Europe On Screen (EOS) 2016 kembali
digelar mulai akhir April lalu. Festival Film Eropa yang menghadirkan film-film
dari belahan benua Eropa ini tahun ini menurut saya terkesan istimewa dan
berbeda. Pasalnya selain menghadirkan jumlah film yang cukup banyak, venue pemutaran film pun semakin meluas,
yaitu hingga merambah ke Mall Bintaro Xchange, Art Cinema TIM – IKJ, Istituto Italiano
di Cultura, dan Institut Francais Indonesia (IFI). Sebelumnya hanya Goethe Haus
dan Erasmus Huis yang sudah langganan untuk venue
EOS di Jakarta.
Jumat
lalu, saya dan sepupu saya memilih IFI Thamrin sebagai venue nonton EOS ini dengan film Spanyol berjudul Flowers (Loreak).
Kami datang pukul 13.00, satu jam sebelum pemutaran film untuk resgistrasi
tiket gratisnya. IFI Thamrin sendiri berada di area Kedutaan Besar Perancis (tepat
di sebelah Mall Sarinah). Auditorium IFI yang digunakan sebagai tempat menonton
dapat memuat sekitar 170 orang dan terisi lebih dari setengahnya saat pemutaran
Flowers.
Flowers (Loreak) bercerita tentang tiga
wanita yang tergugah karena bunga dengan dijembatani seorang pria yang sama. Film
ini diceritakan dalam 3 sudut pandang melalui 3 subtema yang berbeda.
Flowers for Anne.
“Katakan saja
dengan bunga”. Nasihat itu sudah tak asing lagi rasanya. Bahkan bunga
seolah tidak hanya dapat mengatakan, tetapi juga menenangkan. Hal itu yang
dirasakan Anne ketika dia dinyatakan dokter telah memasuki masa menopause. Kesedihan seolah menyelimuti
kehidupannya sampai saat satu bouqet
bunga datang ke rumahnya pada hari Kamis.
Anne sempat
mengira bahwa kiriman bunga lili putih itu berasal dari suaminya, tetapi
suaminya justru memberikan pernyataan sebaliknya. Pada hari Kamis berikutnya,
kiriman bunga untuk Anne datang lagi. Tanpa pengirim, ataupun catatan. Bunga dengan
jenis-jenis yang berbeda terus datang tanpa pengirim dan pesan untuk Anne. Hal ini
tentu saja membuat suami Anne resah dan memutuskan untuk mendatangi Florist bersama Anne untuk mencari tahu
siapa pengirim bunga-bunga itu. Sayangnya, mereka tidak menemukan jawabannya.
Suami
Anne boleh resah dan kesal atas kiriman bunga misterius untuk istrinya itu—sampai
menyuruh Anne membuangnya, tetapi Anne justru bahagia. Kiriman bunga misterius
itu seolah mengubur kesedihannya atas vonis menopause dokter. Anne tidak
kehabisan akal, dia menyembunyikan bunga yang datang di lemari pakaiannya dan
pada keesokkan harinya membawa bunga tersebut ke kantor. Maka, kiriman bunga
misterius yang datang setiap Kamis itu teronggok indah di meja kerja Anne.
Anne menolak untuk membuang kiriman bungan misterius |
Anne
bekerja di area pembangunan sebagai back
office (mungkin accountingnya) sendiri dalam container room. Hingga suatu hari, Benat seorang penggerak
eskavator mampir ke ruangannya dan memberikan tips kepada Anne untuk memberikan
aspirin kepada bunganya agar lebih awet. Jadi, Anne tidak perlu sering
mengganti air di dalam vas bunganya.
Benat Look Down from Above
Benat
merupakan penggerak eskavator yang memiliki seorang istri penjaga toll bernama
Loudres dan seorang anak lelaki bernama Mikel. Dia sangat menyayangi
keluarganya tetapi sayangnya, hubungan
istrinya dengan ibunya (Tere) tidak baik. Keduanya sering berbeda pendapat
sehingga membuat Loudres kesal. Salah satu contohnya saat seisi rumah
dibereskan oleh Tere, tetapi Loudres tidak menyukai penataan letaknya yang
menurutnya tidak sesuai.
Ruang Kerja Benat |
Pekerjaan
Benat sebagai penggerak eskavator membuatnya lebih sering menghabiskan waktu di
ketinggian dalam kabin kecil eskavator ditemani oleh binocular kecil. Melalui binocular
itu, sesekali Benat melihat Anne, teman kerjanya berjalan jalan di bawah
bersama metal detector—untuk mencari
kalungnya yang hilang. Melalui binocular
itu pula, Benat sesekali melihat sekumpulan domba di bukit-bukit.
Benat melihat Anne yang sedang mencari kalungnya |
Benat
yang seorang lelaki penyayang, baik kepada ibunya maupun istrinya mengalami
kecelakaan pada suatu hari hujan di jalanan yang menikung. Jenazahnya tidak
langsung dimakamkan, karena berdasarkan keinginannya sendiri, Benat
menyumbangkan jenazahnya untuk penelitian pada Fakultas Kedokteran Universitas.
Hal ini membuat keluarganya terpukul karena baru bisa mendapatkan jenazah Benat
pada 5 tahun kemudian.
Loudres dengan Benat saat makan malam |
Loudres,
sang istri tentu saja yang merasa paling sedih. Dia mengemasi semua
barang-barang Benat dan membuang bunga-bunga cantik yang ditanam Benat di
beranda rumah. Dia juga meninggalkan rumah bersama anaknya, Mikel. Tere, sang
ibu mertua sudah mencoba membujuknya namun tak berhasil. Karena pada dasarnya,
mereka berdua tidak pernah satu visi.
Tere (Ibu Benat/Mertua Loudres) yang sedang dibujuk anaknya untuk berbaikan dengan Loudres |
Selain
barang-barang Benat yang berada di rumah, barang lain miiknya yang masih
tertinggal di kabin eskavator juga dikemasi oleh teman-temannya. Diantara barang-barang
tersebut terselip sebuah kalung bertuliskan “Anne.” Di sisi lain, setelah
kematian Benat kiriman bunga misterius untuk Anne sudah tidak datang lagi.
Flowers for Benat
Jenazah
Benat yang tidak dimakamkan membuat orang-orang tersayangnya meletakkan bunga
di papan tikungan jalan tempat Benat meregang nyawa untuk terakhir kalinya. Tere
sering melakukannya selama 3 tahun terakhir dan menemukan bunga lain yang
terikat di sana, tanpa pengirim maupun pesan. Bunga itu juga selalu segar dan
tahan lama.
Tere berpikir
bahwa mungkin saja bunga itu berasal dari mantan menantunya, Loudres. Tetapi,
Loudres yang pada suatu hari bertemu dengan suami dari kakak perempuan Benat
mengaku tidak pernah meletakkan bunga di tempat kematian Benat. Tere semakin
penasaran dan akhirnya menuliskan nomornya di sebuah note dalam bunga tersebut agar si pengirim dapat menghubunginya.
Ternyata
Tere tidak sendiri, Loudres juga penasaran dengan siapa yang meletakkan bunga
segar dan menggantinya ketika sudah layu di tempat kematian suaminya. Hal itu
membuat Loudres mengambil cuti dari pekerjaannya dan menunggu beberapa meter
dari tempat kematian suaminya selama seharian untuk menjawab rasa penasarannya.
Anne yang sedang meletakkan bunga |
Seorang
wanita turun dari mobil dengan sebuah bouqet
bunga di tangannya. Dengan lihai dia mengganti bunga yang layu dengan bunga
segar di tangannya dan kembali masuk ke dalam mobil. Dari jauh Loudres menagamati dan menerka sendiri siapa
wanita yang nampak lihai melakukan hal tersebut.
Pada kesempatan
lain, Loudres akhirnya memberi tumpangan pada wanita itu ke tempat Benat
mengalami kecelakaan. Seperti biasa, wanita itu mengganti bunga yang layu dengan
bunga segar yang dia bawa. Setelah berselang agak lama, Loudres membuka
percakapan. Wanita itu tidak mengetahui bahwa Loudres adalah mantan suami
Benat. Wanita itu bercerita bahwa orang yang dia kirimi bunga adalah teman
kerjanya yang dia tidak kenal, meski kerap mengiriminya bunga setiap hari
Kamis. Wanita itu juga baru menyadarinya ketika Benat telah meninggal dan kiriman
bunga misterius untuknya tak lagi datang. Ya, wanita itu adalah Anne. Kalung
pemberian suaminya yang bertuliskan namanya juga ditemukan di kabin eskavator
tempat Benat bekerja.
Bunga Misterius untu Anne |
Loudres
mendengarkan cerita Anne sambil terus menyimpan identitasnya. Di part ini tampak jelas Loudres menyetir
pemikiran Anne untuk tidak meyangka bahwa bunga yang didapatnya setiap Kamis
berasal dari Benat. Pematahan argument yang dilakukan Loudres justru membuat
penonton terpingkal konyol. Sementara Anne merasa aneh dengan cecaran Loudres
yang merupakan orang asing di matanya. Percakapn mereka berakhir ketika Loudres
tidak sengaja menabrak domba di tengah jalan. Kesempatan ini digunakan Anne
untuk kabur dari Loudres.
Loudres dan Anne sama-sama mengamaati domba yang tertabrak |
Dua
tahun berselang, Loudres mendapatkan telpon dari Fakultas Kedokteran yang
menyatakan abu Benat sudah dapat diambil. Loudres menjemput abu Benat tetapi
tidak langsung membawanya pulang. Dia membawanya ke rumah Tere, berharap dia
mau menyimpan abu anak laki-laki kesayangannya. Tetapi, betapa kagetnya Loudres
ketika sampai di sana, dia justru menemukan Tere dalam keadaan hilang ingatan
karena sudah tua (re : pikun).
Akhirnya
Loudres membawa abu Benat ke rumah Anne. Berharap Anne mau menyimpan abu lelaki
yang dianggap Anne pernah menajdi penggmear rahasianya. Namun, Anne justru
berpikir bahwa mungkin saja saat itu memang bukan Benat yang mengiriminya bunga
dan dia juga sudah berhenti meletakkan bunga di tikungan jalan tempat Benat
mengalami kecelakaan.
Loudres dengan abu suaminya di hadapannya |
Pada
akhirnya, Loudres adalah wanita yang hingga terakhir meletakkan bunga untuk
suaminya di tikungan jalan dan menyimpan abunya.
Film ini
cukup membosankan pada 30 menit pertama hingga bunga kiriman misterius untuk Anne
berganti warna di meja kantornya, saya merasa ditarik hanyut ke dalam cerita. Film
ini memenangkan Signis Award pada San Sebastian Film Festival 2014 dan Cine Latino
Award pada Palm Springs International Film Festival 2015
Film ini
memang masih menyiskan teka teki, apakah benar Benat yang mengirinkan bunga
setiap Kamis untuk Anne. Yang menjadi pertanyaan lain bagi saya adalah apa keteraitan
domba dengan Benat. Pasalnya setelah mobil Benat mengalami kecelakaan, seekor
domba berada di sana. Dan saat dalam perjalanan Anne bersama Loudres, seekor
domba tidak sengaja tertabrak padahal mereka sedang di jalan raya.
Film
berdurasi 99 menit ini bagi saya ingin menyampaikan ketulusan cinta Loudres
pada Benat. Meski telah mengubur semua tentang suaminya selama 3 tahun setelah
kematiannya, toh dia masih tetap peduli ketika mengetahui bahwa ada wanita lain
yang rajin meletakkan bunga di tempat kematian suaminya selama 3 tahun lamanya.
Favourte
part saya adalah saat Loudres mencoba menjelaskan kepada Tere bahwa dia
meyakini Anne tidak punya hubungan special dengan suaminya. Saat itu Tere
berkata, “You think what do you want and we’ll do the same.”
Pemutaran
Flowers di IFI merupakan yang terakhir. Tetapi, pagelaran Europe On Screen ini akan berlangsung hingga 8 Mei. Kamu bisa cek
jadwalnya di http://europeonscreen.org/schedule/ dan memilih film dan venue sesuai keinginanmu. Kalau
ternyata, nggak sempat kita doakan sjaa Europe On Screen akan kembali tahun
depan. Karena biasanya sih begitu.
Terima
kasih sudah membaca sampai akhir.
0 comments:
Post a Comment