Hello readers !
Ini
postingan di sela-sela waktu yang benar-benar hectic. Semester 6 sudah dimulai dan rasanya akan menjadi
semester ‘terpanas’ selama menjadi
mahasiswa. Terdengar seperti nggak mau kalah dengan tahun 2014—yang akan panas
dengan perebutan kursi orang no.1 di Indonesia. Tapi, kenyataannya memang
demikian. Terbukti dengan posting di bulan Maret yang sangat sepi saking nggak
sempet nulis atau sekedar posting. Crowded
sekali readers
And
this is..postingan di curi-curi waktu santai karena besok bisa berakhir pekan
di rumah (meski dengan segala tumpukan tugas ini itu). Postingan ini santai aja
sih. Tentang saya belakangan ini.
Ada
yang bilang kalau berjalan kaki bisa meredam penyakit lupa. Artinya kalau sudah
sering jalan kaki seharusnya punya ingatan yang lebih baik daripada orang yang
jarang jalan kaki, bukankah begitu ?
Orang
yang sering dengan tidak sengaja meninggalkan barang pribadinya bisa
dikategorikan sebagai orang yang pelupa. Karena dia meninggalkan barangnya
begitu saja, entah karena sedang dipinjam oleh orang lain. Atau juga diletakkan
di tempat yang ia sendiri lupa. Intinya, orang itu lupa bukan ?
Nah
kalau dikaitkan. Saya adalah orang yang berada dalam 2 kondisi di atas.
Akhir-akhir ini hampir setiap hari saya selalu saja ketinggalan benda-benda
tertentu. Awalnya, pada akhir Februari lalu. Saya ketinggalan sertifikat yang
jelas-jelas saya letakkan di atas meja. Kemudian saya duduk di hadapan meja itu
hampir selama 2 jam.
Peristiwa
ketinggalan benda-benda tertentu kembali terjadi beberapa hari ini. Kamis lalu,
botol minum saya ketinggalan di sebuah toko alat tulis di Ciputat. Kenapa bisa
? Karena saya meletakkannya di atas etalase, saat ingin memasukkan isi binder
yang saya beli ke dalam tas. Karena namanya lupa, maka saya baru ingat ketika
turun dari angkot dan sampai di kampus kalau ada yang kurang dari genggaman
tangan saya…Tupperware pink. Gawat aja kalau sampai hilang, karena sebelumnya
saya sudah pernah menghilangkan botol sejenis dengan cerita yang sama hanya
beda lokasi.
Hari
Senin, ponsel saya hampir tertinggal di Sekret KOPMA saat sedang dinutrisi
(baca : diharge) . Beruntungnya baru sekitar 10-20 langkah saya mengingatnya.
Hari Selasa, giliran tempat pensil saya yang tertinggal di kursi paska mata
kuliah internal audit. Beruntung, ada
seorang teman yang membawakan. Hari Rabu, lem dan gunting saya ketinggalan.
Kali ini di Lab.Pojok Bursa. Masih di hari yang sama, kalkulator saya juga
tertinggal di KOPMA karena sedang dipinjam teman lalu saya lupa dan baru
mengingatnya ketika berada di angkot dalam perjalanan pulang. Hari Kamis…tidak
ada cerita ketinggalan karena saya terserang demam tinggi sehingga tidak masuk
kuliah. Hari ini a.k.a hari Jumat a.k.a hari dimana saya menulis postingan,
giliran flashdisk saya yang
tertinggal. Ironisnya, saya baru saja mendonlot berbagai jurnal dan artikel
untuk beberapa tugas. Rencananya mau dipelajari di akhir pekan, tapi realita
berkata lain.
Pembelaan
saya dari berbagai peristiwa ketinggalan benda-benda itu adalah saya setiap
hari berjalan selama 5-10 menit dari gerbang kampus menuju fakultas. 5 hari
dalam 7 hari. It means saya sudah
berjalan selama 25-50 menit dalam seminggu. Ditambah dengan aktivitas jalan
lainnya sekitar 30 menit, maka dalam seminggu saya telah berjalan 55 menit
hingga 1 jam 20 menit dalam seminggu. Ya, rasanya itu sangat kurang. Maka dari
itukah, saya terserang penyakit lupa ini ?
Tapi,
saya selalu tepat untuk mengetahui dimana benda itu ketinggalan dan..saya masih
cukup bersyukur karena semua benda yang tertinggal itu kembali lagi ke tangan
saya pada hari selanjutnya. Selain kurang jalan, mungkin faktor lain penyebab
ketinggalan benda-benda pribadi itu adalah sudah sangat jarangnya saya menulis.
Biasanya
kalau nggak nulis postingan blog, paling nggak laporan ke buku harian tentang
aktivitas seharian itu. Tapi, beneran deh semester ini bakalan jadi the hottest
semestaaah karena banyak banget hal yang perlu diurusi dan semunya menyita
waktu dan tenaga. So, udah cakep banget kalau mau nulis.
So sorry readers
At least dari semua benda-benda yang
ketinggalan, saya sangat bersyukur karena yangketinggalan bukan tugas kuliah
karena kalau sampai iya. Wah itu lebih parah. Hihiii.
Oke
jadi semoga postingan singkat dan terkesan curhat ini bisa menjadi pelipur lara
dan obat penyakit lupa bagi saya.
Terima
kasih atas waktunya
0 comments:
Post a Comment