Yuhuuu
Finally, gue mengajak tangan dan
kaki gue menyalakan komputer tua dan berniat untuk membuat postingan ini.
Lagunya Coldplay – Yellow
menemani gue buat postingan awal ini.
*tarik nafas
Lama bangeet kayanya nggak ngisi
label daily atau lama banget gue nggak blogging.
Kali ini, apa yang akan menjadi
alibi? Entahlah gue lebih sering berkicau di twitter dan males buka komputer
untuk sekedar share something.
Lagipula, something has been missed for shared. hahaha
Lalu, kenapa dan apa yang
akan gue share sekarang?
Jawabnya : Entahlah (Lagi)
Mungkin hanya ingin berbicara
lewat kata, untu lebih tidak menggalaukan apa yang baru saja gue temukan pada timeline(TL) seseorang.
Gue baru saja stalking TL seseorang. Nggak tahu ya
kenapa, pengen aja. Udah lama juga nggak tahu kabarnya. And then…saking keponya mungkin ya, gue menjelajah TLnya dari hari
ini hingga seminggu yang lalu.
And then, what ? gue kena batunya….ada barisan tweet yang menohok gue. Mengajak gue untuk percaya diri, untuk
Ge-er seketika, untuk meneriakkan dalam hati “itu tweet buat guee”, untuk
mengajak hati gue akhirnya….galau. arghh Ralat …cuma inget dia aja sih.
*tarik nafas (lagi)
Tapi gue sadar, tweet itu buat gue atau bukan, nggak
akan ada bedanya. ‘Toh tweet itu
nggak bisa mengajak kita kembali ke waktu itu, nggak bisa mengubah apa yang
terjadi hari ini atau memperbaiki sesuatu—yang apakah memang harus diperbaiki.
Jadi, postingan ini memang
sedikit nggak jelas. Gue sendiri juga bingung maksud gue apa ingin nulis
seperti ini.
Oke skip*
Panasnya ekstrem banget, nggak
cocok untuk suasana galau. Hehe
Saat gue menulis postingan ini,
waktu sedang berpacu menuju Lebaran dalam 5 hari lagi (Insya Allah). Ramadhan
kali ini rasanya kosong, tapi cepat sekali akan berlalu. Rasanya baru kemarin
Pemerintah sidang itsbat untuk menentukan awal puasa, tetapi kurang dalam
seminggu 1 Syawal sudah menanti.
Pemandangan yang sering terjadi
di akhir Ramadhan itu apalagi kalau bukan berburu baju baru dan mudik season. Budaya itu rasanya mengikat
masyarakat Indonesia
lebih kuat dibandingkan makna dari Ramadhan itu sendiri.
Ramenya Mall ataupun pasar
berbanding terbalik dengan suasana Masjid-masjid dan Musholla yang justru sepi
di akhir-akhir Ramadhan.
Yaa mungkin, pemandangan Masjid
dan Musolla itu nggak merata di tempat lain, tapi itulah yang terjadi di
Musholla deket rumah gue.
Shalat Tarawih di malam ke-25
hanya dihadiri 5 orang akhwat. Ckckck. Ikhwan nya juga nggak banyak. Hanya satu
saf. Sedih sekali rasanya.
Pemandangannya sangat berbeda
dibandingkan dengan malam pertama Shalat Tarawih yang penuh sesak sampai sulit
untuk khusyuk rasanya.
Anyway, Ramadhan ini digalaukan
juga dengan KRS (Kartu Rencana Studi).
Sekarang setiap matkulnya
benar-benar ‘menyesakkan’. Kuotanya juga sungguh menyikasa, jadi kita harus berebut
kelas. Hem jadi inget berebut bangku di Jaman
Sd setiap tahun ajaran baru
*curcol. Belum lagi dengan penawaran mata kuliah yang munculnya tidak
sekaligus.
Well, readers thank youu sudah
menyempatkan waktunya untuk membaca postingan gue yang abstrak ini—nggak focus
mau membicarakan apa. Ini itu dituturkan dengan maksud yang…yaah biar maksud
dari postingan gue kali ini kalian artikan masing-masing saja.
Happy Ied Mubarak
0 comments:
Post a Comment