October 15, 2013

Bom Waktu


Beberapa bulan lalu, teman saya melemparkan sebuah pertanyaan yang membuat saya stuck. Begini pertanyaannya “Kalau lo divonis penyakit, lo bakal ngapain ?”

Mungkin readers akan berpikir kalau pertanyaan itu layaknya drama yang sering ada di layar kaca. Honestly, saya nggak suka dengan pertanyaan yang mengagetkan dari teman saya itu. Kenapa saya nggak suka ? karena menurut saya, pertanyaan itu datang di saat yang tidak tepat. Dan saya punya alasan lain yag tidak bisa saya kemukakan di sini tentunya.

Teman saya mengibaratkan kalau vonis penyakit yang menyelimuti dirinya bagaikan bom waktu yang tersemat di tubuhnya. “Bom waktu ini bisa sewaktu-waktu meledak,” ujarnya kepada saya. Istilah kasarnya gue bisa mati kapan aja karena penyakit ini. Itu yang saya tangkap.

Tapi perkataannya yang demikian justru menghadirkan opini lain dari kacamata pikiran saya. Bagi saya, di setiap tubuh orang telah tersemat sebuah ‘bom waktu’ (baca : tanggal kematian)

 Iya. Bukankah kematian lebih dekat dari urat nadi kita ? kematian itu mengincar kita dan kita tidak pernah tahu kapan waktu itu akan tiba. Kita juga tidak tahu bagaimana caranya kematian menjemput kita.

Jadi, kesimpulannya bukan hanya orang yang divonis penyakit yang ‘bom waktu’nya akan meledak, tetapi mereka yang tidak divonis penyakit juga memiliki kesempatan yang sama. Bedanya, orang yang divonis penyakit itu adalah orang – orang pilihan Tuhan yang masih diberi kesempatan.

Mengapa ? Karena tahu akan vonis penyakit yang ada di dalam dirinya, Tuhan berharap orang itu tidak akan lagi menyia-nyiakan hidupnya. Lebih menggunakan sisa waktunya dengan bermanfaat.

Kalau saya divonis terkena penyakit, saya akan membuang pikiran akan vonis itu. Saya akan bersikap seperti orang sehat. Lebih bersyukur dan semangat dalam menjalankan semua aktivitas. Saya tidak mau duduk malas seperti orang sakit. Saya mau mencoba segalanya. Mengeksplor lebih jauh soal semesta beserta isinya. Kalau readers ?

So readers,  di dalam tubuh kita semua ini tersemat bom waktu kok. Terlepas kita divonis penyakit atau nggak, bom waktu itu bisa meledak kapanpun. Karena kematian lebih dekat dari urat nadi kita.

Jadi teruslah bersyukur dalam menjalani hari-harimu.
Semoga bermanfaat   

0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis