Jadi
ceritanya, saya memang ingin mengusulkan kepada salah satu TV swasta memutar
kembali Film yang membangkitkan perfilman Indonesia. Mengapa? Karena saya
begitu menyukai film tersebut, tetapi sudah lama tidak menontonnya.
Kemudian,
teman saya (Bonita) membertiahukan bahwa di salah satu computer di PasMod
(Pasar Modal) menyimpan softcopynya. Finally, setelah siangnya ngopi via flashdisk,
malamnya saya langsung menonton. Padahal sudah jam 23.30 dan besoknya ada
kuliah pagi. Tapi gimana ya, excited
banget sama film itu.
Jadi, film
apakah itu? Film tahun 2002 itu besutan Rudi Sujarwo itu berjudul Ada Apa dengan Cinta ? (AADC). Sudah
nggak asing lagi. Saat baru pertama keluar di bioskop, saya masih duduk dikelas
4 SD. Tetapi, saya masih ingat betul kalau kami (saya dan 5 teman lainnya) suka
menirukan alias sok-sokan bergaya ala Cinta
and the genk. Ada yang berperan jadi Maura, Alya, Carmen, Milly, Cinta dan
tidak ketinggalan Mamet. Tapi, tidak ada yang berperan sebagai Rangga. Mungkin
karena sosok itu ketinggian. Hehe
Baiklah, saya
ingat betul kalau Bonita sempat bertanya “Kenapa ya AADC menjadi film yang
menandai kebangkitan perfilman Indonesia? Bukannya isinya cuma ya….” Oke itu
titik-titiknya Cuma bisa dijelaskan denga ekspresi wajahnya Bonita.
Setelah saya
pikir kembali, memang sih isinya bisa dibilang simple. Mengisahkan tentang kehidupan sekelompok remaja di masa
SMA. Kalau dilihat kembali dari zaman sekarang kisah seperti itu bisa dibilang
memang klise, tetapi belum tentu klise di zaman itu. Artinya, di zaman itu
alias saat di awal abad millennium belum banyak yang mengangkat kisah kehidupan
anak SMA. Ya, mungkin seperti itu. Saya juga tidak tahu persis, karena saat itu
masih berseragam merah putih. Dan anak kecil zaman dulu memang masih polos.
Tidak seperti anak kecil sekarang yang sudah kenal berbagai hal berbau dewasa.
Well, review saya adalah ini merupakan drama romantic Indonesia yang dialognya
saya-kamu, bukan aku-kamu seperti kebanyakan. Film ini dialognya sastra banget,
khususnya dialog antara Cinta dan Rangga. Selain itu banyak puisi keren yang
diselipkan. Film tentang persahabatan ini memang penuh kejujuran dan seperti
terjadi kebanyakan di dalam kehidupan.
Contohnya
adalah saat Alya menelpon Cinta. Awalnya Alya berniat ingin curhat, tetapi
sebelum itu, dia ingin mengetahui apakah kondisi Cinta sudah baik atau masih bad mood karena Rangga. Lalu? Cinta
masih kesal dengan Rangga, alhasil justru Cinta yang menumpahkan kekesalannya.
Sementara Alya mengurungkan niat untuk curhat.
Part di atas itu adalah part yang pernah saya alami, tetapi dulu. Ingat sekali, kadang
kalau sedang ingin mencurhatkan sesuatu ke teman pasti melihat mood si teman itu terlebih dahulu. Kalau
sedang sedih, sementara curhatan saya tentang kebahagiaan, maka saya
mengurungkan niat untuk curhat. Atau juga jika teman saya sedang bahagia ,
sementara curhatan saya isinya menyedihkan maka saya tidak ingin merusak
kebahgiaan teman saya dan tidak jadi curhat.
Aneh ya tapi
itu yang saya alami saat SMP.
Pilihan Cinta
untuk mengorbankan perasaannya ke Rangga demi tetap bersama sahabat-sahabatnya
juga merupakan hal yang sering terjadi. Apalagi kalau sekiranya si cowok
gebetan itu dianggap minus di mata sahabat. Pasti kita akan lebih memilih
menyembunyikan perasaan kita dari sahabat. Tetapi, kalau nekat sih bisa aja backstreet.
Hehe
Atau juga malu
ngaku karena sebelumnya musuh bebuyutan tuh cowok eh malah naksir. Apa kata
sahabat hayoo? Pasti malu dan akhir-akhirnya memilih menyembunyikan perasaan
itu dari sahabat atau balik lagi dengan pilihan backstreet.
Tapi apapun
itu, AADC memang seperti kejadian nyata kok. Sahabat tidak akan mengatur kita
untuk berpacaran dengan siapa, mereka juga tidak akan meninggalkan kita jika
terpuruk karena cinta. Sahabat yang baik selalu ada dan memberi support.
Sama halnya
dengan Cinta yang akhirnya ngaku kalau menyimpan perasaan pada Rangga.
Sahabatnya nggak ada yang langsung kabur dan meninggalkan dia tuh buktinya.
Mereka justru mengantarkan Cinta ke bandara untuk terakhir kalinya bertemu
Rangga dan menyampaikan perasaannya.
Part selanjutnya yang memang bikin galau
dan sering terjadi adalah jadwal kencan yang bentrokan dengan peristiwa tak
terduga soal sahabat. Seperti Cinta yang udah siap ngedate bareng Rangga, tetapi kemudian Alya telpon dan butuh banget
ketemu. Akhirnya Cinta lebih memilih jalan sama Rangga dan terpaksa membohongi
Alya dengan alibi pergi ke dokter. Rasanya, banyak manusia yang melakukan hal
di atas.
Jadi, kalau
ditanyakan mengapa film ini yang menjadi kebangkitan perfilman Indonesia. Maka jawaban
saya mungkin adalah karena film ini jujur mengungkapkan bagaimana peristiwa
kecil yang banyak dirasakan banyak orang.
Ohiya, ada
dialog yang diucapkan Limbong (Pedagan buku di Kwitang) yang saya suka,
bunyinya “Berawal dari buku, berlanjut ke malam Minggu.” Dialognya simple,
diucapkan karena Rangga pertama kali mengajak seorang cewek (Cinta) ke Kwitang,
karena Cintalah yang menemukan buku Aku.
Baiklah,
sekian review saya yang kurang mendalam ini. Yakin banget deh kalau 80% dari readers sudah menonton film ini.
Terima kasih
untuk Nicholas Saputra yang selalu mebuat saya meleleh.
2 comments:
hehehe... aku ketawa... emang ekspresi aku gimana pas nanya pertanyaan itu ?
tapi kalo dipikir2 iya juga ya, kalo liat dari zaman sekarang emang film nya certinya simple n biasa aja, tapi kalo diliat dari waktu film itu ada emang menarik n bagus.
tapi sayangnya aku baru nonton film itu tahun 2013, haha... ketinggalan bgt ! jadi pas pertama kali nonton aku langsung bandingin sama film2 lain yg latar waktunya tahun sekarang.
dan yg paling baru aku tau si... ternyata kalimat "pecahkan saja gelasnya biar ramai"
aku baru tau, kalo itu dari film AADC, selama ini kalo denger ada orang komen kaya gitu aku bingung asal kalimat itu dari mana. ternyata oh ternyata... haha... dasar aku nya yg ketinggalan, ckckck.
hehehe... aku ketawa... emang ekspresi aku gimana pas nanya pertanyaan itu ?
tapi kalo dipikir2 iya juga ya, kalo liat dari zaman sekarang emang film nya certinya simple n biasa aja, tapi kalo diliat dari waktu film itu ada emang menarik n bagus.
tapi sayangnya aku baru nonton film itu tahun 2013, haha... ketinggalan bgt ! jadi pas pertama kali nonton aku langsung bandingin sama film2 lain yg latar waktunya tahun sekarang.
dan yg paling baru aku tau si... ternyata kalimat "pecahkan saja gelasnya biar ramai"
aku baru tau, kalo itu dari film AADC, selama ini kalo denger ada orang komen kaya gitu aku bingung asal kalimat itu dari mana. ternyata oh ternyata... haha... dasar aku nya yg ketinggalan, ckckck.
Post a Comment