Allhamdulillah
hectic week ( 2 presentasi dan LSO
Grafika) telah terlewati di minggu yang Hot
ini. But wait, bukan berarti saya
siap menyambut waktu santai atau waktu luang atau tidur balas dendam, tidak sama
sekali. Masih banyak agenda lain yang harus saya kerjakan.
Selasa
lalu, salah satu dosen saya memberikan beberapa pertanyaan yang merupakan tes
kepribadian. Sebenarnya ini tes kepribadian umum yang sudah tidak asing lagi,
seperti melankolis, sanguinis, koleris, dan plegmatis. Tetapi, kali ini
dianalaogikan A (akar), B (buah), C (Cabang), dan D (daun).
Dari
beberapa tes kepribadian sebelumnya, saya terkenal dengan melankolisnya. Dalam tes
ini diibaratkan sebagai akar. Dalam tes ini juga, melalui 7 pertanyaan, skor
tertinggi saya berada pada akar dengan komposisi 37, 34, 31, dan 25. Tetapi,
saya merasa tersesat dalam kepribadian karena berada diantara sanguinis dan
melankolis.
Belum
lama ini, seorang teman SMA juga mempromosikan sebuah tes kepribadian yang diukur
dari introvert atau extrovert. Nama tesnya mbti.
Kamu bisa ikutan di sini . nanti hasilnya adalah kode kode huruf yang
terkelompokkan bermacam-macam. Ada The Excecutive, Visoner, mechanis, champion,
dll. Hasil tes saya adalah ENFJ, yaitu The Giver. Penjelasannya seperti di
bawah ini
ENFJ = The Giver
Mereka suka mencari kesinambungan melalui hubungan yang harmonis
dan nilai-nilai kolektif. Mereka unggul dalam memilah suatu situasi dan
bertindak sesuai dengan situasi, memberikan
kehangatan dalam sebuah peraturan atau mengubah
asam menjadi manis. Mereka secara
alami mencari tahu apa yang orang lakukan, apa yang mereka nikmati, dan di mana
dan bagaimana mereka bekerja. ENFJ tampaknya memiliki banyak kenalan yang
tidak terbatas dan selalu memberikan perhatian pada orang yang membutuhkan.
ENFJ
ENFJ fokus pada orang lain, merasa
menjadi cahaya ketika orang di sekitar mereka bahagia, dan terganggu ketika ada sesuatu yang salah.
Mereka adalah pemandu sorak, sering menyatakan dukungan, syukur, dan dorongan,
dan memberikan pujian ke orang yang mereka hargai. Mereka mencatat apa yang
sedang dilakukan dan apa yang perlu dilakukan, menawarkan bantuan mereka di
mana pun diperlukan.
ENFJ menikmati kegiatan kelompok, mengatur dan cenderung untuk
mengambil komitmen anggotanya secara serius. Secara umum, mereka bisa diandalkan dan tidak ingin mengecewakan orang lain.
Sebagai pemain tim dan pemimpin proyek, mereka fokus pada apa yang akan
dilakukan dan kekuatan masing-masing anggota. ENFJ adalah orang yang setia dan mereka mengharapkan loyalitas.
Mereka melakukan percakapan dengan baik, menemukan kesamaan dengan speaker
mereka. Mereka cenderung untuk menemukan cara yang tepat untuk merespon dalam
situasi tertentu, tidak peduli seberapa tegang atau tidak nyaman situasi itu.
ENFJ termasuk orang yang menegakkan berbagai nilai, hanya
nilai-nilai yang dibuat secara bersama-sama adalah cara menciptakan harmoni.
ENFJ cenderung untuk mengadopsi nilai-nilai kolektif dari kelompok sosial
mereka.
Ringkasan: Hangat, empati, responsif dan bertanggung jawab. Sangat
peka terhadap emosi, kebutuhan, dan motivasi orang lain. Menemukan potensi
dalam diri setiap orang dan ingin membantu orang lain memenuhi potensi mereka.
Dapat bertindak sebagai katalis untuk pertumbuhan individu dan kelompok. Setia,
responsif terhadap pujian dan kritik. Sociable, memfasilitasi orang lain dalam
kelompok, dan memberikan inspirasi kepemimpinan.
Kata kunci: Terorganisir, mengembangkan sumber daya manusia,
pembangun konsensus, terampil, energi tinggi, antusias.
Karir pekerjaan: Agamawan, konselor, dokter, desainer, eksekutif
dan kepemimpinan.
Yang
paling saya banget adalah mengenai
setia dan loyalitas. Itu benar sekali, karena kalau udah sayang dan suka sama
suatu benda susah buat ngelepasnya. Hihiii
Alhasil
karena tes kepribadain dari dosen itu, minggu ini full semua ngomongin soal
kepribadian. Bahka sore tadi, saya diberi angket tes kepribaian (lagi) dengan
metode yang berbeda. Saya semakin tersesat dalam kepribadian, karena posisi
yang sesungguhnya saya berada diantara A dan B.
Saya
sempat berpikir apa benefit dari mengetahui kepribadian saya bagi saya sendiri.
Sejauh yang saya pikir dan simpulkan, pada akhirnya pengetahuan kita akan
kepribadian orang lain bertujuan supaya tahu bagaimana harus bersikap terhadap
orang tersebut. Contohnya kalau kita berhadapan dengan orang sanguinis, maka
kita harus siap pasang telinga karena mereka hanya mau didengarkan. And then
benefit buat kita kalau kita tahu kita ini punya kepribadian melan, sanguinis,
korelis atau bahkan plegmatis itu apa ? adakah benefitnya secara langsung ?
Poin
pentingnya kita harus memperbaiki kelemahan dari kepribadian kita itu, bukan ?
baiklah,
lagi-lagi saya hanya berharap semoga readers mengerti dan postingan ini
bermanfaat. Meski sebenarnya ini terkesan curhatan
Terima kasih
telah membaca dan selamat beristirahat
0 comments:
Post a Comment