. Atau mungkin karena liriknya yang hanya diulang ulang
saja. Entahlah, saya cukup sok tahu juga sih dengan mereview Album Dandeilon milik Monita ini karena bukan wartawan musik.
Tetapi
sebagai pendengar, Album Dandelion ini salah satu yang keren untuk musisi
Indonesia. Rasanya saya juga harus berterima kasih pada Widya, teman saya yang
mengenalkan album ini.
Terima
kasih sudah membaca.
Lagu Lagu di Album
Dandelion – Monita Tahalea :
1.
Hai
2.
Memulai Kembali
3.
168
4.
Perahu
5.
Bisu
6.
Saat Teduh
7.
Tak Sendiri
8.
I’ll Be Fine (Lirik Bahasa Inggris)
9.
Breathe
9 comments:
Halo Kak Fitria.
Saya juga penikmat album Dandelion belakangan ini. Setuju banget sama reviewnya. Semacam lagu-lagu yang sangat direkomendasikan untuk dinikmati dalam perjalanan pulang kampung atau kembali ke perantauan. Hehehe
Tapi saya juga masih bertanya-tanya arti judul 168 hahaha.
Salam kenal! :)
Halo juga Senja..salam kenal
Trima kasih sudah membaca review saya sampai habis.
Setuju, lagu yang eargasm untuk enemenin travelling ya :)
Lagu favorit kamu yang mana anyway ?
Hai kak fitria!
Fyi, 168 itu di ambil dari 24 jam dalam seminggu (24/7), 24x7 = 168.
Emang engga bisa di pungkiri lagu" di album dandelion ini sangat bagus, apalagi suara monita yang sangat khas menciptakan keunikan tersendiri dan byknya dukungan dan bantuan dari orang" terdekat monita membuat dandelion semakin 'adem' utk di dengarkan, cocok sekali untuk menemani di sore hari
Wah sekarang aku jadi tau knapa judulnya 168. Terimakasih yaa hehe
Halo, lagu 168 itu artinya 7x24 jam (seminggu). Kenapa saya kasih judul 168 karena lagu itu menceritakan kisah orang pacaran yang cuma bisa janjian seminggu sekali untuk bertemu di tempat yang sama.
Ketika saya menulis notasi lagu ini,saya langsung terpikir untuk dinyanyikan oleh monita tahalea.
Lalu saya memintanya untuk menulis lirik untuk lagu tersebut.
Ada yang tau lirik bahasa prancis dan artinya dlm lagu 168 gak ya? Trims
Il y longtemps que je t'aime jamais je ne t oublierai
(I've loved you so long, I will never forget you)
Halo kak Nabila, cara bacanya ini gimana sih ? Kok rada ngga match di telinga saya pas bagian t'aime... Nya
Post a Comment