March 9, 2016

SUPERNOVA IEP : Berenang dalam Kolam Kejutan


Akhir penantian dan pertanyaan saya tentang Etra dan Mpret, Zarah dan ayahnya, Diva yanghilang menemukan jawabannya beberapa hari lalu. Dee telah menjawabnya melalui Supernova Intelegensi Embun Pagi (IEP) dalam 710 halaman.

Saya sendiri menghabiskan buku itu dalam waktu seminggu dengan frekuensi membaca 2 jam sehari selepas pulang kerja. Padahal buku ini akan lebih ‘menginfeksi’ readers jika dibaca seharian penuh. Membaca IEP menghadirkan banyak sensasi dan pergulatan batin bagi diri saya sendiri. Ada rasa penasaran untuk segera membalik halaman demi halaman untuk segera mengumpulkan kepingan puzzle. Tetapi di sisi lain, ada perasaan sedih dan ketidaksiapan menerima kenyataan kalau IEP adalah ending dalam rangkaian Supernova yang sudah ada selama ini.

Baiklah, mari tinggalkan perasaan pribadi saya menghadapi IEP dan kita lanjutkan akan kesan dan review saya tentang IEP.

Membaca IEP rasanya seperti merangkai kepingan puzzle yang tercecer di buku 1 sampai 4 yang sudah saya baca (belum baca Gelombang, nih. Hehe) dan menyatukannya dalam IEP di ingatan kita masing-masing. Sambil merangkai puzzle itu, sensasi naik roller coaster dan letupan kejutan juga bisa jadi background perasaan pembaca.

Intelegensi Embun Pagi menguak identitas sebenarnya dari para tokoh yang pernah hadir dari rangkaian buku Supernova. Mereka merupakan kesatuan yang disebut dengan HEB (Highly Evolved Being). Secara sederhana mereka bisa disebut dengan alien karena bukan berasal dari bumi. HEB sendiri ini terdiri dari berbagai peran. Ada yang berperan sebagai peretas (harbinger), penyusup (infiltran), penjaga (sarvara) dan pemberi informasi (umbra). Mereka memiliki misi masing-masing.

Letupan-letupan kejutan itu hadir ketika satu per satu tokoh yang pernah hadir di buku buku sebelumnya muncul dan menjelaskan identitas mereka. Untuk peretas rasanya bagi pembaca Supernova sudah tidak kaget lagi kalau mereka adalah Bodhi, Elektra, Zarah dan Alfa. Tetapi, ternyata yang memiliki identitas sebagai peretas ga hanya mereka. Gio, Ferre, Mpret, Bong dan Firas ternyata juga peretas dalam gugus yang sama. Sayang gugus mereka telah hancur karena ada peretas yang gagal menetas, yaitu Bintang Jatuh atau Diva.

Setiap peretas memiliki kode dan fungsinya masing-masing. Bodhi dengan kode AKAR merupakan PERETAS KISI yang memiliki kemampuan visual untuk dapat menangkap rentang frekuensi yang jauh lebih lebar daripada manusia biasa. Elektra dengan kode PETIR merupakan peretas memori diibaratkan seperti mesin kriptografi yang dapat mendeskripsi memori yang teracak oleh proses kelahiran. Zarah dengan kode PARTIKEL merupakan peretas gerbang yang dapat membuka portal bersama Gio si PERETAS KUNCI. Mereka bekerjasama untuk dapat mengantar kelahiran si peretas puncak dengan kode PERMATA. Alfa dengan kode Gelombang merupakan peretas MIMPI yang dapat mengakses informasi di masa lalu melalui mimpi.

Misi mereka untuk dapat sampai pada hari terobosan dihalangi Sarvara. Sarvara berniat mengkonversi peretas menjadi penjaga seperti mereka. Tetapi peretas ini dibantu oleh infiltran dengan intervensi mereka yang serba low profile.

Letupan kejutan yang saya maksud adalah saat mengetahui Ibu Sati yang saya kagumi dan juga Simon adalah sarvara. Mereka dengan lihainya melakukan pendekatan dengan para peretas yang belum ‘melek’ untuk menghisap habis ingatan mereka atau paling tidak menggeser mereka keluar dari jalur (konversi).

Saya mengamini si penulis yang bilang kalau buku ini akan menjadi yang peling SERU dalam rangkaian supernova, karena di sinilah semuanya berkumpul dan bersatu. Bahkan ada juga yang saling jatuh cinta, seperti Gio dan Zarah. Kisah mereka cukup emosional bagi saya, apalagi karakter Gio yang berhasil membuat saya jatuh cinta, sebel dan gregetan dalam waktu yang bersamaan.

Dalam IEP, kita akan menemukan istilah-istilah yang terdengar asing dan cukup memeras pikiran. Seperti Infiltran, harbinger, sarvara, umbra, samsara, Ayahuasca, dhyana, Asko, Antabhrava, karmic, dan masih banyak lagi. Memang sulit dipahami, tapi pesan saya untuk tetap memaksakan membacanya karena kamu akan memahaminya sendiri. Btw, Dee juga menyelipkan glosarium di halaman akhir.

Melalui IEP, rasanya ke-awesome-an Dee sudah tidak diragukan lagi. Riset-riset yang sudah dia lakukan pastinya sudah sangatlah luar biasa. Hal ini terbukti dengan isi dari IEP yang penuh istialh asing. IEP sesungguhnya adalah jawaban dan pertanyaannya dari diri seorang Dee tentang kehidupan, mulai dari kelahiran, kematian dan pasca kematian. Dee menghadirkan imajinasi yang luar biasa untuk sebuah misteri kehidupan.

Mungkin terdengar konyol, tetapi terkadang saat menemukan kejenuhan dan stress dengan macetnya ibukota, saya ingin menjadi peretas rasanya. Menjalankan misi yang rasanya aneh tetapi seru. Haha

Honestly, saya agak kecewa dengan ending IEP, karena bagi saya ini bukanlah ending. Dee seolah masih memberi celah untuk terwujudnya sebuah kehidupan baru dari si peretas Puncak yang baru saja lahir. Supernova yang katanya Diva pun rasanya masih menggantung dalam pikiran saya. Karya kedua yang ingin dibuat oleh Dimas dan Reuben seolah pertanda cerita ini belum berakhir. Tetapi, enar atau tidaknya Dee adalah tuhan dari kisah Supernova, jadi who knows kalau memang akan ada kejutan selanjutnya.

I’ll sit and see.


Terima kasih telah membaca sampai akhir



0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis