Beberapa bulan lalu, teman saya melemparkan sebuah pertanyaan yang
membuat saya stuck. Begini
pertanyaannya “Kalau lo divonis
penyakit, lo bakal ngapain ?”
Mungkin readers akan berpikir kalau pertanyaan itu layaknya drama yang
sering ada di layar kaca. Honestly,
saya nggak suka dengan pertanyaan yang mengagetkan dari teman saya itu. Kenapa
saya nggak suka ? karena menurut saya, pertanyaan itu datang di saat yang tidak
tepat. Dan saya punya alasan lain yag tidak bisa saya kemukakan di sini
tentunya.
Teman saya mengibaratkan kalau vonis penyakit yang menyelimuti dirinya
bagaikan bom waktu yang tersemat di tubuhnya. “Bom waktu ini bisa sewaktu-waktu meledak,” ujarnya kepada saya.
Istilah kasarnya gue bisa mati kapan aja
karena penyakit ini. Itu yang saya tangkap.
Tapi perkataannya yang demikian justru menghadirkan opini lain dari
kacamata pikiran saya. Bagi saya, di setiap tubuh orang telah tersemat sebuah
‘bom waktu’ (baca : tanggal kematian)
Iya. Bukankah kematian lebih dekat
dari urat nadi kita ? kematian itu mengincar kita dan kita tidak pernah tahu
kapan waktu itu akan tiba. Kita juga tidak tahu bagaimana caranya kematian
menjemput kita.
Jadi, kesimpulannya bukan hanya orang yang divonis penyakit yang ‘bom
waktu’nya akan meledak, tetapi mereka yang tidak divonis penyakit juga memiliki
kesempatan yang sama. Bedanya, orang yang divonis penyakit itu adalah orang –
orang pilihan Tuhan yang masih diberi kesempatan.
Mengapa ? Karena tahu akan vonis penyakit yang ada di dalam dirinya,
Tuhan berharap orang itu tidak akan lagi menyia-nyiakan hidupnya. Lebih
menggunakan sisa waktunya dengan bermanfaat.
Kalau saya divonis terkena penyakit, saya akan membuang pikiran akan
vonis itu. Saya akan bersikap seperti orang sehat. Lebih bersyukur dan semangat
dalam menjalankan semua aktivitas. Saya tidak mau duduk malas seperti orang
sakit. Saya mau mencoba segalanya. Mengeksplor lebih jauh soal semesta beserta isinya.
Kalau readers ?
So readers, di dalam tubuh kita semua ini tersemat bom
waktu kok. Terlepas kita divonis penyakit atau nggak, bom waktu itu bisa
meledak kapanpun. Karena kematian lebih dekat dari urat nadi kita.
Jadi teruslah bersyukur dalam menjalani hari-harimu.
Semoga bermanfaat
0 comments:
Post a Comment