Akhir
penantian dan pertanyaan saya tentang Etra dan Mpret, Zarah dan ayahnya, Diva yanghilang menemukan jawabannya beberapa hari lalu. Dee telah menjawabnya melalui Supernova
Intelegensi Embun Pagi (IEP) dalam 710 halaman.
Saya sendiri
menghabiskan buku itu dalam waktu seminggu dengan frekuensi membaca 2 jam
sehari selepas pulang kerja. Padahal buku ini akan lebih ‘menginfeksi’ readers jika dibaca seharian penuh. Membaca
IEP menghadirkan banyak sensasi dan pergulatan batin bagi diri saya sendiri. Ada
rasa penasaran untuk segera membalik halaman demi halaman untuk segera
mengumpulkan kepingan puzzle. Tetapi
di sisi lain, ada perasaan sedih dan ketidaksiapan menerima kenyataan kalau IEP
adalah ending dalam rangkaian
Supernova yang sudah ada selama ini.
Baiklah,
mari tinggalkan perasaan pribadi saya menghadapi IEP dan kita lanjutkan akan
kesan dan review saya tentang IEP.
Membaca
IEP rasanya seperti merangkai kepingan puzzle yang tercecer di buku 1 sampai 4
yang sudah saya baca (belum baca Gelombang, nih. Hehe) dan menyatukannya dalam
IEP di ingatan kita masing-masing. Sambil merangkai puzzle itu, sensasi naik roller
coaster dan letupan kejutan juga bisa jadi background perasaan pembaca.
Intelegensi
Embun Pagi menguak identitas sebenarnya dari para tokoh yang pernah hadir dari
rangkaian buku Supernova. Mereka merupakan kesatuan yang disebut dengan HEB (Highly Evolved Being). Secara sederhana
mereka bisa disebut dengan alien karena bukan berasal dari bumi. HEB sendiri
ini terdiri dari berbagai peran. Ada yang berperan sebagai peretas (harbinger), penyusup (infiltran), penjaga (sarvara) dan pemberi informasi (umbra). Mereka
memiliki misi masing-masing.
Letupan-letupan
kejutan itu hadir ketika satu per satu tokoh yang pernah hadir di buku buku
sebelumnya muncul dan menjelaskan identitas mereka. Untuk peretas rasanya bagi
pembaca Supernova sudah tidak kaget lagi kalau mereka adalah Bodhi, Elektra,
Zarah dan Alfa. Tetapi, ternyata yang memiliki identitas sebagai peretas ga hanya
mereka. Gio, Ferre, Mpret, Bong dan Firas ternyata juga peretas dalam gugus
yang sama. Sayang gugus mereka telah hancur karena ada peretas yang gagal
menetas, yaitu Bintang Jatuh atau Diva.
Setiap
peretas memiliki kode dan fungsinya masing-masing. Bodhi dengan kode AKAR
merupakan PERETAS KISI yang memiliki kemampuan visual untuk dapat menangkap
rentang frekuensi yang jauh lebih lebar daripada manusia biasa. Elektra dengan
kode PETIR merupakan peretas memori diibaratkan seperti mesin kriptografi yang
dapat mendeskripsi memori yang teracak oleh proses kelahiran. Zarah dengan kode
PARTIKEL merupakan peretas gerbang yang dapat membuka portal bersama Gio si PERETAS
KUNCI. Mereka bekerjasama untuk dapat mengantar kelahiran si peretas puncak dengan
kode PERMATA. Alfa dengan kode Gelombang merupakan peretas MIMPI yang dapat
mengakses informasi di masa lalu melalui mimpi.
Misi mereka
untuk dapat sampai pada hari terobosan dihalangi Sarvara. Sarvara berniat
mengkonversi peretas menjadi penjaga seperti mereka. Tetapi peretas ini dibantu
oleh infiltran dengan intervensi mereka yang serba low profile.
Letupan
kejutan yang saya maksud adalah saat mengetahui Ibu Sati yang saya kagumi dan
juga Simon adalah sarvara. Mereka dengan lihainya melakukan pendekatan dengan
para peretas yang belum ‘melek’ untuk menghisap habis ingatan mereka atau
paling tidak menggeser mereka keluar dari jalur (konversi).
Saya
mengamini si penulis yang bilang kalau buku ini akan menjadi yang peling SERU
dalam rangkaian supernova, karena di sinilah semuanya berkumpul dan bersatu. Bahkan
ada juga yang saling jatuh cinta, seperti Gio dan Zarah. Kisah mereka cukup
emosional bagi saya, apalagi karakter Gio yang berhasil membuat saya jatuh
cinta, sebel dan gregetan dalam waktu yang bersamaan.
Dalam
IEP, kita akan menemukan istilah-istilah yang terdengar asing dan cukup memeras
pikiran. Seperti Infiltran, harbinger, sarvara, umbra, samsara, Ayahuasca, dhyana,
Asko, Antabhrava, karmic, dan masih banyak lagi. Memang sulit dipahami, tapi
pesan saya untuk tetap memaksakan membacanya karena kamu akan memahaminya
sendiri. Btw, Dee juga menyelipkan
glosarium di halaman akhir.
Melalui
IEP, rasanya ke-awesome-an Dee sudah
tidak diragukan lagi. Riset-riset yang sudah dia lakukan pastinya sudah
sangatlah luar biasa. Hal ini terbukti dengan isi dari IEP yang penuh istialh
asing. IEP sesungguhnya adalah jawaban dan pertanyaannya dari diri seorang Dee
tentang kehidupan, mulai dari kelahiran, kematian dan pasca kematian. Dee menghadirkan
imajinasi yang luar biasa untuk sebuah misteri kehidupan.
Mungkin
terdengar konyol, tetapi terkadang saat menemukan kejenuhan dan stress dengan
macetnya ibukota, saya ingin menjadi peretas rasanya. Menjalankan misi yang
rasanya aneh tetapi seru. Haha
Honestly, saya agak kecewa dengan ending IEP, karena bagi saya ini
bukanlah ending. Dee seolah masih
memberi celah untuk terwujudnya sebuah kehidupan baru dari si peretas Puncak
yang baru saja lahir. Supernova yang katanya Diva pun rasanya masih menggantung
dalam pikiran saya. Karya kedua yang ingin dibuat oleh Dimas dan Reuben seolah
pertanda cerita ini belum berakhir. Tetapi, enar atau tidaknya Dee adalah tuhan
dari kisah Supernova, jadi who knows kalau memang akan ada kejutan selanjutnya.
I’ll sit and see.
Terima kasih telah
membaca sampai akhir
0 comments:
Post a Comment