April 11, 2014

Tersesat dalam Kepribadian



Allhamdulillah hectic week ( 2 presentasi dan LSO Grafika) telah terlewati di minggu yang Hot ini. But wait, bukan berarti saya siap menyambut waktu santai atau waktu luang atau tidur balas dendam, tidak sama sekali. Masih banyak agenda lain yang harus saya kerjakan.
Selasa lalu, salah satu dosen saya memberikan beberapa pertanyaan yang merupakan tes kepribadian. Sebenarnya ini tes kepribadian umum yang sudah tidak asing lagi, seperti melankolis, sanguinis, koleris, dan plegmatis. Tetapi, kali ini dianalaogikan A (akar), B (buah), C (Cabang), dan D (daun).
Dari beberapa tes kepribadian sebelumnya, saya terkenal dengan melankolisnya. Dalam tes ini diibaratkan sebagai akar. Dalam tes ini juga, melalui 7 pertanyaan, skor tertinggi saya berada pada akar dengan komposisi 37, 34, 31, dan 25. Tetapi, saya merasa tersesat dalam kepribadian karena berada diantara sanguinis dan melankolis.
Belum lama ini, seorang teman SMA juga mempromosikan sebuah tes kepribadian yang diukur dari introvert atau extrovert. Nama tesnya mbti. Kamu bisa ikutan di sini . nanti hasilnya adalah kode kode huruf yang terkelompokkan bermacam-macam. Ada The Excecutive, Visoner, mechanis, champion, dll. Hasil tes saya adalah ENFJ, yaitu The Giver. Penjelasannya seperti di bawah ini

ENFJ = The Giver
Mereka suka mencari kesinambungan melalui hubungan yang harmonis dan nilai-nilai kolektif. Mereka unggul dalam memilah suatu situasi dan bertindak sesuai dengan situasi, memberikan kehangatan dalam sebuah peraturan atau mengubah asam menjadi manis. Mereka secara alami mencari tahu apa yang orang lakukan, apa yang mereka nikmati, dan di mana dan bagaimana mereka bekerja. ENFJ tampaknya memiliki banyak kenalan yang tidak terbatas dan selalu memberikan perhatian pada orang yang membutuhkan. ENFJ
ENFJ fokus pada orang lain, merasa menjadi cahaya ketika orang di sekitar mereka bahagia, dan terganggu ketika ada sesuatu yang salah. Mereka adalah pemandu sorak, sering menyatakan dukungan, syukur, dan dorongan, dan memberikan pujian ke orang yang mereka hargai. Mereka mencatat apa yang sedang dilakukan dan apa yang perlu dilakukan, menawarkan bantuan mereka di mana pun diperlukan.
ENFJ menikmati kegiatan kelompok, mengatur dan cenderung untuk mengambil komitmen anggotanya secara serius. Secara umum, mereka bisa diandalkan dan tidak ingin mengecewakan orang lain. Sebagai pemain tim dan pemimpin proyek, mereka fokus pada apa yang akan dilakukan dan kekuatan masing-masing anggota. ENFJ adalah orang yang setia dan mereka mengharapkan loyalitas. Mereka melakukan percakapan dengan baik, menemukan kesamaan dengan speaker mereka. Mereka cenderung untuk menemukan cara yang tepat untuk merespon dalam situasi tertentu, tidak peduli seberapa tegang atau tidak nyaman situasi itu.
ENFJ termasuk orang yang menegakkan berbagai nilai, hanya nilai-nilai yang dibuat secara bersama-sama adalah cara menciptakan harmoni. ENFJ cenderung untuk mengadopsi nilai-nilai kolektif dari kelompok sosial mereka.
Ringkasan: Hangat, empati, responsif dan bertanggung jawab. Sangat peka terhadap emosi, kebutuhan, dan motivasi orang lain. Menemukan potensi dalam diri setiap orang dan ingin membantu orang lain memenuhi potensi mereka. Dapat bertindak sebagai katalis untuk pertumbuhan individu dan kelompok. Setia, responsif terhadap pujian dan kritik. Sociable, memfasilitasi orang lain dalam kelompok, dan memberikan inspirasi kepemimpinan.
Kata kunci: Terorganisir, mengembangkan sumber daya manusia, pembangun konsensus, terampil, energi tinggi, antusias.
Karir pekerjaan: Agamawan, konselor, dokter, desainer, eksekutif dan kepemimpinan.

Yang paling saya banget adalah mengenai setia dan loyalitas. Itu benar sekali, karena kalau udah sayang dan suka sama suatu benda susah buat ngelepasnya. Hihiii
Alhasil karena tes kepribadain dari dosen itu, minggu ini full semua ngomongin soal kepribadian. Bahka sore tadi, saya diberi angket tes kepribaian (lagi) dengan metode yang berbeda. Saya semakin tersesat dalam kepribadian, karena posisi yang sesungguhnya saya berada diantara A dan B.
Saya sempat berpikir apa benefit dari mengetahui kepribadian saya bagi saya sendiri. Sejauh yang saya pikir dan simpulkan, pada akhirnya pengetahuan kita akan kepribadian orang lain bertujuan supaya tahu bagaimana harus bersikap terhadap orang tersebut. Contohnya kalau kita berhadapan dengan orang sanguinis, maka kita harus siap pasang telinga karena mereka hanya mau didengarkan. And then benefit buat kita kalau kita tahu kita ini punya kepribadian melan, sanguinis, korelis atau bahkan plegmatis itu apa ? adakah benefitnya secara langsung ?
Poin pentingnya kita harus memperbaiki kelemahan dari kepribadian kita itu, bukan ?
baiklah, lagi-lagi saya hanya berharap semoga readers mengerti dan postingan ini bermanfaat. Meski sebenarnya ini terkesan curhatan

Terima kasih telah membaca dan selamat beristirahat


0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis