May 7, 2013

Efek Rumah Kaca (Kamar Gelap)



Kita berdua hanya bergandengan tangan, tak perlu berpelukan
Kita berdua hanya saling bercerita, tak perlu memuji
(Jatuh Cinta itu Biasa Saja – Efek Rumah Kaca)



                “Efek Rumah Kaca ? Itu nama band ? Band apa alirannya ?”

                Berawal dari sering mendengarkan Jatuh Cinta itu Biasa Saja milik Efek Rumah Kaca (ERK), saya jadi menggilai lagu-lagunya di album ‘Kamar Gelap’. Jadi, efek Rumah Kaca itu adalah band indie Indonesia yang sudah ada sejak lama. Lagunya yang paling terkenal adalah Lagu Cinta Melulu (kalau nggak salah, lupa judulnya apa). Ada juga Balerina dan Desember (yang ini saya juga suka).

               Karena sedang suka dengan Jatuh Cinta itu Biasa Saja, maka pada suatu hari saya menemukan satu album ERK di komputer PasMod. Setelah membawanya pulang dan menjadikannya lagu pengantar tidur (menggantikan album Adhitia Sofyan – How to stop the time), saya suka dengan hampir keseluruhan isinya.

                Di album Kamar Gelap—yang entah album ke berapa ini—berisi 12 lagu. Judul-judulnya adalah Tubuhmu Membiru…Tragis, Kamar Gelap, Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa, Jangan Bakar Buku, Mosi Tidak Percaya, Kenakalan Remaja di Era Informatika, Banyak Asap Di Sana, Balerina, Menjadi Indonesia,  Lagu Kesepian, Laki-laki Pemalu, dan Hujan Jangan Marah.

Efek Rumah Kaca memang band indie yang lagunya tidak melulu soal cinta, bahkan lebih menjurus ke keadaan sekitar. Seperti kerusakan lingkungan maupun sosial. Seperti dalam Kenakalan Remaja di Era Informatika (asliii….ini saya suka lirik dan melodinya yang ngebeat) yang menceritakan bagaimana maraknya anak muda sekarang hobi berfoto ya tidak senonoh dan dipublikasikan ke media sosial. Mereka didominasi oleh nafsu.

Senang..mengabadikan
Tubuh yang tak berhalang
Padahal hanya iseng belaka
Ketika birahi yang juara
Etika menua entah kemana
Ooh nafsu menderu-deru, bikin malu
Ooh nafsu menderu-deru, susah maju

Nahkan ! kena banget nggak sih tuh liriknya. Yang nafsunya menderu-deru, berarti tipikal yang susah maju ? Haha.

Ada juga Mosi Tidak Percaya yang isinya menceritakan kekecewaan dan lelah mempercayai. Mungkin lebih tepatnya lagu ini ditujukan untuk para pemimpin yang bukannya menepati janji, tetapi justru mencari alibi. Who knows

ini masalah kuasa, alibimu berharga
kalau kami tak percaya, lantas kau mau apa?
pantas kalau kami marah, kamu dipercaya susah
pantas kalau kami resah, sebab argumenmu payah

Kalau menurut saya, lirik di atas menggambarkan kejengahan akan perilaku pemimpin yang lupa menjalankan amanah. Bisanya hanya beralibi dan akibatnya rakyat marah. Lagu ini seperti soundtrack pengantar demo  (upss haha..)

diskriminasi harga untuk kita semua
kado bersama sama di musim perik tiba
yang muda lari ke kota, berharap tanahnya mulia
kosong di depan mata, banyak asap di sana
menanam tak bisa, menangis pun sama
(Banyak Asap Di Sana)
               
Nah, kalau Banyak Asap Di Sana seperti menggambarkan Jakarta yang menjadi pusat tujuan semua mausia Indonesia. Lagu ini juga pantas jadi soundtrack pasca lebaran dimana jumlah pendatang ke Jakarta semakin banyak. Mereka menggantungkan harapan (berharap tanahnya mulia) meski sebenarnya Ibukota tak menjanjikan segalanya (menanam tak bisa, menangis pun sama)

Sementara di Menjadi Indonesia, ada bagian lirik yang bagi saya menggelitik sekaligus mengkick. ERK seolah memiliki harapan pada Indonesia untuk menjadi besar asal kita bangkit (bangun tidur berkepanjangan)

lekas,
bangun tidur berkepanjangan
menyatakan mimpimu
cuci muka biar terlihat segar
merapikan wajahmu
masih ada cara menjadi besar

                Selanjutnya adalah Balerina. Lagu ini mungkin yang sangat terkenal. Lagu ini bercerita tentang kehidupan yag diiabaratkan dengan perjalanan ballerina dalam menari.

Hidup bagai balerina
gerak maju berirama

Seperti yang kebanyakan orang awam lihat, kalau berdiri dengan ujung kaki kemudian berputar-putar indah tentu nggak mudah. Begitu juga dengan hidup.

menghimpun energi, mengambil posisi
mmenjejakkan kaki, meniti temali
merendah meninggi rasakan api, konsentrasi
biar tubuhmu berkelana, lalui kegelisahan
mencari keseimbangan mengisi ketiadaan
di kepala dan di dada

Lalu, apa yang membuat saya jatuh cinta pada Jatuh Cinta itu Biasa Saja ? (FYI : Jatuh Cinta itu Biasa Saja bukan berada di album Kamar Gelap). Meski lagunya mellow dan terkesan membosankan di part awal, tetapi ada lirik yang maknanya ‘dalam’ buat saya.

Jika jatuh cinta itu buta, berdua kita akan tersesat.
Saling mencari di dalam gelap
Kedua mata kita gelap
Lalu hati kita gelap

                Dan lagu ini seolah meruntuhkan istilah cinta itu buta atau jatuh cinta itu buta? Yang jelas, kejawab banget deh kalau jatuh cinta itu nggak seharusnya buta. Nggak seharusnya menutup mata dari keadaan sekitar. Nggak seharusnya sama-sama terlarut dan tenggelam lalu lupa akan segalanya.

                Okay, that was my review about Efek Rumah Kaca dengan Kamar Gelapnya. Meski hampir sebagian besar melodinya mellow, tapi isi liriknya nggak kok. Selamat mendengarkan bagi yang tertarik.



                                         

0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis