May 9, 2013

ATM Error




Pernah dengar kebijakan dalam sebuah kantor yang melarang karyawannya memiliki hubungan special satu sama lain? Maka, film Thailand yang disutradarai oleh Mez Tharatorn ini mengangkat cerita bertemakan demikian.

Love at the first sight Jib dan Sua di dalam lift
Jib (Preechaya Pongthananikorn) yang merupakan seorang manajer departeman ATM pada bank JNBC sudah tidak tahan memecati setiap karyawan yang ketahuan memiliki hubungan special dengan rekan karyawan lainnya di kantor tersebut. Sementara dia sendiri menjalin hubungan dengan Sua (Chantavit Danasevi), karyawan yang juga bekerja dengan Jib di kantor yang sama.
2 karyawan yang siap dipecat oleh Jib
Sua memutuskan untuk sesegera melaksanakan pernikahan mereka pada 31 Oktober 2011 yang bertepatan dengan Halooween. Tetapi, keduanya tidak ada yang berniat untuk mengundurkan diri selepas menikah nanti. Mereka sama-sama egois ingin tetap bekerja di perusahaan tersebut. Padahal sudah jelas dalam peraturan perusahaan bahwa setiap karyawan dilarang memiliki hubungan khusus dengan sesama karyawan.
Masalah timbul bersamaan dengan mesin ATM di Chunbori yang mengeluarkan uang tambahan setiap kali nasabah melakukan penarikan yang diakibatkan oleh kesalahan pada pengaturan software. Hal ini mengakibatkan kerugian yang diderita Bank sebesar 130.000 Baht. Sebagai Manajer Departemen ATM, Jib dituntut mengembalikan kerugian tersebut dalam waktu 7 hari atau bonusnya selama bekerja 10 tahun tidak akan dibayar.
Sua menawarkan diri untuk membantu dengan syarat jika ia berhasil mengembalikan uang tersebut dalam waktu yang ditentukan, maka Jib harus mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Tetapi, jika Sua gagal, maka Sua lah yang akan mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Perjanjian itu mereka sepakati berdua saat makan bersama. Dan kocaknya mereka makan dengan duduk dan bicara saling membelakangi karena khawatir tertangkap basah kalau mereka memiliki hunbungan special.

dinner ala Sua dan Jib (saling membelakangi)

Sua berangkat ke Chunbori untuk mulai melakukan investigasi. Mencari siapa saja nasabah yang melakukan penarikan pada saat itu  dan meminta kembali uang tersebut. Tetapi, tentu saja tidak mudah karena ada sekitar 800 nasabah yang melakukan penarikan di hari kerusakan ATM itu. Tetapi, demi menikahi Jib dan membuatnya mengundurkan diri dari perusahaan, maka si cowok berparas tampan ini rela melakukan segala cara.

Secara tidak sengaja, Sua—yang ingin membuat duplikat kunci mobilnya—telah bertemu dengan nasabah yang mendapat uang tambahan dari penarikan tersebut, yaitu Ped (supir angkot). Tetapi, Sua belum menyadarinya dan apesnya justru ditinggalkan di tengah jalan. Iapun menemukan rumah besar dan menginap di dalam gudang yang ternyata merupakan kandang buaya seorang kakek tua. Beruntungnya Sua selamat. Sua memutar otak untuk menemukan cara agar dapat secepatnya menemukan nasabah yang mau mengaku telah mendapatkan uang tambahan dari ATM error itu. Akhirnya dia menyamar sebagai polisi gadungan bermodalkan seragam dan borgol, serta wajah tampan yang memikat (hehe).
Jib dengan penyamarannya sebagai polisi bersama Ped dan Peud
Sementara itu, Jib tidak tinggal diam. Dia diam-diam menginap di salah satu Hotel di Chunbori untuk menemukan nasabah yang melakukan penarikan di saat kejadian. Alasannya? Tentu saja karena Jib tidak ingin mengundurkan diri dari  perusahaan, melihat karirnya yang juga telah mapan, saya rasa saya juga akan pikir-pikir kalau jadi Jib. Haha

Jib bergerak lebih cepat karena telah menemukan keanehan pada penarikan yang dilakukan oleh seorang pemilik Laundry. Tetapi, si pemilik Laundry—yang memiliki anak gadis bernama Gob—tidak mau mengakui kalau ia mendapatkan uang tambahan tersebut. Sua yang mengetahui keberadaan Jib di Chunbori membuntutinya dan memanfaatkan Gob agar si pemlik Laundy itu mau mengembalikan uang tersebut. Tetapi, tentu saja tidak berhasil karena uangnya telah digunakan untuk membeli 3 mesin cuci baru.

Untuk menghalangi gerak Jib dalam melakukan investigasi, maka Sua mencopoti semua ban mobil Jib dan memberikan notes yang berisi “Jib, sebaiknya habiskan waktumu untuk mempersiapkan diri menjadi istriku…Sua.” Dengan kesal, Jib meremas notes terebut dan membuangnya begitu saja ke jok belakang mobilnya.

Dengan kerja keras dan ambisi mereka yang saling berlomba untuk mengembalikan uang Bank, akhirnya mereka dapat menemukan siapa saja orang-orang tersebut. Dan orang-orang tersebut saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Uang itu tidak mungki dapat mereka kembalikan karena telah habis digunakan. Ada yang menggunakannya sebagia uang muka membeli sepeda motor, ada yang menggunakan untuk membeli mesin cuci, memasang gigi emas, dan bahkan ada yang  menggunakannnya untuk membeli seekor buaya.
Para nasabah yang menerima uang tamabhan dari ATM error
Melihat hal tersebut, maka Jib dengan rendah hati akan mencoba membicarakannya dengan Direktur Departemen ATM dengan memberikan rekman suara pengakuan kesalahan mereka. Tetapi hal ini justru diartikan lain, dan para warga tersebut tetap diminta untuk mengembalikan uang Bank atau mereka akan dijebloskan ke penjara.

Karena tidak tega, maka Sua memberikan 130.000 Baht kepada kantor, yang sebenarnya uang itu merupakan uang pernikahannya dengan Jib. Mengetahui hal itu, Jib marah besar dan mereka bertengkar hebat yang berujung pada putus. Akhirnya mereka tidak lagi beretegur sapa meski sering bertemu.

Notes yang dillempar Jib ke jok belakangnya ditemukan oleh Yo—anak Direktur Departemen ATM yang sedang magang dan naksir sama Jib. Notes itulah yang membongkar hubungan mereka berdua selama ini, meski sebenranya mereka berdua telah putus, maka tanpa sepengetahuan Sua, Jib memilih mengundurkan diri.

Haloween datang dan pesta pernikahan tidak jadi digelar, padahal setumpuk undangan seharusnya sudah siap disebar. Tetapi apadaya, Jib dan Sua pun tidak pernah lagi  bertemu. Hingga mereka bertemu di perayaan Haloween yang diadakan di Hotel yang tadinya menjadi tempat pelaksanaan pernikahan mereka.

Di situlah, Sua melamar Jib (kembali) dengan cara yang menurut saya cukup unik. Dengan bermain gunting batu kertas. Jika Sua menang dari Jib, maka Jib boleh menolak lamaran dari Sua. Sementara jika Sua kalah dari Jib, maka Jib harus menerima lamaran dari Sua.

Sungguh berkebalikan dari pada umumnya, bukan? Itu karena kata Sua kepada Jib sebagai berikut, “Kamulah satu-satunya wanita dalam hidupku, yang membuatku mau untuk kalah.”
Proses melamar dengan gunting batu kertas
Dan saya rasa tidak banyak lelaki yang mau mengakui kekalahannya dan mencoba mengalah dari pasangannya, seperti Sua yang mengalah pada Jib. Pada seorang cewek egois, perfeksionis dan berambisi seperti Jib. Melihat mereka yang sama-sama berjuang keras memecahkan kasus ATM error ini sebenarnya sangat unik, karena mereka berjuang untuk tidak mengundurkan diri dari perusahaan, tetapi juga berjuang demi mewujudkan pernikahan mereka nantinya.

Film bergenre komedi romantic ini lebih banyak membuat saya tertawa daripada melihat adegan romantic. Diantaranya adalah bagaimana seekor buaya yang tertembak dilarikan ke RS umum dan membuat seisi RS (termasuk Dokter dan Perawat) lari tunggang langgang. Juga percakapan antara Sua dan anak kecil saat ingin membeli pistol mainan. Proses tangkap menangkap hati yang cukup berelbihan anatar Gob dan Peud yang kemudian diperagakan oleh Sua dan Jib di akhir cukup lucu.

Sua, Jib dan beberapa warga Chunbori yang mengantar buaya terkena luka tembak ke RS



Juga ada akal bulus Sua yang menutup pintu kamar mandi dengan lemari, sehingga Jib tidak bisa keluar dari kamar mandi. Yang menjijikkan adalah saat Ped dijejali sekarung kodok agar ia mengaku. Lalu, saat Sua meminum segelas air yang di dalamnya terdapat seperangkat gigi palsu seorang kakek.

Manajer JNBC Chunbori yang menjejalkan kodok pada Ped agar mau mengaku
Sebenarnya yang sulit diterima dalam logika saya adalah mengapa Sua dan Jib sama-sama memilih masuk ke dalam gudang—yang ternyata kandang buaya. Padahal ada rumah yang besar yang berdiri di dekat situ, tetapi kenapa justru kandang buaya yang mereka tuju. Dunno why.

Tetapi, sungguh ya film ini lucu dan menghibur. Apalagi kalau bukan wajahnya Sua yang menyegarkan sepanjang film

Selain itu, yang saya kagumi adalah adanya meja ping pong di kantor tersebut, diamana karyawan boleh memainkannya. Saya tidak tahu persis apakah adegan bermain pingpong antara Sua dan teman kantornya itu dilakukan saat jam kantor atau ketika jam kantor telah berakhir, yang jelas mereka masih menggunakan seragam kantor dengan rapi.

Itu menunjukkan bahwa perusahaan di Thailand memerhatikan dan memenuhi kebutuhan rohani karyawan (dalam hal ini adalah hiburan) dengan baik, bukan begitu readers ?



  

0 comments:

© My Words My World 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis