Januari hampir saja usai, tapi belum ada 1 postinganpun yang menghias blog saya ini. Dan entah kenapa,
tiba-tiba malam ini gatal untuk membuat postingan atas peristiwa yang sudah
lewat terlalu lama. Momment Hellofest 9 di November 2013.
Kenapa saya tertarik untuk cerita soal ini ? Jawabannya sederhana. Ada seorang
teman yang tiba-tiba mengingatkan tentang kejadian ini dan setelah saya check di diary, ternyata saya tidak menuliskannya di sana. Tapi, saya ingat
dengan jelas bagaimana peristiwa itu berlangsung.
Sabtu, 9 November 2013. Pelaksanaan
Hellofest 9 hari pertama.
Hellofest adalah event pop culture
tergokil seantero Indonesia. Berawal dari hanya sebuah perayaan kelulusan murid-muridnya
di hellomotion, hellofest jadi ajang
unjuk gigi anak muda kreatif, baik dari soal short movie, costplay,
bazzar kreatif maupun kuliner. Saya kenal event
ini pada Februari 2012 dengan kumpulan short movienya yang keren dan nyentil. Karena
itulah, Hellofest 2013 adalah hellofest yang sangat saya tunggu sejak kalender
2013 itu dibuka.
Hal itulah yang melatarbelakangi bagaimana ngototnya saya ingin ke Hellofest dan mencoba membujuk teman-teman
(yang susah banget diajak menginjakkan kakinya di Jakarta) saya untuk datang ke
Hellofest. Yang paling utama tentu saja nonton short movienya—yang tayangnya jam 8 malam.
Well, dengan usaha bujuk
membujuk, finally saya, Faisal, Mumu,
Wanda, dan Rizky pergi ke Hellofest 9 yang berlokasi di Taman Krida Loka,
Senayan. Di sana kita janjian sama teman lain, yaitu Bonita, Icha, Rahma, Eva
dan Hadi. Mumu yang saat itu sedang sakit nekat ikutan dengan alasan mau foto
bareng Hatsune Miku. Tetapi, karena kita datangnya sore, costplay tentu saja sudah berakhir dan Mumu gagal bertemu Hatsune Miku
sementara saya, Faisal dan Bonita sibuk keliling dan foto-foto asyik.
Nggak tahu ini siapa cuma suka dengan rambutnya makanya minta foto |
Kompilasi HelloFest9 by @faifau |
Karena tujuan utama adalah nonton short movie, maka setelah puas
muter-muter kita memutuskan untuk mencari spot
terbaik saat nonton nanti. Lumayan seru karena pemutaran short movienya di Kolam Renang. Tetapi, sungguh sangat disayangkan
acara ini berlangsung mundur beberapa jam dari yang dijadwalkan. Pemutaran baru
mulai jam 8 lewat (lupa) dan akhirnya kita nggak nonton sampai tuntas.
Setelah dapat spot terbaik, narsis dulu . (saya, Bonita, Mumu, Wanda) photo from IG @bonputri |
Mengingat ada salah satu teman yang nggak fit dan khawatir ada teman yang nggak dapet bis maka kita pulang di
tengah pemutaran film. Saya, Faisal, Mumu, Wanda dan Rizky pulang bareng karena
searah. Mengingat (lagi) Mumu lagi nggak enak badan, maka saya memilih nebeng sama Faisal. So, Mumu jadi single player
bawa motor dan dia berada di barisan motor paling akhir dari 3 motor yang ada.
Karena berada di barisan paling akhir, saya jadi harus sering memantau
alias nengok ke belakang untuk
memastikan kalau Mumu tetap berada dalam keadaan yang baik (baca : nggak
tiba-tiba pingsan di jalan). Hingga pada suatu pertigaan di Pasar Kebayoran
peristiwa itu terjadi.
Mumu yang seharusnya mengambil jalan lurus justru belok ke kiri. Saya panik
dan langsung bilang sama Ical kalau Mumu salah jalan. Ical ketularan panic dan
kita memutuskan untuk putar balik. Sementara Wanda dan Rizky sudah berada di
paling depan dan entah dimana keberadannya. Well,
nggak mau si Mumu nanti tambah jauh
nyasarnya, finally kita putar balik
dan mengikuti arah nyasarnya Mumu
untuk menarik Mumu kembali ke jalan yang lurus.
Meski udah hampir jam 11 malam (atau mungkin lewat ya. Lupa) suasana
pasar masih hingar bingar dan macet. Mumu yang kala itu ber-bebek-an Mio Hijau
dan jaket biru tetap saja sulit ditemui. Saya dan Ical panik bukan main. Kepanikan
kami semakin lengkap saat sirine
kereta berbunyi. Hal itu menandakan bakalan ada kereta lewat dan jalan kami
terhenti. Bagaimana kalau si Mumu ternyata udah lewat dari palang pintu kereta
dan semakin nyasar entah kemana.
Semua hipotesa dan kekhwatiran yang semacam itulah yang sama-sama menari
di atas kepala saya dan juga Faisal. Hingga akhirnya, kita menemukan sosok Mumu
bersama bebek Hijaunya menunggu kereta yang sedang lewat. Jarak kami dengan
Mumu cukup terpaut beberapa motor dan angkot. Kami terjebak di sebelah angkot,
tepatnya di pintu masuk penumpang. Di situlah, Faisal dengan semangat 45
memanggil-manggil nama Mumu, tapi sayang sekali dan dua kali panggilan tak
berarti di telinganya Mumu.
Mumu sungguh berada di jalan yang salah hingga Faisal berdiri dari jok
motornya dan sekuat tenaga memanggil “Mu…Mu…Mumu....” dalam jumlah yang tak
terhingga. Syukurlah, Mumu akhirnya nengok
dan seenaknya memutar arah. FYI, saat itu Cuma ada satu arah dan Mumu dengan
santainya berbalik arah dan melawan arus. Sementara saya dan Faisal ? Kami
masih terjebak di tengah kemacetan dan tidak bisa memutar.
Well, that’s what friends are for.
Quotesnya nggak tepat ya ?
PS :
1. Kalau kamu
nanya bagaimana endingnya saya dan Faisal, maka jawabannya allhamdulillah bisa
muter dan ikut melawan arus. Kita bertiga kembali dengan selamat dan disambut
wajah bingung dan sebal Wanda dan Rizky yang nungguin lama banget.
2. Kalau kamu
nanya, apakah saya ikut memanggil-manggil Mumu, maka jawabannya adalah tidak. Saya
nggak mampu lagi memanggil Mumu karena sibuk menahan perasaan campur aduk. Antara
lucu, malu, bingung dan khawatir.
3. Kalau kamu
tanya, kenapa hal ini sampai saya posting
seriously jawabannya adalah ini part
yang tak terlupakan dari proses nyasar
dan penyelamatan teman.
*Postingan ini
sama sekali tidak bermaksud untuk memperburuk citra seseorang. Cuma buat
diinget aja
0 comments:
Post a Comment