Hari ini Senin.
Tepat kusadari saat senja mula menampakkan dirinya. Lelah tidak sedang
menggelayut menutup Senin. Padahal 3 bulan terakhir, Senin adalah puncak
sekaligus awal dari lelah yang berselimut.
Bergelut macet,
menyeka keringat, menghela nafas hingga menahan dahaga adalah warna Senin di
waktu senja.
Kini aku
terduduk manis di sini. Di tempat favoritku mengajak tinta menari pada kertas
putih. Dengan rasa syukur tanpa lelah yang berselimut atau menggelayut. Ini
Seninku di waktu senja yang pernah kumiliki lalu kehilangan kemudian kembali.
Namun entah, jika ia harus kembali pergi pada suatu waktu. Karena Senin senja
juga titipanNya, yang mampu pergi dan kembali atas kehendakNya.
0 comments:
Post a Comment